Tidak semua anak punya kesempatan mendapat pendidikan dan masa kecil yang layak. Saat pemerintah sibuk mengubah kebijakan pendidikan, masih banyak anak di negeri ini yang cuma bisa bermimpi tentang masa depan. Beruntung, ada segelintir orang yang tergerak memberikan ilmu walau hanya sebatas mengenal alfabet dan angka. Ya, seperti itulah realitas yang disaksikan Tim Zetizen Tarakan saat berkunjung ke Perkampungan Semeriot.
Rumah Pelangi adalah komunitas yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Komunitas itu lahir dari kepedulian seorang siswi kelas I Mu’allimien (setara SMA) Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung Ghinanti Rhinda Dewi. Gadis yang akrab disapa Ghinan itu mendirikan Rumah Pelangi pada 2012.
Nggak cuma puna alam dan culture yang extravagant, New Zealand juga punya sistem pendidikan yang keren loh. Pelajar New Zealand harus melewati lima jenjang pendidikan sejak balita hingga perguruan tinggi.
Dengan berkembangnya teknologi, metode belajar di sekolah juga semakin maju. Kita dituntut mandiri dengan cara browsing sendiri. Nggak heran kalau akhirnya kita semakin tergantung sama internet. Sedihnya, anggapan “guru nggak boleh kalah canggih dari murid” bikin peran guru bergeser. Kok bisa?