Zetizen-Sampai saat ini, Bad Genius akan menjadi salah satu film Thailand yang layak direkomendasikan. Yap, film garapan sutradara Nattawut Poonpiriya itu berhasil membuat penonton kagum tiga tahun silam, tepatnya Mei 2017. Gimana nggak, Bad Genius menceritakan Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying), salah satu anak jenius di sekolahnya yang membuka jasa sontekan kepada teman-temannya.
Ide yang unik itu terinspirasi dari kisah nyata seorang pelajar yang tertangkap curang dalam ujian SAT dan dikemas dalam setting sekolah untuk versi filmnya. Surprisingly, hal itu membawa Bad Genius dan pemain-pemainnya pada berbagai penghargaan. Salah satunya, Suphannahong National Film Awards ke-27. Film berdurasi 130 menit ini memenangkan 12 kategori.
Kesuksesan film Bad Genius membuat Pat Boonnitipat menggarap versi serialnya. Dia bahkan membuat tiga draf karena ingin penonton baru Bad Genius tetap mendapatkan esensi ceritanya, sedangkan penonton lama memperoleh hal baru. It’s tricky indeed. Thankfully, serial TV Bad Genius disambut hangat sejak perilisan perdananya pada 3 Agustus lalu. Apalagi, pemain-pemainnya sangat populer di kalangan anak muda.
Misalnya, Juné Plearnpichaya Komalarajun yang menjadi Lynn, salah satu siswa paling pintar di sekolah. Dia adalah anggota grup idol BNK48, yakni seperti JKT48 di Indonesia. Bad Genius adalah serial keduanya setelah One Year 365: Wan Ban Chun Ban Tur (2019). Merasa ’’diperas’’ oleh sekolah, Lynn yang berasal dari keluarga menengah akhirnya memberi sontekan ujian dengan imbalan THB 30 ribu per orang. Tujuannya, meringankan beban ayahnya yang harus berutang untuk menyekolahkan Lynn di sana.
Jasa Lynn ini dipakai Pat (Ice Paris Intarakomalyasut) anak orang kaya yang nggak pintar. Dia pun mengajak teman-temannya, Ping (Tonhon Tantivejakul) dari ekskul penyiaran, Third (Junior Panachai Sriariyarungruang) si atlet renang, dan Tong (Nont Sadanont Durongkavarojana) yang suka stalking pacar Pat, yaitu Grace (Sawanya Paisarnpayak). Mereka adalah aktor-aktor muda berkualitas Thailand. Nggak heran kalau di negaranya, Bad Genius The Series banyak diminati.
Lebih seru dari filmnya, di serial ini penonton diajak mengikuti proses Lynn membagikan hasil jawabannya. Lewat gerakan tangan sampai speaker sekolah. Selain itu, karakter-karakter di serial ini cukup berbeda dengan versi filmnya. Kebohongan-kebohongan di antara ketiganya (Lynn, Pat, dan Grace sebagai inisiator jasa sontekan) terus membuat penonton kaget. Karena itu, penonton nggak perlu takut bosan!
Selain itu, kita diajak menelisik diskriminasi sekolah terhadap penerima beasiswa. Misalnya, saat Lynn yang superpintar ingin mendaftar beasiswa ke luar negeri, sang kepala sekolah memintanya mundur karena ingin memberikannya kepada keponakannya. Belum lagi masalah ’’uang sekolah’’ yang seharusnya gratis karena Lynn masuk dengan beasiswa.
Well, yang sudah menonton filmnya nggak usah takut serial Bad Genius menyuguhkan hal yang sama deh. Apalagi, filmnya udah tiga tahun lalu loh! Menonton serialnya terasa seperti nostalgia, tapi tetap membuat kita berdecak kagum dan keheranan. Skill akting para pemainnya pun cukup oke. (c20/rat)