Zetizen-Wifi menjadi sebuah kebutuhan di masa kini. ’’Password wifinya apa?’’ adalah sebuah kalimat yang sering kita dengar di coffee shop. Wifi gratis memang terlihat menggiurkan. Tetapi, apakah kamu pernah sadar bahwa dengan meretas jaringan wifi tersebut, semua kegiatan di smartphone-mu bisa diketahui? Hal itulah yang terjadi dalam Control Z, serial TV asal Meksiko yang diproduksi Lemon Studios untuk Netflix.
Suatu hari, sebuah video tentang gender Isabela (Zión Moreno) yang sebenarnya diputar pada acara pertemuan senior di sekolah. Nggak cuma meretas smartphone Isabela lewat jaringan wifi sekolah, pelaku juga mengancam teman-teman terdekatnya agar mau bekerja sama memutar video tersebut. Karena itu, setelah dipermalukan habis-habisan, Isabela pun menerima tawaran sang hacker untuk balas dendam.
Natalia (Macarena García) yang mengambil smartphone Isabela ternyata suka mencuri, termasuk uang pesta tahunan sekolah. Gerry (Patricio Gallardo) yang memutar videonya ternyata suka menonton video porno dan mem[1]bully salah satu teman di sekolah sampai koma. Pablo (Andres Baida), pacar Isabela, ternyata berselingkuh. Semua rahasia itu dibuka melalui video di akun Instagram sang hacker.
Di tengah keributan itu, ada Sofia (Ana Valeria Becerril), seorang penyendiri yang suka mengobservasi orang-orang di sekitarnya. Dibantu Javier (Michael Ronda), sang murid baru, Sofia pun mencari tahu siapa sebenarnya si pelaku. Rasa kepercayaannya terhadap Javier pun diuji saat Raul (Yankel Stevan) yang merasa cemburu ingin membantu. Bisakah Sofia mencari tahu siapa hacker yang sebenarnya berada di dekatnya itu?
Serial TV karya Carlos Quintanilla ini bisa dibilang seperti Sherlock Holmes versi anak sekolahan di Meksiko. Sofia sebagai Sherlock dan Javier sebagai Watson. Sebagai seorang observer, penonton diajak memahami apa yang terjadi di otak Sofia saat bekerja mencari pelaku. Hal ini membuat Control Z memiliki daya tarik daripada serial TV ala anak sekolah biasanya.
Selain itu, Quintanilla membuat satu episode khusus yang diceritakan lewat sudut pandang pelaku. Yap, nggak ada petunjuk-petunjuk bertebaran di tiap episode yang akan membantu kita menebak siapa pelakunya. Kalaupun ada, hal itu bakal membuat kita kecele. Sayangnya, setelah episode khusus si pelaku itu, jalan ceritanya jadi mudah ditebak. Kisah cinta segitiga antara Sofia, Javier, dan Raul pun kurang greget.
Meski begitu, ending season pertama Control Z bikin penonton kaget. ’’Loh kok malah…’’ Mungkin begitu reaksimu. Tapi ternyata, ending itu dibuat sebagai bridge menuju season kedua. Apakah serial ini layak ditonton? Yes, kalau kamu suka cerita crime dan misteri. Characters development serial ini cukup bagus dan kisah tiap karakter bisa dieksplorasi lebih jauh. Delapan episodenya bisa langsung ditonton sekali jalan kok. Selamat menonton! (c20/rat)
Zetizen-Memerankan Lee Ik-joon dalam Hospital Playlist kembali melambungkan nama Cho Jung-seok. Hospital Playlist menjadi drama ke-10 yang diperankan aktor berusia 39 tahun ini. Tapi, jauh sebelum debutnya dalam layar kaca, Jung-seok sudah lebih dulu dikenal sebagai seorang aktor teater musikal.
Memulai debutnya lewat The Nutcracker, sudah 16 tahun Jung-seok berkarir dalam dunia teater dengan memainkan lebih dari 20 judul pertunjukan. Empat tahun setelah The Nutcracker, karier Jung[1]seok mulai bersinar setelah mendapatkan penghargaan Best New Actor dalam 2008 14th Korea Musical Award lewat musikal Organ in My Hearts.
Namanya semakin melejit berkat Architecture 101, film bergenre romance yang digarap sutradara ternama, Lee Yong-ju. Bahkan, lewat perannya sebagai Nab-ddeuk, Jung-seok berhasil menyabet penghargaan Best New Actor dari tiga penghargaan film bergengsi di Korea Selatan.
Setelahnya, nama Jung-seok selalu mengisi cast list dalam drama dan film di Korea. Bahkan, namanya disebut sebagai salah satu aktor termahal di Korea Selatan dengan bayaran 90 juta won atau sekitar Rp 1,07 miliar per episode.
Meski sukses dalam dunia perfilman dan pertelevisian, Jung-seok tetap mencintai dunia teater yang membesarkan namanya. Dia kembali bermain dalam Hedwig and the Angry Inch (2016) dan Amadeus (2018) hingga membuat teater Korea Selatan kembali dilirik.
Selain itu, Jung-seok diamini banyak orang memiliki suara indah. Nggak heran kalau dia dipercaya mengisi soundtrack dari musikal dan serial drama yang diperankannya. Termasuk dalam Hospital Playlist. Wajar jika banyak yang menyebutnya aktor berbakat dengan berbagai talenta. (c20/fik)