Zetizen.com – Kemarin (5/12) send off ceremony untuk perhelatan Ship Southeast Asian and Japan Youth Program (SSEAYP) ke 43 dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta. Dengan kapal pesiar Ms Nippon Maru, 330 peserta kembali ke jepang setelah selama tiga hari berada di Jakarta.
Ship Southeast Asian and Japan youth program (SSEAYP) merupakan program kerjasama 10 Negara ASEAN dan jepang yang bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin persahabatan, serta meningkatkan kepahaman di antara 11 negara peserta. Dimulai sejak tahun 1974, SSEAYP secara konsisten digelar tiap tahun.
Masing-masing negara mengirimkan 28 hingga 39 peserta sebagai partisipan. Di Indonesia, bukan hal mudah lho untuk menjadi peserta di program yang disponsori jepang ini.
“Untuk seleksi di Indonesia ada beberapa tahapan. Mulai dari seleksi tingkat Kabupaten, Provinsi dan yang terakhir adalah pre departure training (PDT) atau uji akhir apakah peserta layak untuk mewakili Indonesia atau tidak," -Emi Fitri Audina (22), partisipan Indonesia.
Well, Emi bahkan harus gagal dalam tahan seleksi selama dua kali. Dipercobaan ketiganya tahun ini lah Emi berhasil lolos dan mewakili Provinsi Kalimantan Barat. Fyi, selama SSEAYP berlangsung, peserta tidak difasilitasi akses internet loh.
"Tidak ada akses internet dan nggak diperbolehkan, tapi saya senang dan betah banget di program ini. Serasa nggak mau pulang! Haha," seru Emi.
Di dalam kapal para perwakilan setiap negara akan melakukan diskusi (Discussion Group). Aktivitas ini menuntut peserta untuk saling berdiskusi membahas topik yang sedang happening, serta bertukar pikiran untuk mempertajam naluri kritis. Dalam forum tersebut, ada pula aktivitas pertukaran seni budaya (Club Activities), kegiatan pemupukan rasa solidaritas (Solidarity Group), serta pertunjukan seni budaya masing-masing negara (National Day), dan upacara bendera (Flag Hoisting) dengan ciri khas negaranya masing-masing.
Sementara untuk kegiatan di luar kapal, peserta menjalani rangkaian kegiatan untuk mengenal lebih jauh seputar negara yang dikunjunginya. Yap, sebelum Indonesia, peserta SSEAYP mengunjungi Jepang, Singapura, Thailand, dan negara lainnya.
Setiap singgah di satu negara, peserta menetap di rumah orang tua angkat selama 3 hari 2 malam. Meski hanya bersama dalam waktu yang singkat, kedekatan peserta dengan ortu angkat terlihat kuat. Isak tangis bahkan sempat mewarnai pelepasan peserta kemarin.
“Tidak ada kecanggungan dan perbedaan diantara kami, saya anggap anak sendiri. Saya pun sedih ketika mereka meninggalkan kami," ujar Ibu Rivalti, orang tua angkat untuk salah satu peserta dari negara Vietnam dan Jepang.
Send off ceremony diakhiri dengan pelepasan pita warna-warni oleh peserta SSEAYP dari atas kapal. Rombongan SSEAYP akan bertolak kembali ke Tokyo, Jepang. Para peserta diharapkan akan menjadi penggerak perubahan dan memberi kontribusi untuk kemajuan negaranya masing-masing dan Asean-Jepang pasca kegiatan SSEAYP 2016 berakhir.
Editor: Vera Khair