Zetizen.com - Banyak syarat buat kuliah di luar negeri. Yang pasti, syarat itu selalu mencantumkan kemampuan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Tapi masalahnya, tiap universitas maupun beasiswa punya jenis Tes bahasa inggris sendiri. Ada yang memakai TOEFL, IELTS, TOEIC, bahkan ELPT. Jadi, apa sih bedanya masing-masing tes itu?
Ini mungkin jenis tes yang paling mainstream dan paling sering kita temui. Buat yang belum tahu, TOEFL itu kepanjangan dari Test of English as Foreign Language. TOEFL terdiri dari 3 macam tes, yakni listening, reading, dan structure serta speaking. Eh sadar nggak sih, soal cerita dalam tes TOEFL itu biasanya berkisar tentang Amerika. Yap, itu emang disengaja karena TOEFL ini adalah buatan Amerika. Makanya TOEFL pun paling sering digunakan sama universitas-universitas Amerika Serikat, meski seluruh dunia pun menerapkannya.
Ada dua jenis TOEFL yang biasanya diakui di Indonesia, yakni TOEFL iBT (Internet Based Test), PBT (Paper Based Test), dan ITP. Namun, saat ini, jenis TOEFL PBT udah jarang dipakai karena nggak ada pihak yang menyelenggarakannya di Indonesia. Nah, perbedaannya adalah:
Untuk syarat pendaftaran universitas luar negeri, saat ini, kebanyakan kampus menggunakan TOEFL iBT dengan skor 79-120. Hanya ada 16 kota di Indonesia yang jadi penyelenggara tes ini. Eits, yang perlu diperhatikan, jika mendaftar sekarang, tes bakal dilakukan minimal 1 bulan setelahnya dan nggak bisa kurang dari itu. Selain butuh persiapan, umunya, tes hanya digelar 1-2 kali dalam satu bulan jadi kuotanya juga terbatas, guys. Kamu bisa cek di sini.
Bukan berarti nilai tes TOEFL ITP atau PBT nggak bisa dipake. Kamu bisa ambil tes itu buat latihan sebelum ngambil TOEFL iBT dan IELTS. Nilai maksimal TOEFL PBT adalah 677, tapi biasanya untuk berkuliah di luar negeri, standar nilai TOEFL yang dituntut itu minimal 550.
Kalau TOEFL tadi mengarah ke Amerika, IELTS (International English Language Testing System) ini lebih mengarah ke British English, alias bahasa Inggris asli asal Inggris. IELTS terdiri dari 4 macam tes, listening, reading, writing, dan speaking. Rentang IELTS adalah 1-9. Biasanya negara-negara persemakmuran (Inggris, Australia, Selandia Baru, dsb) dan negara Eropa menuntut nilai IELTS minimal 5,5 buat diterima jadi mahasiswanya.
Nah, jadi kalau tujuan kuliahmu adalah negara persemakmuran kayak Inggris dkk, ada baiknya kalau kamu membuktikan diri dengan sertifikat IELTS yang tesnya emang lebih sesuai sama tipe aksen mereka. Biaya untuk tes IELTS sendiri adalah Rp 2.850.000. Karena lumayan mahal, butuh persiapan 1-2 bulan sebelum ngambil tes biar nilainya sesuai standar kampus yang kamu apply. Buat jadwal terdekat tes, bisa dicek di sini, Bro.
Bisa dibilang ELPT (English Language Proficiency Test) ini adalah ‘adiknya’ TOEFL. Secara struktur kedua tes emang mirip banget, hanya saja ELPT ini versi lebih pendeknya. Karena standarnya sedikit di bawah TOEFL, jarang universitas luar negeri mematok ELPT sebagai sertifikat yang diminta. Ini juga karena sistem penilaian ELPT ini sangat berbeda-beda di tiap kampus di Indonesia sekali pun, jadi agak kurang valid buat di angkat ke level internasional. Misalnya ITB yang sistem nilainya 1-170 atau Unair yang nilainya 310-677 kayak TOEFL.
Tapi tetep nggak ada salahnya kamu menjalani tes ELPT, mengingat biasanya malah ELPT lah yang jadi standar kelulusan bagi universitas-universitas di Indonesia.
Nah yang terakhir, ada juga tes namanya TOEIC (Test of English International Communication). Kalau TOEFL dan IELTS tadi lebih serius dan lebih ke grammar yang berat-berat dalam memberi soal, TOEIC ini relatif lebih mudah karena hanya membahas percakapan sehari-hari. Tesnya pun berkisar antara reading, listening, speaking, dan writing. Namun sistem penilaian TOEIC agak beda, yaitu nilai maksimalnya 400.
Sayangnya, TOEIC ini memang agak kurang populer di Indonesia. Pasalnya tes TOEIC ini umumnya dijalankan sama satu perusahaan atau pun universitas tertentu buat ngetes seberapa cakap sih si orang yang bersangkutan buat percakapan standar sehari-hari.
Source: ETS Global, Hot Courses Abroad
Editor: Wika