Are You a Zetizen?
Show Menu

Serunya Belajar Bersepeda dengan Benar bareng Zetizen Solo

Bogiva Mirdyanto Bogiva Mirdyanto 17 May 2017
Serunya Belajar Bersepeda dengan Benar bareng Zetizen Solo

 

Zetizen.com -  Dengan murah dan banyaknya sepeda motor di jaman sekarang, keseruan bersepeda rasanya mulai terlupakan nih. That's why, Jawa Pos radar Solo menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta ngadain pelatihan safety riding bersepeda, Sabtu (13/5). Tempatnya di halaman kantor redaksi Jawa Pos radar Solo.

Ini semua karena budaya bersepeda di kalangan anak muda sudah mulai pudar. Banyak anak SMA, bahkan SMP yang ke sekolah pakai sepeda motor. Ada yang karena rumahnya jauh dan sulit transportasi umum. Tapi tak sedikit juga yang sekadar ingin gaya-gayaan. Ironi!

Padahal dengan gowes ke sekolah, banyak benefit yang akan kalian dapatkan lho. ”Paling utama sehat. Karena badan kita selalu bergerak. Kemudian hemat. Karena nggak pakai bahan bakar seperti motor. Lebih aman juga karena sepeda memiliki kecepatan rendah. Jadi lebih mudah dikendalikan. Punya jalur khusus juga bagi pengendara sepeda,” ujar instruktur dari Dishub Surakarta, Andri Wahyudi.

Tak asal injak pedal, gowes juga ada aturan yang wajib ditaati di jalan. Pertama, pakai helm khusus dan baju warna terang. Istilahnya ride to be seen (harus bisa terlihat oleh pengendara lain). Ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

 

Peserta ditantang melewati berbagai track bersepeda 

 

”Apalagi saat naik sepeda di malam hari. Selain pakai baju yang terang, juga pakai atribut lain yang bisa menyala dalam gelap. Misalnya rompi yang mengandung fosfor. Sehingga pengendara lain bisa melihat kita dengan jelas. Inilah yang disebut ride to be seen,” beber Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Surakarta, Ari Wibowo.

Selain memakai perlengkapan safety, kamu juga harus jaga jarak dengan kendaraan lain. Idealnya sekitar 1,5 meter. sepeda juga tidak didesain memiliki lampu sein. Gantinya, gunakan tangan sebagai tanda saat akan belok.

”Masih banyak orang yang tidak lambaikan tangan kalau mau belok. Padahal ini penting. Karena pengendara lain di belakang perlu tahu ke mana arah kita. Biar nggak kaget juga tiba-tiba belok,” imbuh Ari.

Di akhir sesi pelatihan, member Zetizen solo diajak praktik bersepeda di sirkuit simulasi yang sudah disiapkan. Ini bagian paling serunya. Masing-masing member mencoba langsung naik sepeda, lengkap dengan miniatur rambu-rambu lalu lintas dan segala sesuatu yang sering ditemui di jalan. Seperti jembatan, polisi tidur, tikungan, dan lain sebagainya. (aya/fer)

 

Editor: Bogiva

RELATED ARTICLES

Please read the following article