Zetizen.com – Waktu masuk kuliah semakin dekat nih! Para calon maba mulai worry, bingung membayangkan seperti apa rasanya jadi mahasiswa. Apa mahasiswa harus aktif berorganisasi? Atau malah lebih baik fokus ke akademis aja?
Jangan panik. Sebenarnya, jadi mahasiswa seperti apapun sama baiknya asal tetap positif. Nih, kenali 5 tipe mahasiswa yang biasa ditemui di bangku kuliah. Masing-masing punya plus-minusnya sendiri kok. Pilih dengan bijak ya!
Entah kenapa status mahasiswa sering dilekatkan sama organisasi. Banyak yang beranggapan kalau belum sah jadi mahasiswa kalau belum sibuk berorganisasi. Maka nggak heran kalau di awal kuliah, para maba biasanya terpacu banget buat daftar berbagai macam organisasi. Mulai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), BEM fakultas, sampai BEM universitas, semua dicoba.
Yes, keinginan mahasiswa buat aktif berorganisasi emang bisa dimaklumi. Sebab, ikut organisasi bisa mengajarkan banyak hal. Mulai dari membuat event, mengenal teamwork, sampai memperluas relasi.
Tapi, terlalu sibuk berorganisasi juga punya konsekuensi. Salah satunya adalah hilangnya banyak waktu senggang. Kalau nggak bijak membagi priotitas, masalah akademis bisa ikut keteteran lho.
Di bangku kuliah, tawaran beasiswa exchange (pertukaran pelajar) bakal terbuka lebar. Asal rajin mencari informasi, pasti ada aja tawaran exchange yang bisa diikuti. Oleh karena itu, jangan heran kalau di kampus nanti ada teman yang doyan ikut exchange. Kalau kamu pengen jadi salah satunya, nggak masalah! Tapi, ketahui dulu plus-minus yang mungkin membayangi.
Ikut program exchange adalah pengalaman yang nggak bisa dibeli. Bayangin aja, kamu bisa belajar ke luar negeri dengan biaya murah atau bahkan gratis! Kamu bisa belajar budaya, menambah teman, sampai punya bekal buat curriculum vitae (CV). Tapi, jangan lupa kalau exchange memakan waktu. Ada yang mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Dengan begitu, tentu kamu harus siap molor kuliah.
Mahasiswa memang semangat banget mengeksplor sebanyak mungkin pengalaman. Ditambah sama jam kuliah yang nggak selalu penuh seperti sekolah, keinginan buat nyambi kerja pun kadang muncul. Iya, nggak sedikit lho mahasiswa yang memutuskan kuliah sambil kerja. Daripada menganggur saat nggak ada kelas, nyambi kerja jadi pilihan menarik.
Dengan bekerja, kamu jelas mendapat pengalaman lebih dari teman-teman lain. Kalau teman lain baru kenal dunia kerja dari cerita, kamu justru sudah merasakan sendiri. And of course, kamu bakal punya penghasilan. Lumayan buat jajan atau bayar uang kuliah. Tapi, harus siap juga kehilangan banyak waktu luang. Kalau teman-temanmu bisa main sepulang kuliah, kamu harus siap disibukkan sama tanggung jawab pekerjaan. Pintar-pintar bagi prioritas juga wajib agar kuliahmu nggak dinomorduakan!
Istilah ini pasti udah nggak asing. Iya, beda sama mahasiswa aktivis yang banyak menghabiskan waktu di kampus, mahasiswa "kupu-kupu" justru lebih suka pulang kalau nggak ada kelas. Nggak ada deh istilah nongkrong di sekretariat sampai malam. Tapi, meski nggak aktif di kampus, bukan berarti mahasiswa tipe ini nggak punya sisi positif.
Karena nggak terlalu sibuk sama kegiatan kampus, mahasiswa kupu-kupu punya lebih banyak waktu luang buat mengeksplor hobi dan passion. Yang suka fotografi bisa bebas hunting, yang suka nge-band bisa bebas latihan, dan masih banyak lagi. Yap, kesibukan memang nggak harus dihabiskan di kampus! Asal diisi kegiatan positif, hobi cepat pulang malah bisa dipakai buat mengembangkan hobi lain yang menguntungkan.
Ini nih tipe mahasiswa yang bakal banyak kita temui. And maybe, kamu jadi salah satunya. Mahasiswa tipe ini doyan banget nongkrong dan hangout bareng teman-teman. Entah di cafe, mall, atau sekedar nongkrong berlama-lama di kampus, selalu mereka lakukan selepas kuliah. Well, sekilas sih mungkin terkesan negatif, tapi sebenarnya ada plus-minus sendiri kok.
Mahasiswa "kunang-kunang" secara otomatis punya skill sosialisasi yang oke. Karena sering nongkrong sana-sini, mereka juga punya banyak teman. Dengan skill sosialisasi dan keluwesan bergaul seperti ini, mereka lebih gampang menyesuaikan diri di dunia kerja. Kadang, kemampuan bersosialisasi lah yang lebih dicari beberapa perusahaan. Yah, asalkan nongkrongnya tetap positif dan nggak pemborosan ya!
| Editor: Ratri Anugrah