Zetizen.com - Kabar bahagia buat Indonesia datang dari Bangladesh. Pada 7-10 Desember kemarin, empat pelajar SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo berhasil menyabet gelar Merit Asia Pasific Alliance Award. Kategori tersebut merupakan bagian dari kompetisi Asia Pacific ICT Award 2017 (APICTA Award). Bisa membanggakan nama Indonesia, gimana sih kisah mereka?
Empat siswa berprestasi tersebut adalah Fasa Ghulam Ahmad, Muhammad Fadhel Firnanda, Rangga Rajasa, serta Muhammad Thoriq Trirafi. Untuk menghadapi rival yang datang dari Asia dan Australia, para siswa yang masih duduk di kelas X dan XI itu mengembangkan Android System and Orientation Sense Transportation (Ansont). Alat yang telah diciptakan sejak tahun lalu ini menjadi karya klub robotika Smamda (Sebutan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo) yang bernama Rekayasa Teknologi Smamda SD.
Ansont merupakan kursi roda multifungsi yang dijalankan berdasarkan Android. Mampu mengangkut beban 70-80 kilogram, Ansont juga mampu merekam sensor hingga 15 meter! Jadi, pengguna Ansont tinggal mengendalikan alat itu lewat HP Android yang digerak-gerakkan.
Proses pengerjaan memakan waktu 3-4 minggu. Sedangkan biaya yang dihabiskan berkisar 5-6 juta Rupiah. digunakan untuk membuat Ansont yang dibuat dari driver motor, aki, dinamo, serta kabel penghubung. Sederhana, kan?
“Sebelum berangkat mengikuti APICTA Award, kami mendapatkan golden ticket karena sebelumnya sudah menjadi juara di Universitas Amikom Yogyakarta atau AMICTA,” ujar Muhammad Thariq, salah satu tim.
Dibalik kesederhanaan dalam pembuatan Ansont, ternyata mereka menemukan kendala. “Selain salah satu anggota (Luthfiatul Laily) yang nggak bisa ikut karena persiapan UN, visa kami juga baru selesai H-1 keberangkatan,” kenang Thariq.
Namun yang jelas, semua persiapan Thariq dkk. terbayar lunas sudah. Nggak cuma membanggakan orang tua dan sekolahnya, mereka juga membanggakan Indonesia dalam kancah internasional.Good job, guys!
Editor: Fahri Syadia