Zetizen.com- Siapa di sini yang suka ikutan komunitas? Tergabung dalam komunitas banyak mafaatnya, loh. Selain bagus untuk melatih skill sosialmu, ikut komunitas juga punya dampak yang besar bagi masyarakat. Nah, pada acara puncak Festival kebudayaan 2017 yang berakhir kemarin (21/5), dihadirkan 250 komunitas dan juga organisasi pendidikan. Acara ini berlangsung di Mall Fx Sudirman Jakarta dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Komunitas yang hadir berasal dari beragam bidang, loh. Mulai dari pendidikan, industri kreatif, sampai kemanusiaan. Well, Zetizen punya 4 rekomendasi komunitas yang bisa kamu coba ikut bergabung, nih. Let's check this out!

Booktube Indonesia

Berawal dari hobi yang sama, 4 youtuber Maggie Chen, Dhyn Hanarun, Dazzling Books, dan Redreadinggirl membuat suatu konten di youtube yang berhubungan dengan buku. Fyi, nama booktuber ini sebutan buat pembuat konten buku di YouTube. “Kalau beauty vlogger kan untuk teman-teman yang senang dengan kecantikan. Nah, kalau booktuber ini, buat teman-teman yang seneng sama buku dan berbasis di YouTube,” cetus Tsalitsa Aeni.

Booktuber Indonesia sendiri resmi terbentuk sejak 1 Juni 2016. Tujuan awalnya, untuk membuat generasi muda di Indonesia suka sama buku. "Kami juga ingin bisa meningkatkan ketertarikan anak muda terhadap literasi di Indonesia,” lanjut Humas dari Booktuber Indonesia ini sendiri. Konten yang diangkat pun beragam. Mulai dari me-review buku, bikin challenge, atau bahkan membedah isi literasi buku. Untuk lebih mengakrabkan antar anggota, para booktuber juga sering melakukan collab dengan sesama booktuber lainnya.

Tertarik untuk gabung? Caranya gampang banget kok. Kamu cukup bikin minimal 3 video dengan menambahkan “Booktube Indonesia” pada judul video yang kamu buat. Dan voilaaa, tim dari Booktube Indonesia bakalan meghubungi kamu untuk join di komunitas ini. Asyik ka!

Forum Indonesia Muda

Ngaku anak muda aktif, tapi belum ikut komunitas ini? Duh, sayang banget deh. Yaps, Forum Indonesia Muda (FIM) rasanya bisa menjadi pilihan kamu buat mengasah soft-skill kamu. Sebab, komunitas yang ada di setiap daerah di Indonesia ini bakal melakukan pelatihan kepemimpinan serta brainstorm ide. Para anggotanya pun dibentuk agar memiliki kreativitas yang tinggi. “Selain melatih skill, di FIM ini juga kita bisa memiliki networking yang luas. Tentunya akan mempermudah kita di kemudian hari,” ungkap Fadel Muhammad, pengurus FIM regional Jabodetabek.

Komunitas ini terbukti berpengaruh buat para generasi muda di Indonesia, lho. salah satunya Rifki Hidayat, alumni FIM angkatan 2008, yang sekarang ini berprofesi sebaga Co-Founder dari bisnis startrup, Vestifarm. “Ilmu yang didapat dari FIM, bisa langsung diterapkan untuk membuat gerakan di regionalnya masing-masing yang berpengaruh banyak kepada khalayak umum,” jelas Rifki.

Wah, menarik banget kan? Nggak hanya jaringan luas yang didapat, tapi kamu dibebaskan untuk melakukan kegiatan positif yang berdampak kepada masyarakat banyak. Nah, buat kamu yang mau tahu tentang FIM lebih lanjut, bisa mengunjungi website-nya di forumindonesiamuda.org, ataupun keep in touch melalui instagram di @fimnews.

Asocio Esperanto Indonesia (AEI)

Did you know, ada satu bahasa di dunia yang nggak memiliki negara kepemilikan sendiri? Yaps, adalah Bahasa Espertanto. Bahasa yang dikenal 'bahasa persatuan' ini sama sekali nggak dimiliki suatu negara, namun diakui oleh seluruh dunia termasuk PBB. Fyi, ternyata di Indonesia, bahasa ini udah nggak asing, lho. Sebab, bahasa yang berlatarkan latin Eropa ini udah memiliki komunitas yang luas.

AEI, merupakan wadah dari komunitas bahasa Esperanto di seluruh Indoneisa yang sudah ada sejak tahun 2013. Buat yang masih baru, mungkin kamu akan merasa asing dengan bahasa ini. “Esperanto awalnya hadir berkat L.L. Zamenhof yang menciptakan bahasa ini. Dia ingin ada satu bahasa yang bisa digunakan semua orang di dunia, tanpa harus memandang asal negara orang tersebut,” ungkap Eta Esperantina, pengurus dari AEI.

Menurut Eta, banyak lho keuntungan dalam menggunakan bahasa Esperanto ini, “Karena udah diakuin di seluruh dunia, kalau kamu kesulitan pakai bahasa Inggris, pakai aja bahasa Esperanto, banyak kok yang udah paham sama bahasa ini,” lanjutnya. Buat kamu yang penasaran untuk berkomunikasi dalam bahasa Esperanto, bisa nimbrung di mall Plaza Semanggi atau kunjungi website resmi dari komunitas ini, www.esperanto.or.id. Selain itu bisa juga melalui instagram dan twitter di Esperanto Indonesia.

Lentera Sintas Indonesia

Ada sejak tahun 2011, komunitas yang bergerak di bidang sosial ini mengajak anak muda agar nggak malu bersuara seputar pelecehan dan kekerasan seksual. Nggak jarang, bahasan seksual sering kali dijadikan lelucon di meme di media sosial. Hal ini lah yang menjadi landasan dari Wulan Danoekoesoemo, untuk terus bergerak memperjuangkan hak korban pelecehan dan kekerasan seksual.

Komunitas ini juga mengajak anak muda agar tidak diam, ketika melihat kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekitar. Dengan begitu, keberanian anak muda Indonesia bisa terbentuk. Nggak perlu takut ancaman ataupun terror ketika ingin melaporkan kejadian seksual di sekitar lingkungan. Memiliki slogan #MulaiBicara, Lentera Sintas Indonesia telah mendatangi 78 sekolah di Jakarta. Bahkan lebih dari 15.000 siswa di seluruh Jakarta memperoleh pemahaman apa itu pelecehan dan kekerasan seksual. Mulai hanya dari lelucon anak-anak muda untuk mengangkat rok, panggilan yang kurang sopan, dan puncaknya pemerkosaan.

Nah, untuk itu kamu pun bisa ikut bergabung dalam menyuarakan aspirasi kamu terkait dengan isu seksualitas di instagram Lentera SIntas Indonesia, @lentera_id, twitter @LenteraID, dan juga Facebook di Lentera Sintas Indonesia. Tunggu apa lagi, anak muda berani bicara!

Editor: Fanny Kurniasari