Zetizen.com – Masih belum move on dengan keseruan pentas seni Labsproject 2016 dari anak-anak SMA Labschool Rawamangun Jakarta? Well, acara yang satu ini memang patut diapresiasi, guys. Sebab, tahun ini Labsproject berhasil mendatangkan 5 band besar tanah air. Sebut saja Barasuara, RAN, Burgerkill, NAIF dan Maliq & D’essetials. Ditambah dengan performance seru dari Labs Percussion dan Special Performance Jaghavara Amadevas, bikin acara yang digelar Sabtu (21/5) lalu makin pecah.
Kesuksesan tersebut tentunya nggak dicapai dengan cara yang mudah. Jika penonton hanya memperhatikan “tampilan luar” acara, sesungguhnya para panitia bekerja keras ekstra keras untuk membuat acara berjalan lancar. Fyi, acara sebesar ini dikelola langsung oleh panitia yang semuanya adalah siswa-siswi SMA Labschool Rawamangun Jakarta.
Memasuki venue yakni Istora Senayan, panitia sudah sibuk dengan proses pemeriksaan tiket. Nampak 2 orang kru yang mengenakan t-shirt bertulis “official” menginformasikan ketentuan barang yang dilarang dibawa. Setelah registrasi tiket selesai, penonton akan melewati beberapa titik pemeriksaan berulang. Mulai dari cek barang bawaan penonton, termasuk body check juga dilakukan. Inilah tugas dari guard yang berjumlah 300 orang.
Selain itu, di tiap sudut pintu masuk ataupun pintu keluar, guard nampak berkumpul untuk mengarahkan penonton ke jalur masuk dan keluar venue dengan benar. “Terkadang ada penonton yang ingin masuk melalui jalan yang bukan seharusnya, di sinilah tugas kita untuk bantu mengarahkan. Kalau mereka maksa untuk lewat ya kita harus lebih tegas menegurnya,” ujar Dava Muhammad Faris, salah satu guard dari kelas X.
Koordinasi antara satu divisi dan divisi lain juga nampak jelas, penanggung jawab divisi harus memantau semua yang seharusnya berjalan dengan menggunakan handy talky yang dilengkapi headset. Salah satunya seperti yang dilakukan Vallerian, Penanggung Jawab Divisi Keamanan. “Untuk bisa saling terkoordinasi, puluhan handy talky memang sudah disiapkan,” ucapnya.
Tim Zetizen pun sempat bertemu dengan Penanggung Jawab Divisi Ticketing, Alwinda Husna. Dia nampak begitu sibuk dengan handy talky yang dikenakan untuk mengatur flow penonton masuk. Pemantauan kegiatan penjualan tiket pun jadi hal yang dirasanya paling sulit. “Kita mengawasi bagian penjualan tiket, jadi jangan sampai ada pemalsuan. Meskipun kita tau mana tiket asli dan palsu, namun tetap butuh ketelitian yang jeli,” jelasnya.
Tim pengawas venue dan pengisi acara juga nggak kalah sibuk tuh. Mulai dari mengganti microphone untuk tiap artis, mengatur teknis pergantian artis, hingga menyetel ulang posisi alat musik, semua harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Sedangkan Divisi Dokumentasi, harus sigap mengabadikan performance pengisi acara di panggung.
Selepas acara, Tim Zetizen bertemu dengan ketua panitia acara, Pandu. Ia menjelaskan bahwa kesuksesan ini didapat melalui proses persiapan yang panjang serta keseriusan panitia. “Persiapan mulai bulan Agustus 2015, saat itu mulai oprec tiap divisi, buat proposal, dan berbagai persiapan lain. Jumlah panitia sendiri untuk kelas XI berjumlah 256 orang dan dibantu oleh adik-adik kelas X juga. Jumlah sebanyak itu dibagi lagi menjadi beberapa divisi, diantaranya Human resources, venue, correlation dan logistik,” terangnya.
Pandu pun punya tips untuk bisa menyukseskan acara, di antaranya pintar membagi waktu serta melakukan koordinasi yang baik dengan artis atau pengisi acara. “Kalau bener-bener ingin ngundang artisnya, fokusin aja. Terus hubungi manajernya,” ujar cowok yang merangkap sebagai Humas OSIS di SMA Labschool Rawamangun. Well, kerja keras panitia dibayar oleh kesuksesan acara dan crowd penonton yang super ramai. Good job, guys! (fer/ver)