Zetizen.com - Masih ingat kan tentang cerita Dhia Fairus Sofia Fani yang berhasil sukses menempuh pendidikan di New York University Abu Dhabi (NYU Abu Dhabi)? Baca artikel Gagal SNMPTN, Cewek Ini Sukses Masuk New York University Abu Dhabi dulu deh. Selain berprestasi selama kuliah, ternyata Dhia Fairus juga punya jiwa sosial yang tinggi loh. Nggak hanya mengharumkan nama Indonesia di luar negeri, Dhia tetap berkontribusi di tanah air lewat proyek sosial yang dinamai Buku Kami sejak 2014 lalu.
Buku Kami adalah bisnis sosial yang dipelopori oleh gabungan mahasiswa NYU Abu Dhabi, Universitas Indonesia serta Binus University, termasuk Dhia Fairus. Berbasis di Indonesia dan non-profit, Buku Kami dijalankan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai enviwomentalist. Buku Kami mendistribusikan notebook yang dibuat handmade oleh perempuan-perempuan korban perdagangan manusia dan prostitusi di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Nggak hanya mengkomersialkan, enviwomentalist Buku Kami juga membekali para korban tersebut skill mendaur ulang kertas.
"Banyak wanita nggak punya kesempatan kerja yang layak. Hingga akhirnya terjebak dalam dunia prostitusi. Bahkan mereka yang bisa lolos dari dunia prostitusi pun masih berisiko kembali terjerumus karena nggak punya keterampilan lain untuk mencari pendapatan," ujar cewek kelahiran 15 Januari 1994 tersebut. Berkat aksi sosialnya tersebut, Buku Kami berhasil mendapatkan award dari Youth Southeast Asia Leadership Initiative (YSEALI) dan Khayr Leadership Award. Keren!
Rupanya Dhia Fairus emang perhatian banget dengan isu human trafficking dan prostitusi. Menginjak tahun terakhirnya di NYU Abu Dhabi, saat ini Dhia sedang sibuk melakukan dengan riset skripsinya di Indramayu, Jawa Barat. Sebab, menurut data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Indramayu jadi Kabupaten tertinggi asal TKI dan TKW ilegal yang akhirnya menjadi korban perdagangan manusia.
“Saya berkolaborasi dengan dinas-dinas di Indramayu seperti, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Pendidikan, serta Badan Pusat Statistika. Lewat riset ini aku berharap bisa memberi rekomendasi untuk pemerintah dalam menangani masalah pergadangan manusia serta isu-isu terkait buruh migran Indonesia,” tambahnya.
Aksi sosial Dhia Fairus benar-benar inspiring ya! Tuh kan, beraksi positif nggak harus ribet, cukup mulai dari hal-hal yang menganggu pikiranmu. Kalau kamu peduli dengan sesuatu dan ingin mengubahnya, just do it! Jangan lupa submit aksi positifmu di Zetizen National Challenge Go to New Zealand ya! (dhs/sam)