Are You a Zetizen?
Show Menu

Berbeda Belum Tentu Tak Bisa

Zetizen Zetizen 28 Jul 2017
Berbeda Belum Tentu Tak Bisa

Zetizen.com - Belakangan ini media sosial diramaikan kasus bullying terhadap anak down syndrome. Padahal, mereka memiliki keistimewaan yang mungkin nggak kalian sadari loh. Itulah yang ingin disampaikan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya. Yayasan tersebut menunjukkan bahwa siapa pun punya masa depan, termasuk anak-anak difabel. Yuk, disimak!

Kurikulum Sama, Bisa Juga Jadi Juara

Meski kekurangan, anak-anak difabel di YPAC juga memakai kurikulum 2013. Jadi, pelajaran yang mereka terima di bangku TK, SD, dan SMP sama dengan pelajaran di sekolah biasa. Hebatnya lagi, pada 2015, siswa SD Julius Kevin Hutomo meraih juara I lomba sains tingkat Kota Surabaya dan juara III lomba sains tingkat Provinsi Jawa Timur!

Tuh, mereka juga bisa jadi juara kan? Tapi, hal itu nggak lepas dari peran guru yang luar biasa besar. ’’Pembelajaran di sini berfokus pada kreativitas guru, nggak terpaku pada pembelajaran di kelas. Kalau siswa pengin ke taman, guru bisa mengajar di sana,’’ ujar Dra Esti Dyah Surjaningtyas, kepala SD YPAC. Nggak heran deh kalau tiap kelas pun didesain unik. ’’Biar anak-anak nggak gampang bosan,’’ tuturnya. Keren!

 

Diajak Upacara, Mereka Tetap Semangat

Hayo, siapa yang masih malas-malasan tiap kali upacara bendera? Ah, masak kalah sama teman-teman YPAC. Meski harus mengikuti upacara di atas kursi roda, mereka sama sekali nggak gampang ngeluh dan tetap terlihat semangat. Hebatnya lagi, seluruh petugas upacara adalah para siswa difabel, termasuk pemimpin upacara.

Yap, meski penyandang disabilitas, mereka tetap melangsungkan struktur upacara seperti yang kita lakukan tiap Senin. Artinya, upacara tetap berlangsung sekitar satu jam. Bukan cuma itu, setelah upacara, seluruh warga sekolah saling membantu mendorong kursi roda satu sama lain untuk masuk ke kelas. Respek!

 

Menata Masa Depan, Fokus pada Keterampilan

Kata siapa penyandang disabilitas nggak punya masa depan? They do have it! YPAC membuat kelas pravokasional khusus anak-anak yang lulus SMA. Mereka diajari berbagai keterampilan sehari-hari seperti berkebun, menjahit, dan komputer. Psst, murid-murid sekolah pravokasional YPAC sedang mengembangkan proyek penanaman sawi tanpa tanah loh. Bulan lalu mereka berhasil memanen sawi dan menjualnya kepada orang tua murid.

’’Harapannya, kegiatan ini bisa menunjukkan bahwa orang-orang difabel punya hidup normal dan bisa berbaur dengan masyarakat sekitar, bahkan berguna bagi kehidupan sosial,’’ kata Titi, ketua pengurus sekolah pravokasional. See? Orang-orang difabel nggak boleh dianggap remeh karena sebenarnya juga bisa jadi hebat seperti kita.

 

 

naskah oleh rafika rachma zetizen

edit oleh ratri

RELATED ARTICLES

Please read the following article