SURABAYA, ZETIZEN.COM - Tema entrepreneur selalu berhasil menarik hati anak muda yang dinamis dan haus akan tantangan. Hal itulah yang ingin disampaikan TEDx Jalan Tunjungan siang tadi dalam talkshow bertema Winding Road. Berlokasi di US Consulate General Surabaya, TEDx Jalan Tunjungan dihadiri Raka Bagus, founder Ladang Lima, Edwin Widjaja, wirausahawan jenius di balik produk Taylor Fine Goods (TFG), dan Teo Hartono, penemu kelezatan dibalik renyahnya Mr.Suprek.
Hari ini TEDster, sebutan bagi mereka penggiat acara inspiratif semacam TED, disambut dengan kisah Edwin Widjaja yang produknya udah nggak asing buat para pencinta travelling. Produk yang diproduksi TFG sendiri antara lain totebag, crossbody bag, backpack, dompet, hingga clutch yang semuanya bersifat travel-friendly dan unisex.
Usaha lokal asal Surabaya yang kini sudah melejit hingga keluar negeri ini berawal dari hobi sang founder menjual strap kamera. "Sejak dulu memang sudah suka sama fotografi dan kala itu belum ada strap kamera Indonesia yang kualitasnya bagus. Jadi deh hal awal yang aku lakuin adalah menjual strap kamera dengan kemampuan berbisnis seadanya," jelas Edwin. Dari hal sederhana itulah ketertarikan Edwin untuk mengembangkan usaha terutama travelling dan tas mulai dikembangkan.
Berbeda dengan Edwin yang mengembangkan bisnis dari hobi, Raka Bagus mendapatkan ide untuk mengembangkan inovasi dari sebuah pabrik tepung yang gagal dikembangkan. Kini, Ladang Lima dikenal sebagai pionir produsen tepung singkong dan bebas gluten, rendah lemak, dan kaya akan serat. "Awalnya memang hanya dalam produk Tepung. Namun, sekarang sudah berinovasi dengan menciptakan beberapa pangan yang sehat rendah lemak dan tentunya kaya akan serat, seperti mie dan cookies," tutur Raka di depan para TEDster.
Raka ingin mengembangkan produk makanan yang natural and healthy product sehingga bisa disantap dan dinikmati semua orang, terlebih bagi mereka yang ingin mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Dia juga berpesan yang terpenting ketika memulai sebuah bisnis adalah pantang menyerah dan siap akan segala risiko.
"Segala lika liku bisnis itu dinikmati prosesnya. Kalau sedang dalam masa jatuh-jatuhnya, ya sudah, kita tinggal bangkit lagi dan nggak perlu ambil pusing akan yang lalu. Fokus aja untuk perubahan kedepannya supaya lebih baik," tukas Rasa saat sesi Q&A berlangsung.
Berlanjut ke kisah sukses dibalik kelezatan Mr.Suprek, Teofilus Hartono, ingin mengajak orang Indonesia bangga akan kuliner nusantara yang beragam dan kaya akan cita rasa. Mr.Suprek berusaha untuk mengolah rempah-rempah khas Nusantara agar tidak kalah dengan kuliner ala western yang lebih digandrungi anak muda. Suksesnya Suprek saat ini tentunya tidak lepas dari jatuh-bangun usaha Teo melewati masa-masa sulit seperti cabang Suprek yang dibuka di daerah Ubaya kurang laris, harus terpaksa tutup karena dianggap terlalu laris disebuah food bazar.
"Semata-mata kesuksesan ini dipersembahkan untuk orangtua. Kalau kita lagi nge-down banget dan menghadapi masa-masa sulit, selalu ingat wajah orangtua kalian. Nggak mau dong bikin orangtua sedih karena kita masih nyusahin dan belum bisa kasih kebanggaan untuk mereka. Jadi, yang terpenting selalu bangkit dan bangkit lagi. Jangan mau kalah sama emosi yang terlalu mengendalikan kita. Whatever it takes from your love and fight it till the end," jelas Teofilus.
TEDx Jalan Tunjungan memang sangat memotivasi seperti yang diungkapkan salah satu partisipan, Chadiq Barirotin, mahasiswa UIN Sunan Ampel. “Menurut saya sangat inspiratif dan bermanfaat. Apalagi saat dijelaskan kiat-kiat untuk bangkit ketika kita gagal, dari situ saya lebih termotivasi untuk tidak mudah menyerah sampai akhir dari apa yang menjadi tujuan saya.”