Zetizen-Kamu mungkin lebih sering mendengar kata apoteker daripada farmasis. Keduanya sama aja kok. Profesi yang akrab dengan dunia obat itu memiliki peran yang nggak kalah pentingnya dengan dokter dan perawat. Mereka membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menyelamatkan nyawa pasien melalui obat-obatan. That’s why this profession is also important!
’’Menurutku, apoteker merupakan profesi yang seru sekaligus menantang. Sebab, apoteker memiliki pengaruh yang besar di dunia kesehatan. Kami harus benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan bahan obat, membuat, serta menyalurkan obat dengan baik. Kami juga harus punya bekal pengetahuan yang cukup supaya dapat melayani dan membantu orang lain yang membutuhkan,” tutur apoteker Desten Prima.
Nggak hanya bertanggung jawab dalam meracik obat, seorang apoteker memiliki tugas yang beragam. Jika menjadi farmasis industri, apoteker bertugas sebagai peneliti, formulator, dan pemantau proses produksi obat-obatan. Kalau yang biasa kamu jumpai di apotek dan rumah sakit, itu farmasis klinis. Tugasnya adalah melakukan perencanaan jumlah persediaan farmasi yang diperlukan dalam beberapa waktu, mengurus pemesanan, penerimaan, penyimpanan, hingga pemantauan efek samping obat.
Ada juga farmasis komunitas yang berperan dalam memantau proses distribusi obat. Sebab, ada banyak bahan obat dan obat-obatan yang perlu perhatian khusus lantaran sifatnya nggak stabil terhadap suhu dan cahaya tertentu. Apoteker juga bertanggung jawab atas pemberian obat yang sesuai dengan resep dokter serta memastikan keamanan dan efektivitas obat tersebut apabila dikonsumsi. Wah, banyak juga ya tugasnya!
’’Karena itu, apoteker memiliki peluang pekerjaan yang luas. Nggak cuma bekerja di balik etalase apotek. Kami juga bisa bekerja di bidang riset bahan aktif yang dapat digunakan sebagai obat. Prospeknya luas, terlebih sudah banyak tersedia tempat untuk apoteker bekerja. Kami bahkan bisa menjadi wirausaha dengan profesi apoteker, lho!’’ lanjut Desten.
Kalau kamu tertarik menjadi apoteker, kamu perlu menempuh pendidikan formal di bidang farmasi. Eitss, kamu juga masih harus menempuh ujian OSCE dan OSPE untuk mendapatkan sertifikat kompetensi apoteker. Sedari dini, mulai pahami pelajaran kimia, biologi, fisika, serta matematika. Itu bakal sangat membantumu selama kuliah.
Baca juga:
Suntik Mati: Kontroversi Etis dan Legalitas
|
’’Harus kuat mental dan tekun karena proses belajar untuk menjadi apoteker nggak mudah. Kami dituntut jadi orang yang cepat mengerti akan semua hal terkait farmasi. Tanamkan juga bahwa tujuan menjadi apoteker itu untuk membantu masyarakat semakin maju dan baik kualitas kesehatannya,’’ pesan Desten. Try your best and reach your dream! (arm/c12/lai)
Pharmacy’s World Fun Facts
Logo Cawan Ular
Cawan tersebut adalah milik Hygeia, anak perempuan penerus Aesculapius. Hygeia digambarkan sebagai dewi kesehatan, kebersihan, dan sanitasi. Ular yang melilit cawan merupakan peliharaan Aesculapius, dewa penyembuh dalam mitologi Yunani. Ularnya yang sangat setia dipercaya mendapat ilham untuk menyembuhkan penyakit. Dari situlah tercipta logo apotek yang sering kita temukan saat ini.
Apotek Pertama di Dunia
Sharif Kaf al-Ghazal dalam The Valuable Contributions of Al-Razi in the History of Pharmacy During the Middle Ages mengungkapkan bahwa apotek pertama di dunia berdiri di Kota Bagdad pada 754 M. Apotek kemudian mulai berkembang dan menyebar ke Eropa setelah abad ke-15 hingga ke-19 M.
Baca juga:
It's Okay to Take Another Way
|
Tokoh-Tokoh Farmasi
Sebelum Masehi , Hippocrates dikenal sebagai dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Hasil uraiannya dari ratusan obat-obatan itu mencetuskan suatu istilah Farmakon, yang berarti obat untuk tujuan kebaikan. Ada pula Dioscorides, Galen, Ibnu Al-Baitar, Ibnu Sina, Abu Ar-Rayhan Al-Biruni, dan tokoh lain yang turut berjasa di bidang farmasi.
Coca-Cola Ditemukan oleh Apoteker
Coca-Cola ditemukan apoteker John S. Pemberton pada 1886. Dia menciptakan Coca-Cola sebagai obat penghilang rasa sakit tanpa kandungan opium. Minuman berkarbonasi itu kemudian diluncurkan di Atlanta pada 1885 untuk mengatasi sakit kepala, kecanduan morfin, dan obat penguat saraf. (arm/c12/lai)