Zetizen-Siapa di sini yang pernah mengalami test anxiety atau rasa cemas sebelum menghadapi ujian? Belum lagi ujian yang kita hadapi adalah mata pelajaran yang sulit atau nggak kita sukai, bisa tambah gugup deh! Yang dari semalam udah hafalan materi habis-habisan tiba-tiba nge-blank saat ujian tengah berlangsung. Well, kamu nggak sendiri kok, Zetizen berikut ini punya cerita tentang pengalaman test anxiety and how they overcome with it. (c20/mel)
Biasanya aku gugup kalau menghadapi ujian dadakan atau tryout, sekarang seringnya pas mau ujian akhir karena kadang aku merasa persiapanku belum matang. Di tengah ujian aku sering sulit fokus saat membaca soal. Badan gemetar sampai tangan terasa berkeringat. Kaki juga nggak bisa diam. Kalau deg-degan parah, kadang rasanya sampai mau muntah karena terlalu gugup.
Baca juga:
Cemasnya Jadi Pusat Perhatian
|
Buat ngatasinnya, aku biasanya tarik napas dalam-dalam, lalu minum air putih sampai badan bisa rileks.
Pengalaman test anxiety ini sering dialami dulu saat aku SMA. Terutama pas pergantian ujian dari yang biasanya kertas sekarang harus menyesuaikan pakai komputer dengan sistem UN CBT. Materi yang udah dipelajari jauh-jauh hari tiba-tiba langsung hilang gitu waktu ujian. Kalau pas kuliah ini, biasanya waktu ujian lisan dan mata kuliah yang kurang aku pahami. Jadi, pressure lebih beda. Test anxiety-nya cuma berlangsung waktu ujian aja sih. Kalau udah kelar, rasanya biasa aja. Untuk pencegahannya, aku melakukannya di awal sebelum ujian. Jadi, persiapannya lebih dimatengin meski aku lebih prefer belajar dengan sistem kebut semalam. Terus, pastiin juga kondisi badan fit pas ujian karena ini juga bisa berpengaruh pada performa kita saat menghadapi ujian.
Momen terberat saat menghadapi ujian buatku itu pas kelas VI SD dan kelas IX SMP karena aku sering jatuh sakit yang akhirnya mengganggu waktu belajar dan bikin nervous-ku muncul. Pas ujian, biasanya badanku berkeringat dingin, gemetaran, dan sering merasa bersalah karena kurang percaya diri saat mengisi soal. Efeknya masih berlangsung ketika selesai ujian. Aku masih merasa tegang dan kaku. Bahkan, saat mau tidur pun, aku masih gelisah. Nervous-ku juga nggak hanya pas ujian aja sih. Saat mau presentasi di depan kelas, aku juga bisa gugup parah sampai pucat. Kalau udah kayak gini, buat menenangkan diri, aku biasanya genggam tanganku dengan tenang sambil berdoa, lalu mianum banyak air putih. Aku juga menyempatkan untuk jalan-jalan di lingkungan sekitar buat mengalihkan pikiran. Dari sini, aku juga belajar lebih percaya diri.
Trik Lancar Ujian Dengan Percaya Diri
Zetizen-Sedia payung sebelum hujan, sedia mental sebelum ujian! Kamu juga perlu menyiapkan mental sebelum mengerjakan ujian supaya nggak terserang test anxiety. Nggak perlu lagi takut bakal terkena test anxiety dan siap mengikuti ujian dengan percaya diri jika mengikuti langkah-langkah di bawah ini! (kch/c20/mel)
Kamu perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya, namun tetap jangan memaksakan diri. Sebelum tes, persiapkan pikiran yang positif dan optimistis. Dengan persiapan yang cukup, kamu bisa mengurangi kecemasanmu dalam mengerjakan ujian. Kalau stres atau cemas mulai datang, kamu bisa beristirahat sejenak dan rileksasi ringan sebelum kembali belajar
Saat Ujian: Jaga Fokus
Ingat, nggak berhasil meraih nilai yang tinggi atau maksimal bukanlah akhir dari segalanya. Percaya diri adalah kuncimu untuk meraih sukses saat ujian. Karena kamu sudah belajar dengan cukup, artinya kamu siap menjawab soal yang sudah kamu pelajari. Jangan terdistraksi dengan soal yang nggak bisa kamu jawab karena soal itu mungkin hanya satu dari sekian banyak soal yang tersedia.
Kamu udah berhasil ngerjain ujian! Jangan fokus ke berapa banyak soal yang kamu nggak bisa jawab atau berapa nilai akhirmu nanti. Hargai dirimu sendiri karena kamu sudah berhasil mengerjakan tes dengan baik. Kadang, kesalahan terbesar setelah selesai ujian terjadi saat kita lebih fokus menyalahkan diri sendiri daripada menghargai jerih payah sendiri.
Zetizen-Pikiran blank waktu ujian memang nggak bisa ditoleransi! Perasaan cemas yang berlebihan saat ujian memang kerap mengganggu para murid sekolah hingga mahasiswa dan mahasiswi di bangku kuliah. Hmm, memangnya apa sih test anxiety itu?
’’Pada dasarnya, cemas saat menjelang tes itu wajar,’’ ujar Ayu Archentari, direktur dan psikolog CV ARCHANA Biro Psikologi, Riset, Training, dan Konsultan. ’’Sayangnya, kalau cemas yang dialami terasa berlebihan, malah mengakibatkan seseorang justru tidak belajar dengan maksimal karena muncul pikiran-pikiran negatif,’’ imbuhnya.
Selain berdampak pada mental, perasaan cemas yang dialami teman-teman Zetizen ketika akan mengerjakan ujian juga berdampak pada fisik, loh! Sebagai contoh, sering nggak sih, kita merasa sakit perut, mual, sakit kepala, bahkan hampir pingsan saat merasa cemas? Nah, tentu saja hal-hal seperti ini membuat kita semakin tidak fokus pada ujian yang akan atau sedang kita lakukan.
Untuk mengidentifikasi penyebab test anxiety yang kerap muncul saat akan menjalani ujian, ternyata ada beberapa faktor internal dan eksternal yang perlu kamu perhatikan, nih! ’’Adanya tekanan lingkungan seperti tuntutan keluarga akan hasil maksimal atau dari kita pribadi yang memiliki ekspektasi terlalu tinggi atas hasil tesnya bisa berujung pada munculnya test anxiety,” jelasnya.
’’Gejala yang muncul biasanya bermula dari pikiran[1]pikiran negatif tentang situasi tes dan hasil tesnya. Kemudian, mulai muncul rasa takut dan cemas yang mengakibatkan hilangnya konsentrasi saat belajar atau bisa juga memaksa diri untuk belajar secara berlebihan,’’ tuturnya. ’’Pada beberapa orang, kasusnya bahkan bisa mengakibatkan sulit tidur, tidak nafsu makan, pencernaan terganggu, dan jantung berdebar[1]debar,’’ tambahnya.
Mengatasi munculnya test anxiety juga bisa sesimpel menyugesti diri sendiri, loh! ’’Pola pikir ’harus’ dalam meraih nilai tertentu inilah yang biasanya membuat seseorang cemas terhadap tes karena tidak bisa menoleransi kegagalan. Pola pikir ’harus’ sebaiknya diubah menjadi ’bisa’. Dengan berpikir secara ’bisa’, kita lebih fleksibel dalam menjalani tes karena tidak memberikan tekanan ke diri sendiri, namun lebih bermuatan dorongan dan semangat pada diri sendiri,” ungkapnya. (kch/c20/mel)