Zetizen.com - Indonesia punya berbagai Wisata Pantai yang patut dieksplorasi. Salah satu pesona alam terbaiknya ada di Desa Bira, Sulawesi Selatan. Keberangkatan first flight dari Surabaya berhasil mengantar kru Zetizen mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pukul 08.00. Di sana, kemampuan tawar-menawar kami dengan para sopir taksi benar-benar diuji. Sebab, untuk menuju Bulukumba, kami membutuhkan perjalanan darat selama lima jam. Untung tim Zetizen berhasil mendapatkan harga Rp 1,5 juta untuk sewa selama tiga hari. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke bulukumba dengan jalur selatan. Jalur tersebut terasa worth it karena di sepanjang perjalanan banyak pemandangan sawah dan laut yang menyegarkan mata.
Memasuki 30 menit perjalanan dari Graha Pena Makassar, kami sampai di Kabupaten Gowa setelah melewati Kota Limbung. Nggak jauh beda dengan Kota Makassar, Kota Limbung cukup ramai. Namun, saat kami melewati jalur utama, nggak ada kesan macet atau ramai selama perjalanan. Nggak terasa, waktu menunjukkan pukul 10.00. Kru Zetizen pun mulai masuk ke bagian pesisir, daerah paling selatan Kabupaten Takalar. Di sana makin jarang terlihat rumah penduduk. Meski begitu, di sana mulai tampak beberapa rumah penduduk dengan desain rumah panggung. Pemandangan sawah luas dan pegunungan menjadi pembuka yang memanjakan mata. Jalurnya pun nggak terlalu ramai meski memasuki weekend. Jadi, nggak ada salahnya menepi dan meng-capture pemandangan itu.
Sejam berlalu di Kabupaten Gowa dan Takalar. Kami pun tiba di Kabupaten Jeneponto. Di situ perjalanan mulai terasa melelahkan karena kami harus menempuh 70 km perjalanan. Untung, panjangnya perjalanan bisa tergantikan dengan suasana laut dan tambak garam di kanan jalan serta sawah di sebelah kiri. Maklum, Jeneponto emang terkenal sebagai penghasil garam di Sulawesi Selatan. Karena perjalanan masih jauh dan jam makan siang telah tiba, kami langsung mendatangi warung coto kuda Turatea Belokallong yang cukup ramai di pinggir jalan Kabupaten Jeneponto. Selain rempah-rempah, rasa gurih coto itu berasal dari susu sapi. Coto itu dibanderol dengan harga yang agak mahal, yakni Rp 30 ribu.
Dua jam berlalu, kami makin excited mendaratkan kaki di bulukumba saat memasuki Kabupaten Bantaeng. Yap, sebelum mulai menikmati pemandangan pantai di Bulukumba, ada Pantai Marina yang berpasir putih lengkap dengan joglonya di rest area Kabupaten Bantaeng. Cukup membayar Rp 5 ribu per orang dan parkir mobil sekitar Rp 3 ribu, Pantai Marina bisa mengembalikan semangatmu untuk menuju Bira.
Nggak perlu menunggu lama, sekitar 40 menit perjalanan, kami sampai di Kota Bulukumba. Namun, untuk menuju Bira, kru Zetizen harus melewati 23 km lagi atau sejam perjalanan. Meski Bira cukup terpencil dan kami harus melewati hutan, jalan yang disediakan cukup bagus. Selanjutnya, ada Desa Darubiah yang menyambut kami dengan jajaran rangka kapal pinisi di pinggir Pantai Panrangluhu. Nggak perlu takut tersesat. Sebab, akses menuju ke sana hanya berupa satu jalur jalan besar.
Finally, perjalanan panjang terbayar setelah kami melewati Desa Darubiah dan sampai di Desa Bira. Untuk masuk menuju kawasan wisata Tanjung Bira, kamu cukup membayar Rp 15 ribu per orang dan Rp 10 ribu untuk kendaraan roda empat. Setelah masuk, deburan ombak Pantai Bira makin membuat kami tenang dan nyaman. Apalagi, kami menikmatinya bersama para penduduk yang super-ramah. Untuk urusan menginap, kami mendapatkan kamar sederhana seharga Rp 200 ribu.
Penulis: Purnama Edhi | Edito: Devina Ivo