Zetizen-Hemat listrik dan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor adalah salah stu cara untuk melindungi bumi kita.Namun, tidak hanya itu, lho!Makanan yang kita konsumsi sehari-hari juga turut memengaruhi kondisi bumi kita selama beberpa tahun ke depan.Hmmm,kenapa bisa begitu ? Simak penjelasannya,yuk!
Sebelum Sepiring nasi goreng sampai ke meja makan kita, bahan makanan harus melewati produksi dan pengolahan yang panjang. Proses itu mulai dari penanaman maupun peternakan, dilanjutkan ke proses pemotongan dan manufaktur, pengiriman ke toko dan supermarket, proses memasak di rumah sebelum dikonsumsi, hingga berakhir menjadi sisa makanan.
Rantai pengolahan makanan tersebut berpengaruh dalam emisi gas rumah kaca dan carbon footprints seperti karbon dioksida, nitrogen dioksida, metana, dan freon.Carbon footprints atau jejak karbon adalah jumlah karbon yang dihasilkan dari aktivitas manusia pada kurun waktu tertentu. Berdasarkan laporan yang dikumpulkan Green Eatz, satu rumah di emisi karbon sebesar 48 ton. Jejak karbon tersebut dapat memberikan dampak negatif untuk lingkungan kita, mulai menaikkan suhu bumi yang bisa menimbulkan kekeringan hingga mengakibatkan bencana alam.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi emisi karbon ini? Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memilih jenis makanan yang ramah lingkungan. Melasir dari Our World in Date, beberapa jenis makanan seperti daging merah dari sapi, kambing, serta domba menduduki peringkat teratas kerena peternakan yang digunakan untuk produksi daging daging menghasilkan emisi gas metana lebih tinggi. Produk susu dan keju juga menempati posisi yang cukup tinggi kerena membutuhkan pengolahan yang panjang. Sementara itu, makanan vegan dan organik seperti buah, sayur, dan biji-bijian menghasilkan emisi karbon yang rendah.
Upaya mengurangi konsumsi makanan tinggi emisi karbon itu juga diperkuat dengan pernyataan Diego Rose PhD MPH RD, profesor di bidang nutrisi dan ketahanan pangan di Universitas Tulane. ''Langkah pengurangan emisi karbon tidak berarti berarti menghilankan konsumsi makanan seutuhnya. Tapi, kita bisa mengurangi konsumsi makanan tinggi emisi karbon seperti daging merah dan menggantinya dengan protein lain.Dengan menerapkan cara tersebut, kita bisa mengurangi jejak karbon sekaligus meningkan kesehatan tubuh, ''ungkapnya melasir ScienceDaily.
Untuk itu, dengan memperhatikan pola makan lita sehari-hari, kita bisa turut menjadi solusi dalam mengurangi emisi karbon. Langkah kecil tersebut bisa memberikan dampak baik bagi lingkungan. Mari mulai menjadi bagian dari perubahan dengan menyelamat lingkun gan Lewat makanan!(elv/c12/mel)
Savw the Earth Through Our Food Consumption
Zetizen-Menyelamatkan lingkungan Lewat makanan bisa dimulai dengan tidak menyisakan makanan yang tengah dikonsumsi. Beberapa langkah lain juga bisa kamu lakukan secara perlahan untuk membiasakan diri lebih peduli dan selektif dalam memilih makanan yang kita konsumsi.(elv/c12/mel)
Habiskan Makananmu
Makanan sisa tidak hanya membuang energi dan air, tetapi juga bisa menjadi penyebab jejak karbon. Berdasarkan penelitian dari FAO (Food and Agriculture Organization), negara di Asia Selatan dan Tenggara mengemisi 350 kilogram karbon dioksida dari pengolahan makanan sisa. Sebab, makanan sisa yang dibuang akan terkompos dan menghasilkan gas metana.
Untuk mencegah hal tersebut, kamu bisa melakukan planning terlebih dahulu untuk mengatur makanan apa yang akan dikonsumsi dan bahan makanan apa saja yang harus dibeli. Selalu aware dengan makanan yang hendak kamu buang. Jika makan di restoran dan tidak habis, kamu bisa takeaway untuk dimakan nanti.
Kamu juga bisa mengolah kembali bahan makanan sisa dengan kreatif. Misalnya, jika kamu punya buah yang terlalu matang, kamu bisa bekukan di freezer terlebih dahlu atau kamu olah menjad smoothies.
Mengurangi Konsumsi Daging dan Susu Berlebih
Daging merah merupakan penyumbang terbesar dalam emisi karbon karena peternakan sapi dan kambing menghasilkan metana yang cukup tinggi. Gas metana sendiri dikenal jauh lebihb berbahaya daripada karbon dioksida. Kmau bisa mengurangi konsumsi daging yang dapat diganti dengan protein nabati seperti gandum,kacang dan biji-bijian kedelai-tahu, jamur, dan rumput laut. Semua bahan makanan tersebut memiliki kandungan protein yang tinggi dan jejak karbon yang sangat rendah. Sebagai alternatif susu sapi, kamnu bisa menggantinya dengan susu keledai atau almond.
Hindari makanan Kemasan
Makanan kemasan tentu sangat praktis. Namun,makanan kemasan yang sudah diproses memiliki jejak karbon yang lebih tinggi daripada makanan segar karena melalui proses penambahan zat kimia dan pengawetan yang panjang.Pengiriman makanan menggunakan alat transportasi dan jauhnya jarak pengiriman mengakibatkan emisi karbon yang dihasilkan dari bahan bakar semakin banyak.
Kamu bisa membeli bahan makanan yang diproduksi lokal, bahkan menanam sendiri bahan yang dibutuhkan di rumah. Dengan menanam sendiri, bahan makanan tersebut pasti sehat, bebas pestisida, dan praktis saat dibutuhkan. Aksi tersebut, selain mengurangi jejak karbon, juga mengurangi penggunaan kemasan plastik