Are You a Zetizen?
Show Menu

Ternyata Kota Batik Bukan di Solo Atau Jogja Loh!

Vivian Ibra Vivian Ibra 18 May 2017
Ternyata Kota Batik Bukan di Solo Atau Jogja Loh!

“Kota batik di pekalongan ... Bukan Jogja, bukan Solo ...”.

Zetizen.com -  Itulah cuplikan lagu Sosial Betawi Yoi yang dipopulerkan oleh Slank. Kenapa pekalongan disebut demikian? Perlu kita ketahui, batik pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Batik juga telah mendarah daging dalam tubuh masyarakat pekalongan yang sudah terbiasa mengenakan batik dalam setiap aktivitas. Industri batik juga menjadi jantung perekonomian masyarakat Kota Pekalongan. Ditambah, kota pekalongan masuk jaringan kota kreatif UNESCO dalam kategori Crafts & Folk Art pada Desember 2014 dan memiliki city branding World's City of Batik.

 sumber gambar http://trevelsia.com/yuk-belajar-membatik-di-museum-batik-pekalongan/

Jika ingin mengenal lebih dalam mengenai batik, maka datanglah ke museum Batik Nasional yang terletak di Jalan Jetayu No.1 Pekalongan, Jawa Tengah. Gedung museum ini dulunya merupakan peninggalan Hindia Belanda yang dibangun sekitar tahun 1906. Gedung ini dulunya digunakan sebagai pabrik gula di wilayah Karesidenan Pekalongan. Di dalamnya, terdapat bunker untuk menyimpan uang dan keuntungan dari industri gula. Sampai sekarang pun, bunker tersebut masih ada dan dialihfungsikan untuk menyimpan koleksi batik.

Pada jaman kependudukan Jepang, gedung ini digunakan oleh para petinggi Jepang sebagai kantor untuk mengatur jalannya pemerintahan di Pekalongan. Setelah Indonesia merdeka, dimulai sekitar tahun 1950 gedung ini digunakan sebagai kantor pusat pemerintahan daerah Pekalongan.

Museum Batik Nasional pekalongan didirikan pada 23 Mei 2006 dan diresmikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2006. Tujuan didirikannya museum Batik ini adalah sebagai pusat data dan informasi mengenai batik, perpustakaan dan acuan dalam hal perbatikan, memamerkan beragam koleksi batik klasik, batik lawasan dan batik kontemporer, serta sebegai wadah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.

Fasilitas yang terdapat dalam museum ini antara lain 3 ruang koleksi batik, ruang perpustakaan, kedai batik, ruang workshop batik, ruang pertemuan, dan ruang konsultasi atau pelayanan hak kekayaan intelektual (HKI). Pengunjung juga dapat belajar secara langsung bagaimana cara membatik ataupun melihat bagaimana proses kain batik dibuat. Selain itu, museum Batik Nasional pekalongan juga menyimpan beragam sumbangan kain batik dari pejabat-pejabat negara seperti dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Budiono, Hatta Rajasa, dan batik sumbangan Ainun Habibie.

Untuk masuk ke museum Batik Pekalongan, kita cukup membayar biaya tiket masuk seharga Rp. 2000,00 untuk pelajar dan Rp. 4000,00 untuk dewasa. museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00-15.00 WIB, termasuk pada hari Minggu dan hari libur nasional.

RELATED ARTICLES

Please read the following article