Zetizen.com – Sebagai kota yang punya sejarah panjang, surabaya punya banyak tempat menarik warisan zaman penjajahan. Maknya, jalan jalan di surabaya rasanya nggak lengkap kalau belum mencoba ikut surabaya heritage tour (SHT). Tur kota yang disediakan oleh House of Sampoerna surabaya ini bakal mengajak kamu berkeliling tempat bersejarah di surabaya menggunakan bis wisata. Serunya, semua fasilitas tur disediakan gratis loh. That’s why, tim zetizen nggak melewatkan kesempatan buat mencoba ikut tur wisata yang satu ini pada hari Minggu (20/3) kemarin.
Menariknya, sebelum memulai tur, kamu harus melakukan reservasi 3 – 4 hari sebelum keberangkatan biar nggak kehabisan kursi. Saat reservasi, kamu bisa memilih rute yang ingin diikuti serta jam keberangkatan. Kebetulan, minggu lalu, tim Zetizen kebagian jadwal tur hari Minggu pukul 09.00 dengan tema Exploring Surabaya.
Nah, begitu semua jadwal perjalanan udah fix, kamu tinggal datang sesuai jadwal dan mengambil karcis tur mu. Kerennya, sebelum memasuki bis, tour guide bakal ngasih kamu semacam tag bertuliskan Tracker. Yep yep! We’re officially history tracker!
Di perjalanan, tour guide banyak bercerita tentang sejarah jalan dan bangunan yang dilewati. Inilah serunya SHT. Kita jadi bisa banyak belajar sejarah kota surabaya sekaligus mengunjungi tempat tempat tersebut secara langsung. Bahkan, ternyata banyak sejarah kota surabaya yang keren dan masih nggak banyak orang tahu. Misalnya, jalan Rajawali yang dulunya merupakan jalanan para bos Belanda, jalan Kramat Gantung yang dulunya bekas kekeratonan Surabaya, dan masih banyak lagi.
Pemberhentian pertama perjalanan tim Zetizen kali ini adalah Gedung Balai Pemuda Surabaya. Tempat yang dulunya menjadi kawasan pesta bangsawan Belanda, Simpangsche Societiet tersebut, berubah menjadi gedung serbaguna bagi masyarakat pribumi. Tempat itu jadi simbol politik etis yang diterapkan jaman penjajahan dulu. Ditempat ini kami disambut pertunjukan Reog dan Kuda Lumping.
Selesai dari Balai Pemuda, destinasi kedua adalah Balai kota Surabaya. Did you know? Bangunan yang didirikan arsitek Belanda C. Citroen itu ternyata punya bunker dan terowongan bawah tanah yang terhubung dengan bangunan lain disekitarnya.
Bunker tersebut memiliki dua jalur, jalur kiri tembus ke rumah dinas walikota Surabaya, sedangkan jalur kanan menuju Gereja Maranatha. Saat mengetahui hal ini, banyak tracker yang terlihat kagum. Soalnya, meski Balai kota emang sering dibuka untuk umum, Cuma tracker SHT yang boleh menjelajah hingga ke bagian bunker bawah tanah tersebut.
Puas menjelajah gedung Balai Kota, tim Zetizen dan tracker lainnya pun akhirnya sampai di tujuan akhir yakni De Javasche Bank. Gedung eks kantor Bank Indonesia ini menyimpan banyak sejarah mata uang Indonesia. Di dalamnya, tracker dapat mengakses beberapa ruangan koleksi uang dan emas batangan, lokasi teller bank, tempat penyimpanan mesin cetak uang kuno dan lain sebagainya.
Nggak Cuma sejarah, tour guide SHT juga anyak menjelaskan keunikan gedung ini. Misalnya, atap gedung De Javasche Bank yang konon katanya bisa mengkonversi sinar matahari menjadi vitamin tubuh, ruangan CCTV tanpa kamera, hingga sistem pendinginan ruangan alami di gedung ini. Cool!
Perjalanan selama 1,5 jam memutari tiga tempat bersejarah itu pun akhirnya ditutup dengan kembali ke museum House of Sampoerna. Meski nggak terlalu lama, pengalaman yang berhasil kami dapatkan di tur ini nggak ada duanya! So, buat kamu yang penasaran dan kebetulan lagi berada di Surabaya, SHT tour ini recommended banget buat dicoba. (ndy/giv)