My Account
SURABAYA - Mengakhiri Prepcom (Preparatory Committee) III UN Habitat pada Rabu lalu (27/7), Kota Surabaya menggelar berbagai festival di berbagai penjuru wilayah. Salah satu festival yang cukup dinantikan kemeriahannya adalah Festival Kalimas.
Keseruan festival yang telah dilaksanakan kedua kalinya itu, nggak hanya dirasakan warga Surabaya yang berada di sekitar Monumen Kapal Selam (Monkasel) semalam. Antusiasme juga terlihat di wajah Zetizen yang tampil totalitas mengikuti fashion culture parade dan lomba perahu hias dalam acara tersebut.
Eits, meski namanya parade, jangan bayangin acara yang satu ini kayak parade yang biasa yang ada di jalan jalan ya. Soalnya, di acara ini, peserta yang berasal dari klub dan ekstrakulikuler olahraga dayung di sekolah tampil bersama peserta dari berbagai organisasi masyarakat, komunitas dan militer berparade mengenakan kostum daerah sambil mendayung santai perahu naga. Mereka juga menampilkan atraksi yel-yel menyusuri bantaran sungai Kalimas. (foto: Ivan/Zetizen Team)
Rute perjalanan dari dermaga Monumen Kapal Selam (Monkasel) menuju Siola, kembali lagi ke Monkasel, kira-kira 10 kilometer. Meskipun cukup jauh, Semangat mereka nggak surut samasekali. Kayak salah satu Zetizen asal komunitas dayung Badjoel Dragon Boat club Givanda Dwiky, 18, yang mengaku nggak capek walau sehabis menjalani lomba final dayung perahu naga pagi harinya.
“Kita dari komunitas dayung badjoel kan sering latihan dayung juga, hampir setiap hari kita latihan. Jadi, udah biasa!” ujar Givanda. Timnya mempersiapkan diri dengan tampilan serta kostum reog Ponorogo, kebaya, dan adat Bali dalam lomba tersebut.
Selain mempersiapkan yel-yel dan kostum daerah terbaik, ada juga yang mengaku mempersiapkan stamina sebelum ikut parade. Katanya, demi membanggakan nama sekolah. “ Aku sih jaga pola makan sama tidur aja. Tidurnya nggak boleh malem-malem biar staminanya kuat buat mendayung,” kata Oktaviani Khusnul Khotimah, cewek yang tergabung ekskul dayung SMA GIKI 1 Surabaya itu.
Kalimas tampil berwarna warni dalam festival kali ini (foto: Ivan/Zetizen Team)
“Asyiknya, soalnya jarang-jarang setelah lomba dayung, malamnya ada ikutan parade begini. Biasanya udah selesai lomba ya selesai. Kalau ini ada gathering-nya,”
Nggak hanya Givanda dan Oktaviani yang excited banget sama Festival kalimas tahun ini. Muhammad Maysharul Miscbach, pelajar asal SMA Hang Tuah 1 Surabaya juga ngerasa senang karena bisa bergabung dengan teman-teman tim dayung lainnya. “Asyiknya, soalnya jarang-jarang setelah lomba dayung, malamnya ada ikutan parade begini. Biasanya udah selesai lomba ya selesai. Kalau ini ada gathering-nya,” ujar cowok yang akrab disapa Syahrul itu. Dia mengatakan bahwa demi Festival Kalimas, tim dayung asal sekolahnya berlatih dayung dan yel-yel di Taman Prestasi, Surabaya.
Begitu malam menjelang, sungai kalimas sebagai ikon sejarah kota Surabaya itu nggak hanya terlihat colorful dengan hiasan lampu dan lampion, namun juga terkesan lebih “muda” berkat semangat teman-teman klub dan ekstrakulikuler dayung Surabaya malam itu. “ kalimas kan kesannya tua dan kotor gitu. Dulu waktu pertama kali diajak teman ikut dayung kayak ada tikus2 udah mati ngambang. Mungkin waktu dulu belum dibersihkan, tapi sekarang udah bersih dan cantik. Jadi makin semangat kalau latihan dayung di Kalimas,” tutup Syahrul. (ndy/giv)
© 2016-2024 Jawa Pos Group Multimedia
| Pedoman Media Siber
| Privacy