Zetizen.com – Kepindahan Michael Essien ke Persib Bandung hari ini menjadi babak baru kemajuan sepak bola Indonesia. Sebab, pemain asal Ghana ini merupakan salah satu pemain bintang yang pernah memperkuat tim besar seperti chelsea dan Real Madrid. So, kedatangan Essien bakal berefek apa aja sih untuk sepak bola Indonesia?
Perpindahan Essien ke Indonesia langsung menjadi trending topic di dunia. Banyak media asing yang memberitakan kepindahannya ini. Sebab, meskipun sudah berusia 34 tahun, Essien tetaplah pemain bintang yang memiliki kualitas permainan yang bagus. Vakumnya persepakbolaan Indonesia selama setahun yang lalu pastinya menjadi sorotan. Mau nggak mau, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus meningkatkan kualitasnya. Mulai dari sarana prasarana, sistem pertandingan, hingga kualitas wasit untuk menunjang kompetisi.
Ingat liga sepak bola China dan liga MLS Amerika? Keduanya berani mendatangkan pemain dengan nama besar seperti David Beckham, Oscar, dan Carlos Tevez. Hal ini sukses meningkatkan rating penonton dan pemasukan bagi tim. Nggak cuma itu aja, peluang meningkatnya sponsor juga jadi hal positif bagi klub-klub Indonesia. Semoga aja nggak banyak kericuhan antar suporter lagi, ya.
Kedatangan Essien ke Persib tentu akan membuat tim-tim besar seperti Arema, Sriwijaya, dan Persija mencoba hal yang sama. Apalagi nih, ada banyak pemain-pemain yang udah ingin bermain lebih santai dari liga eropa dengan gaji yang menarik. Kebayang kan kalau pemain sekelas Francesco Totti, Phillip Lahm, dan Xabi Alonso merumput di Indonesia? Persepakbolaan Indonesia pastinya akan lebih terpandang.
Nah, hal terakhir yang berefek buat Indonesia adalah, pemain-pemain lokal juga ikut terekspos oleh para scout agent. Scout agent sendiri adalah agensi yang bergerak dalam pencarian bakat pemain muda. Kedatangan Essien tentu akan menjadi tolak ukur agensi pemain untuk mencari bibit di Indonesia. Jadi, ada kemungkinan pemain-pemain lokal kita ditawarkan untuk berlatih dan berlaga di klub-klub besar kompetisi luar. Wih!
Editor: Fanny Kurniasari