Zetizen.com - Perdebatan pro dan kontra tentang legalisasi marijuana belum berhenti hingga awal tahun 2017. Penelitian terbaru kembali menjelaskan manfaat marijuana untuk dunia medis secara mendetail. Tapi itu semua nggak cukup untuk meyakinkan pemerintah beberapa negara untuk melegalkan marijuana. So, meski memiliki manfaat untuk kesehatan, kenapa marijuana tetap dilarang?
Marijuana atau cannabis, alias ganja adalah tanaman yang hidup dan tumbuh di dataran tinggi. Umumnya, tanaman ini dikonsumsi dalam bentuk rokok. Namun, orang nggak bisa sembarangan menanamkan marijuana karena pengawasannya yang amat ketat. Praktis cuma sejumlah negara kayak Belanda, Kanada, dan Amerika Serikat (sebagian state) aja yang warganya bisa bebas membiakkan dan mengkonsumsi tanaman ini.
Marijuana punya manfaat medis yang luas, terutama dalam melawan kanker. Dilansir dari Cancer.org, marijuana bisa diproses menjadi obat Dranobinol dan Nabilon yang diperuntukkan sebagai peningkat daya tahan tubuh pasien kemoterapi. Fungsi lainnya, marijuana juga bisa digunakan sebagai zat penenang yang menekan mual, mengatasi kegelisahan dan trauma pasca operasi. Pantas tanaman ini sering digunakan khusus buat dunia pengobatan dengan pengawasan yang ketat.
Karena alasan-alasan itu, muncul suara-suara dari anak muda buat melegalkan marijuana. Atribut dan tagline kayak ‘420’, smoke weed, hingga bendera merah-kuning-hijau bisa jadi melambangkan dukungan pada marijuana.
Nggak bisa dipungkiri kalau konsumsi marijuana berpotensi menimbulkan efek samping yang mengerikan. Meski tanaman ini dapat berperan dalam melawan penyakit kronis, tentu saja kalau dikonsumsi sembarangan, kita nggak tahu seberapa jauh marijuana bisa mempengaruhi tubuh kita.
Dampak pertama yang hampir pasti dialami sama konsumennya adalah halusinasi. Biasanya, efek samping ini tuh yang paling dicari karena konon rasanya nikmat, yang istilah gaulnya nge-fly. Padahal halusinasi akibat marijuana itu nggak aman loh.. karena, halusinasi itu juga mengakibatkan ketidak-selarasan berpikir dan menyelesaikan masalah, serta mood swing yang drastis.
Rutin merokok marijuana juga bikin gaya hidup kita memburuk. Data Medical Daily mengatakan, marijuana menimbulkan insomnia, karena 39% konsumennya mengalami insomnia sedangkan cuma 20% non-konsumennya yang mengalami hal serupa. Selain itu, marijuana juga bikin kita bodoh karena menurunkan IQ dan kemampuan memori verbal.
Dan yang paling bahaya diantara yang bahaya, adalah sifat bikin ketagihan atau adiktif yang terdapat dalam marijuana. Terutama bagi mereka yang udah mengkonsumsi sejak usia muda sebelum usia 18 tahun. Remaja yang rutin merokok marijuana berpeluang 4-7x lebih besar buat ketagihan dibanding orang dewasa loh!
Padahal marijuana itu ngeri banget dampak jangka panjangnya. Menurut National Institute on Drug Abuse, tanaman ini menyebabkan tingkat kepuasaan hidup yang rendah, usia harapan hidup menurun, dan juga kesehatan mental yang buruk. Singkatnya, konsumsi rutin marijuana nggak akan bikin hidupmu lebih baik!
Makanya, pemerintah Indonesia gencar melindungi warganya dari pengedaran marijuana alias ganja lewat Pasal 12 Ayat 1 UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang berbunyi:
“Narkotika Golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi, kecuali dalam jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” dengan ancaman hukuman 4-12 tahun dan denda hingga 8 Milyar Rupiah.
Source: Ars Technica, Medical Daily, Drug Abuse
Edited by Mesha Mediani