Zetizen.com – Diantara foto kemenangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad yang banyak beredar, ada pose dimana mereka terlihat menggigit medali. Dan uniknya, pose itu hampir dilakukan seluruh pemenang medali Olimpiade di seluruh dunia. Kenapa ya mereka semua? (reuters/news/bustle/fhr/giv)
Percaya nggak percaya, jawabannya adalah karena pose itu merupakan hasil suruhan fotografer. Iya, jadi bukan karena bentuk medalinya mirip cokelat koin loh ya.
Lebih dari sekedar permintaan, pose gigit medali itu bahkan sudah jadi semacam obsesi para fotografer Olimpiade sejak lama. David Wallechinsky, ketua International Society of Olympic Hystorian mengungkapkan fakta itu. “Itu sudah menjadi obsesi fotografer. Mereka nganggap itu foto yang ikonik dan bisa dijual. Saya rasa kalau tidak disuruh, atlet tidak melakukan itu dengan sendirinya.” Ujarnya.
Well, masuk akal sih. Dengan medali sebagai satu-satunya properti yang ada saat para atlet dinobatkan sebagai juara, kayaknya nggak banyak pilihan pose keren lain yang bisa di ambil gambarnya.
“Kayaknya, pose menggigit medali dalam Olimpiade itu banyak dilakukan karena teriakan fotografer-fotografer Eropa.” Imbuh Rujun Shen dari Reuters.
Berawal dari Tradisi Yunani Kuno
Nah, karena kita udah tau kalau pose para atlet itu merupakan suruhan fotografer, pertanyaannya adalah sejak kapan pose kayak gitu mulai dilakukan? Jawabannya ternya, sudah sejak lama sekali.
Seperti yang kita tahu, Olimpiade ini adalah pesta olahraga yang asal usulnya dimulai dari tanah Yunani kuno. Nah, rupanya, meski saat itu belum ada yang namanya kamera apalagi fotografer, para atlet sudah punya kebiasaan gigit-gigit medali ini. Bedanya, bukan buat terlihat fotogenik, para atlet menggigit medali mereka buat memastikan kalau emas dan logam berharga di medalinya itu asli.
Sebab, logam emas asli itu sifatnya lunak. Sehingga kalau digigit akan meninggalkan bekas. Tanda itulah yang meyakinkan para atlet Olimpiade zaman dulu kalau medali yang mereka terima asli.
Sayangnya, kebiasaan mengecek keaslian medali ini udah nggak bisa lagi dilakukan di Olimpiade modern. Itu karena sejak 1912, medali emas Olimpiade nggak lagi dibuat dari emas murni, melainkan campuran dengan perak. Bahkan di Olimpiade Rio 2016 ini, emas murni yang digunakan cuma 1,2%!
Kalau bahannya begitu, bukannya meninggalkan bekas di medali, gigi para atlet malah bisa patah. Hal inilah yang dialami luger asal Jerman di Olimpiade tahun 2010. Saking semangatnya menggigit medali, giginya sampai retak!