Zetizen.com - Nggak cuma kasus terbaliknya bendera Indonesia, ada lagi kasus yang bikin Indonesia kecewa di perhelatan olahraga ASEAN terbesar tahun ini atau sea games 2017. Pada minggu (20/8) lalu, aksi wasit kompetisi sepak takraw dirasa nggak adil oleh tim putri Indonesia. Akhirnya, mereka memilih untuk walkout. Dari situ, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari buat menghadapi musuh yang curang, nih. Apa aja sih?
Opsi pertama, follow your heart and your feeling. Jadi kalau dari awal udah ngerasa ada yang nggak enak, mending langsung komunikasikan perasaanmu pada pihak panitia, alias komplain! Psst, tapi jangan emosi dulu ya. Siapa tahu, itu udah cukup buat bikin alur pertandingan kembali lebih fair.
Nggak berhasil? tenang. Cermati peraturan kompetisi yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan. Di situ, kamu bisa menuntut tanggung jawab dari pihak panitia. Ingat, tindakan non-fairplay seperti wasit yang berpihak hingga pengaturan skor adalah musuh terbesar dalam olahraga. Tim bola sebesar Juventus aja pernah turun divisi gara-gara pengaturan skor, loh! Makanya, jangan takut buat melapor ke pihak yang berwenang, selama kamu benar.
Cara terbaik untuk membalas dendam dan menghilangkan rasa kesal adalah mencapai kemenangan. Biarpun musuhmu curang, tetap perjuangkan kemenangan dengan cara yang jantan. Kayak dalam film-film, ya nggak? Jadi bayangin aja kamu itu pemeran utama dalam sebuah film, dan kamu sedang dicurangi. Tetap lawan sepenuh hati, dan buktikan siapa yang tersenyum paling akhir nanti!
Mungkin ini opsi terakhir, tapi walkout nggak selalu berarti lari dari pertarungan. Dalam beberapa hal, walkout justru berarti mempertahankan harga diri tim dan menunjukkan kalau kamu nggak mau tunduk pada kompetisi yang nggak adil. Setelah walkout, ayo hapus air mata dan berdiri tegak. Tunjukkan ke orang-orang kalau kamu memilih walkout dengan alasan kuat, bukan untuk menghindari kompetisi. At least kamu harus mencoba hingga batasnya, seperti yang dilakukan sama tim putri sepak takraw Indonesia.
Tetap semangat, Garudaku!
Editor: Fahri Syadia