Zetizen.com - Sadar nggak sih kalau pola makan nggak teratur yang dijadikan alasan Diet sebenarnya malah bikin perut gendut? Emang sih, mengurangi jumlah asupan nasi bisa jadi pilihan saat diet. Tapi, sebenarnya sama aja loh kalau kamu masih rajin ngemil. Meski, cemilannya hanya gorengan ataupun roti. Hasilnya? Berat badanmu makin nggak terkontrol. Ditambah, kamu malas olahraga. Sebagai jalan pintas, akhirnya kamu justru mengonsumsi suplemen pelangsing yang katanya bisa bikin kamu langsing secara instan. Eits, padahal menurut Prof Dr Rer nat Mochammad Yuwono MS Apt, kamu nggak bisa tuh sembarangan mengonsumsi obat pelangsing.
Meski mencantumkan komposisi herbal dalam obatnya, ternyata beberapa Obat Pelangsing juga mengandung bahan kimia. Hal itu dibuktikan dari hasil investigasi kru Zetizen pada tiga jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi Zetizen. Bahkan, beberapa udah dijual bebas di supermarket dan online. Penasaran nggak sih gimana hasilnya? Yuk, simak pemaparan direktur Unit Layanan Pengujian Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya tersebut setelah melakukan penelitian di Laboratorium Farmasi Unair. (pew/c14/ivm)
Z: Prof, sebelumnya nih, sebenarnya kandungan atau bahan apa saja sih yang biasa ada pada obat pelangsing?
P: Biasanya, masyarakat tahu serta menggunakan jamu, suplemen, dan obat untuk menjadi alternatif pilihan agar cepat kurus. Nah, jamu ini biasa juga dikenal dengan obat herbal. Komposisi bahan-bahannya terdiri atas berbagai tanaman obat yang diekstrak menjadi serbuk, kapsul, atau tablet. Suplemen terdiri atas bahan ekstrak yang berisi vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, C, D, protein, zat besi, dan sebagainya. Terakhir, ada obat-obatan yang terdiri atas berbagai bahan kimia.
Z: Lalu, dari tiga jenis obat pelangsing dalam bentuk teh, tablet, dan kapsul yang kita teliti ini, bagaimana kandungan dan hasilnya?
P: Nah, dalam penelitian ini, kami menggunakan obat HCT, furosemid, dan sibutramina yang memiliki efek sama pada tubuh sebagai pembanding. Tapi, tiga obat itu harus digunakan dalam pengawasan dokter. Sebagaimana yang kita ketahui, tiga jenis obat yang diinvestigasi tersebut sama-sama mengaku sebagai obat herbal. Namun, setelah dites dengan uji standar HCT, furosemid, dan sibutramina, lihat saja hasilnya. Dua di antara tiga jenis ’’obat herbal’’ itu terindikasi adanya bahan kimia HCT dan sibutramina. Khususnya pada tablet dan kapsul. Konsumsinya dianjurkan lebih dari sekali sehari. Padahal, penggunaan sibutramina hanya boleh sekali sehari.
Z: Wah, berarti sibutramina ini termasuk obat dengan efek yang keras ya? Emang, fungsi sibutramina itu apa sih, Prof?
P: Betul, sibutramin termasuk obat keras sehingga penggunaannya harus diawasi. Sibutramin berguna mengurangi nafsu makan. Obat itu baru bekerja setelah diserap saraf dan mengalir ke otak. Jadi, ketika makanan sudah selesai diolah di perut, rasa lapar tersebut dihambat efek obat ini. Diri kita pun seperti tidak merasa lapar. Namun, efek sampingnya, jantung kita akan berdebar lebih cepat, bahkan sulit tidur. Karena itu, penggunaan obat tersebut perlu diperhatikan, terutama bagi penderita lemah jantung.
Z: Kalau fungsi HCT dan furosemid, Prof? Sama nggak sih efek dan manfaatnya dengan sibutramina?
P: Secara fisik, obat ini hampir sama dengan sibutramina. Namun, efek yang dihasilkan berbeda. HCT dan furosemid termasuk jenis obat diuretik. Fungsinya, meningkatkan jumlah cairan yang keluar dari tubuh lewat urine. Jadi, kerja obat itu tidak mengurangi besarnya nafsu makan ataupun lemak seseorang. Ia hanya mengurangi cairan dalam tubuh. Jadi, begitu kita mengisi cairan tubuh, berat badan kita kembali ke massa awal.
Z: Kan udah tahu nih efek samping HCT, furosemid, dan sibutramin. Kalau gitu, gimana dengan hasil teh, kapsul, dan tablet ini, Prof?
P: Berdasar hasil lab yang diuji tadi, terlihat jelas bahwa teh celup tidak terkontaminasi atau mengandung bahan kimia. Teh itu pure jamu atau herbal. Penggunaannya dalam jangka panjang tidak bakal mengganggu kerja tubuh. Bahkan, dilihat dari komposisinya yang terdiri atas bahan-bahan herbal, teh celup dapat memberikan nutrisi dalam tubuh. Misalnya, kayu manis yang membantu mengontrol kolesterol. Berbeda dengan tablet dan kapsul ini. Kapsul memang mengandung sibutramina. Kapsul itu juga diperbolehkan dikonsumsi orang obesitas. Tapi, penggunaannya perlu dikonsultasikan ke dokter. Sebab, banyak efek samping yang mengganggu kinerja tubuh, terutama jantung. Tablet bisa dibilang hanya menjadi obat pelangsing sementara. Sebab, tablet ini hanya memperbanyak pengeluaran cairan dalam tubuh. Bila kita makan atau minum seperti biasa lagi, jangan kaget kalau berat badanmu juga kembali seperti awal. Memang tidak salah jika kamu merasa cepat buang air kecil dan tubuhmu lemas setelah meminum tablet.
Z: Berarti, obat apa yang masih diperbolehkan untuk dikategorikan dalam obat pelangsing?
P: Untuk penggunaan obat pelangsing, sebenarnya hanya sibutramina yang boleh digolongkan dalam obat pelangsing. Namun, efeknya dalam jangka panjang dirasa kurang baik. Sebab, khasiat obat tersebut akan berkurang setelah digunakan lebih dari 6 bulan. Sekali lagi, penggunaan obat itu juga harus lewat anjuran dokter. Dosis pemakaiannya terbatas sebulan. Sebaliknya, HCT dan furosemid tidak dapat digolongkan dalam obat pelangsing. Sebab, ia hanya mengurangi cairan tubuh bagi penderita edema. Penggunaan yang berlebihan bakal membuat tubuh mengeluarkan cairan terus-menerus. Hasilnya, tubuh lemas dan kekurangan elektrolit. Nggak heran kan, ada beberapa kasus yang mengakibatkan penderitanya pingsan karena dehidrasi.
Z: Jadi, bagaimana sih mengurangi berat badan dengan sehat?
P: Meski menggunakan obat, perlu ditekankan kepada masyarakat bahwa kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Jadi, jika berhasil pada orang lain, obat itu nggak lantas bisa berhasil pula pada diri kita. Karena itu, sangat perlu konsultasi ke dokter bila Diet dengan mengonsumsi obat. Sebab, salah memberikan dosis pada tubuh akan berakibat fatal pada diri sendiri. Selain itu, tentu pola makan diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh dan berolahraga. Meski mengonsumsi sibutramina, tetap dianjurkan berolahraga teratur.