zetizen

Review Film Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children

Movie

 

Zetizen.com – Sutradara Tim Burton yang dikenal dengan karya nyentriknya hadir lagi lewat film Miss Pregrine's Home for Peculiar Children. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Ransom Riggs. Dengan tangan handalnya, Burton berhasil membuat film yang rilis hari ini itu disukai meski nggak persis seperti versi buku.

 

Apakah aku menikmati ini sebagai sebuah film? Dan, ya, tentu saja! Menurutku film ini berhasil,” jawab Riggs saat ditanya Bookstr tentang perbedaan film dan novel karangannya. Yap, kalau ingin menikmati film berdurasi 127 menit ini, kamu harus menontonnya sebagai penikmat film, bukan sebagai pembaca bukunya yang mencoba membandingkan keduanya.

 

Back to the story, Miss Peregrine's Home for Peculiar Children bercerita tentang sebuah dunia lain. Kalau ingin ke sana, kamu harus melewati lingkaran waktu. Eits, meski dari foto para anak-anaknya tampak seram, ini bukan film horor atau thriller lho. Justru kamu bakal dibawa ke dunia fantasi ala Harry Potter.

 

Foto-foto karakter versi buku memang bikin seram! Inilah karakter Miss Peregrine (foto: wordpress)

 

Penonton akan diajak berpetualang ke dunia itu bersama Jake Portman (Asa Butterfield). Dia mendapat mandat dari sang kakek, Abe Portman (Terence Stamp), untuk mencari Miss Peregrine (Eva Green) di sana. Sejak itulah Jake bertemu anak-anak aneh alias peculiar. Burton hebat banget deh merealisasikan karakter mereka. Rasanya kita seperti dibawa kembali bertemu Jack Skellington dari Nightmare Before Christmas (1993).

 

Sayangnya, cerita yang diusung kurang detail. Tapi, para pecinta novelnya pasti bisa maklum. Sebab, buku pertamanya memang seperti novel perkenalan tokoh dan dunia Miss Peregrine. Jadi, jangan berharap karakter-karakter unik seperti Emma Bloom, Enoch O’Connor, Horace Somnusson, dan anak-anak peculiar lain diceritakan lebih jauh. Let's wait for the sequel!

 

Karakter Jake (kanan) yang diperankan Asa Butterfield dianggap emotionless (foto: foxmovies)

 

Versi film ini terlalu fokus pada pemecahan misteri pembunuh kakek Jake. Sehingga, banyak scene lingkaran waktu pada bagian akhir film. Hal itu agak membingungkan dan sengaja dibuat berakhir dengan final battle. Sepertinya, 20th Century Fox sudah bersiap-siap seandainya film ini nggak masuk box office.

 

Well, buat kamu pecinta film fantasi, film ini jelas wajib kamu tonton. It's Tim Burton, Bro! Bahkan, beberapa kritik bilang kalau film ini adalah film terbaik Burton dalam beberapa tahun belakangan. (dhs/rat)