zetizen

Cara Keluar dari Jebakan Friendzone ala Zetizen  

Ramalan

Zetizen.com - Terjebak dalam friendzone itu sama halnya kayak makan junkfood tiap hari. Enak sih, nyaman. Tapi lama-kelamaan kamu bakal sadar kalau itu berbahaya bagi kesehatanmu. Eits, hatimu juga. Buat kamu yang nggak betah berada dalam zona mematikan ini, ada kok cara mengakhirinya! Berikut tips dari Zetizen yang berpengalaman (fhr/sam).

Foto-foto: dokumen pribadi

 

Ungkapkan Perasaanmu Duluan

Senyaman-nyamannya orang kalau nggak ada status kadang jadi ragu juga. Well, kalau nggak sabar nunggu kejelasan dari dia, boleh kok kamu tanya langsung. Kalian sebenarnya ngapain sih? Berteman biasa kok tapi rasa pacaran? If his/her answer is no, then you can move on!

“Dua bulan friendzone, aku baper dan ngungkapin perasaan ke dia. Eh dia nggak ngerespon. Sekarang malah jadian sama orang lain. Cara keluar dari friendzone ya nembak terus kalau gagal lupain dia. Biar cepet move on, coba sibukin diri deh,” - Andrean Rachman Hakim, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya

 

Stop Gampang Baper 

Sebenarnya inti masalah dari friendzone itu karena baper. Kalau nggak baper, kita nggak perlu galau karena merasa terjebak dalam friendzone. Jadi kalau udah terlanjur, jangan terlalu dipikir serius. Enjoy aja kali. Then you’ll have drama-free life.

“Zaman sekarang cowok pada gampang deketin cewek. Jadi kita sebagai cewek harus jual mahal gitu. Kalau udah terlanjur, jangan terlalu berusaha buat move on, malah nggak bisa nanti. Dibuat enjoy aja, sambil cari-cari yang lain hehe.” - Valentina Putri Juharmanik, SMA Negeri 7 Malang

 

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Pepatah di atas nggak cuma berlaku buat tubuh kita aja, tapi buat hati juga. Kalau udah terjerumus ke dalam friendzone, posisimu bakal serba dilematis. Maka dari itu kalau dia nggak nembak-nembak dalam waktu yang pdkt yang lama, mending tinggalin deh. Ada yang bilang; be brave enough to break your own heart or someone else will.

“Intinya friendzone itu kalau kita jadi nyaman dengan kabar dan curhatannya dia, pasti bakal suka. Makanya kita perlu waspadai rasa suka itu emang ‘pure’ suka atau cuma karena perlakuan baik dari dia aja.” - Dea Gayatri Ningtara, SMA Negeri 1 Denpasar