Zetizen-Media sosial berbasis audio-chat lagi ramai diomongin nih! Gimana nggak, para content creator, artis, bahkan mantan menteri sudah pakai. Jelas penasaran dong apa yang bikin orang-orang ini mau hang out di platform audio-chat sampai sharing ilmu segala. Eits, sebenarnya ada banyak media sosial yang berbasis audio-chat lho. Yuk, kupas satu-satu! (elv/c12/rat)
ClubHouse
”Baru saja setuju untuk bergabung dengan ClubHouse dengan Kanye West,’’ tweet Elon Musk, CEO Tesla. Setelah tweet itu, aplikasi ini melejit dan jadi trending di Twitter. Jumlah unduhannya pun langsung melonjak. Padahal, aplikasi tersebut baru tersedia di iOS aja. ClubHouse adalah aplikasi eksklusif karena kamu harus diundang dulu. Setiap pengguna hanya punya dua undangan pada awalnya. Nah, inilah yang bikin ClubHouse berbeda.
Dalam ClubHouse, pengguna hanya berinteraksi dengan suara dalam chat room. Ada yang bikin conference, diskusi, sampai main kuis! Mirip podcast, tapi live. Serunya, kita punya kesempatan lebih besar buat ngobrol bareng orang-orang terkenal. Just raise your hand and join the talk! Sayang, mulai banyak yang komplain ClubHouse terlalu serius. Profil penggunanya pun 11-12 sama LinkedIn.
Baca juga:
Summer Hair Accessory Trends 2021
|
Discord
Aplikasi online voice chat ini awalnya populer di kalangan gamers. Menurut banyak orang, Discord lebih baik daripada built-in chat games karena delay suaranya sangat minim. Sekarang Discord juga dipakai public figure karena fitur pembuatan servernya mempermudah untuk membentuk komunitas. Sebagaimana yang diungkapkan Vishnevskiy, founder Discord, kepada Forbes, ”Yang kami lakukan nggak cuma bermain games, tapi lebih ke bonding dan hang out.’’
Pengaturan server Discord pun cukup beragam, bisa private atau open. Oleh karena itu, kamu butuh undangan untuk masuk server private. Tapi tenang, server publiknya nggak kalah seru kok! Dengan Discord, kamu bisa add teman dari berbagai server tanpa harus join ke server yang sama. Salah satu keunggulan lainnya adalah Discord bisa digunakan di PC maupun smartphone iOS dan Android.
Riffr
Media sosial yang satu ini berbentuk micro-podcast. Riffr sedikit berbeda dari ClubHouse dan Discord karena nggak bisa real time chatting. Tapi, pengguna Riffr menggunakan audio untuk komunikasi. Meski berbentuk micro-podcast, tujuan aplikasi ini nggak hanya buat share podcast berdurasi panjang. Voice notes atau podcast berdurasi lima detik juga bisa kok! Lalu, pengguna lain bisa mengomentari posting-an tersebut dengan mengirim audio juga.
Baca juga:
JOMO, Nggak Perlu Takut Ketinggalan Tren
|
Dengan aplikasi ini, kamu bisa mencari topik favorit dan mendengarkan pendapat orang lain dari seluruh dunia. Mulai fashion, entrepreneur, music, self development, sampai cerita misteri. Selain itu, pengguna Riffr bisa membangun komunitas dengan follow akun-akun favorit agar tetap update dengan post terbaru. Riffr juga menyediakan fitur share sehingga kamu bisa share ceritamu ke aplikasi lain. Pssst… Kontenmu bisa langsung diubah ke format video. Wah!
Medsos Audio-based: Yay or Nay?
Zetizen-Nah, sebagai audio-chat medsos yang dipakai Elon Musk, apa semua orang Indonesia jadi pengin punya dan pakai ClubHouse? Apalagi, medsos satu ini masih tersedia untuk iOS aja. Let’s hear them! (elv/c12/rat)
Baca juga:
Get Organized With Your Smartphone
|
Awalnya Oke, tapi Lama-Lama…
”Awalnya (ClubHouse) seru, bisa dengar insight dari public figure dan kenal orang baru. Tapi, lama-lama kurang nyaman karena terlalu ramai dan pembicaraannya nggak terarah. Aku pribadi nggak terlalu betah dengerin orang ngobrol, tapi oke kalo pembicaraannya bermanfaat. Kadang juga nggak nyaman pakai fitur raise hand karena harus sharing di ”depan” ribuan orang. Mungkin kalau ada batasan jumlah orang tiap room, diskusi bisa dua arah.’’
Cuma Sementara, Pasti Bakal Sepi
”Aku nggak tertarik coba sih. Menurutku, aplikasi ini lagi tren karena dipakai orang-orang terkenal. Biasanya sesuatu yang tren bakal cepat berlalu. Aku rasa banyak orang yang coba ClubHouse karena mau nimbrung waktu artis kesayangannya on. Nah, public figure kan pasti sibuk, nggak mungkin setiap hari online. Jadi, pasti ada saatnya orang bakal meletakkan aplikasi ini soalnya ada prioritas lain.’’
Jadi Habit, Bikin Rileks
”Aku coba ClubHouse karena banyak teman yang rekomendasiin buat belajar. Setelah aku coba, eh ketagihan! Room yang aku ikuti mulai dari pendidikan, ekonomi, spiritual, sampai yang random ngobrol. Menurutku, ClubHouse bakal terus berkembang, apalagi Android users nungguin. Di sini aku bisa networking juga lho. Dengerin di mobil dan sebelum tidur udah jadi habit baru soalnya bisa bikin rileks.’’