zetizen

Nggak Mau jadi Korban Cybercrime? Hindari 5 Kebiasaan Buruk Berikut di Internet

Techno

(credit: tooxy)

Zetizen.com - Kebebasan berbagi informasi dan komunikasi di Internet bikin kamu bebas ngeshare apapun tentang diri kamu. Emang sih, asik banget kalau kamu bisa eksis dan bertukar informasi dengan banyak orang diseluruh dunia. Tapi, kamu tetap harus hati-hati nih, Bro! Kalau kamu sembarangan berbagi informasi penting tentang diri kamu di Internet, bukan nggak mungkin kamu jadi korban cybercrime yang dilakukan para hacker nggak bertanggung jawab. Efeknya bisa buruk banget loh. mulai dari data pribadi yang bocor, sampai cyber bullying atau bahkan kerugian materi kalau kebetulan data yang bocor adalah data keuangan kayak nomer rekening atau password internet banking. Nah, buat mencegahnya, hindari kebiasaan berikut saat menggunakan internet.

 

Mengakses Data Penting Saat Menggunakan Public Wifi

Nggak bisa dimungkiri, siapasih yang nggak senang pakai wifi publik gratisan? Nemuin public wifi di zaman sekarang itu rasanya udah kayak nemuin Oasis di padang pasir. But wait! Sebelum kamu mulai mengakses internet ada baiknya kamu ingat-ingat untuk nggak mengakses website dengan informasi pribadi kamu yang sensitif. Kayak alamat, nomor telepon, password apalagi nomor rekening bank. Sebab, sadar nggak sih, dengan menggunakan Wi-Fi yang bisa diakses siapapun, informasi yang kamu kirim dan terima juga bisa disadap dan disimpan para pelaku cybercrime.

That's why, coba deh lebih selektif lagi dalam memilih public Wi-Fi. Pastikan koneksi nya sah dan aman. selain itu, kalau saat terkoneksi kamu diminta untuk mengisi form aneh-aneh, mending jangan dilanjutkan deh. Segera cari toko pulsa terdekat dan aktifkan paket internet kamu #jadiiklan.

 

Posting Terlalu Bebas Di Media Sosial

Emang sih kebutuhan buat pamer di zaman sekarang itu tinggi. Tapi kalau kamu nggak mau data dan privasimu sampai bocor, mending kurang-kurangin overposting hal-hal pribadimu di media sosial. Boleh aja kamu baru pindah ke rumah baru  tujuh tingkat yang ada helipad dan pantai pribadinya. atau mungkin pindah sekolah ke sekolah internasional yang masuk keluarnya aja harus pake paspor dulu. Tapi sebaiknya jangan pernah tunjukan alamat atau foto lengkap tempat tempat tersebut. Sebab, hal itu bisa dengan mudah membuat kamu dilacak oleh orang yang nggak bertanggung jawab. Atau kalau emang kepengin banget posting manfaatkan fitur privasi agar yang bisa melihat hanya orang-orang tertentu yang kenal baik dengan kamu. Ohiya ini termasuk jangan memposting foto tiket pesawat/kereta yang tertulis nama lengkap dan nomor KTP ya!

 

Mengisi Formulir Online

Formulir online biasanya akan ditemukan saat kamu akan mendaftar sesuatu. Biasanya yang harus diisi adalah data-data pribadi seperti nama, alamat, sekolah, dan sebagainya. Sebaiknya, jangan langsung mengisi form-form ini kalau kamu belum tau website tersebut seaman apa. Banyak yang tahu nggak? Banyak yang pakai nggak? Pertimbangan-pertimbangan ini wajib kamu punyai agar datamu nantinya nggak masuk ke pihak hacker dan nggak disalah gunakan. Banyak juga loh website tiruan yang dibuat seperti website aslinya seperti halaman facebook palsu. Kalau kamu nggak ‘ngeh’ sama link asli yang menuju ke facebook dan kamu login di website tiruan, biasanya akun kamu berpeluang besar untuk dihack.

 

Menggunakan Password Yang Sama Ber-Ulang

Kata para ilmuwan, generasi sekarang ini punya ingatan yang cenderung lebih lemah. Nah, ini terbukti dari kebiasaan banyak anak muda bikin password ngasal dengan kekuatan yang lemah. Misalnya password yang nggak ada campuran huruf besar dan angka – angka. Cuma 1 kata yang orang lain bisa dengan mudah nebak. Parahnya lagi, password yang sama digunakan di semua akun milikmu.

Wah ini bahaya banget guys! Para hacker akan dengan mudah menyusup di segala akun pribadimu dan menyalah gunakan semua data-datamu untuk kepentingan jahat mereka. Coba deh gunakan password yang sulit dengan campuran angka dan huruf-huruf unik. Dan jangan lupa, untuk sering mengganti password ya secara rutin ya.

 

Selalu meng-iyakan privacy polices

Kalau kamu habis mendownload atau menginstall sesuatu seperti software, biasanya finishing terakhir untuk bisa menginstall kamu harus meng “accept” suatu kebijakan yang dibuat dari pihak pembuat software tersebut. Nah biasanya kebijakan ini bacaannya panjang banget dan lagi-lagi kita jadi mager buat baca dan langsung oke. Padahal ngebaca privacy policy ini penting lho guys. Kalau misal ternyata dalam kebijakannya si software ini meminta agar semua data pribadi bisa di simpan oleh mereka dan dipergunakan oleh mereka tapi karena kamu nggak baca dan asal oke, semuanya bisa langsung jadi runyam. Sekali ‘accept’ tamatlah sudah. (source: mashable)

 

 Edited by: Bogiva