Zetizen.com - Empat hari telah berlalu dan penjurian telah dilakukan. Setelah melalui proses penjurian yang ketat, akhirnya terpilihlah Alpha Zetizen of the Year dari 34 Provinsi. Beragam aksi telah mereka lakukan. Salah satunya adalah di bidang sosial. Ada apa aja sih?
Hidup sebagai anak jalanan, nggak bikin Muhammad Ridwan menyerah dengan keadaan. Ia terus memperjuangkan hak-hak anak, salah satunya mendapatkan akta kelahiran. Selain itu, ia juga memberikan bimbingan belajar untuk anak jalanan sebagai bentuk pemenuhan hak anak di bidang pendidikan.
Baca juga:
Pahit Kopi Tak Sepahit Farewell AZOTY
|
Trauma bisa jadi hal yang menghambat perkembangan anak. Hal ini melandasi Dhita Yoana untuk secara rutin dan berkelanjutan melakukan trauma healing guna memulihkan kembali keadaan psikis dan mental anak-anak. Salah satunya adalah trauma healing pasca bencana. Sebab, banyak orang menganggap bahwa sisi psikologis anak pasca bencana tidak perlu dihiraukan dan akan sembuh sendiri.
Kurangnya perhatian di bidang kesehatan membuat Nadila M. Saleh tergerak untuk memberikan edukasi kesehatan. Salah satu aksi yang dilakukan Nadila adalah memberi edukasi kesehatan dan gigi kepada anak anak SD. Hal ini dilakukan agar mereka mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi.
Baca juga:
AZOTY Bercucuran ’’Darah’’ di Weta Workshop
|
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, bahasa, dan suku. Oleh karenanya, dibutuhkan jiwa toleransi agar menjaga Indonesia tetap utuh. Itulah yang mendorong Bayu untuk mengajak anak muda mengembangkan jiwa kebangsaan, salah satunya dengan memberikan pendidikan bersemangat NKRI. Bayu tak ingin hanya karena perbedaan, banyak perpecahan muncul dan menyebabkan NKRI hancur.
Untuk mengurangi kenakalan remaja, Fenyro Ezra membuat komunitas Cross. Komunitas ini bergerak di bidang sosial dan menjangkau berbagai permasalahan anak muda, termasuk kasus pembulian. Sebab, di Indonesia, kasus bullying sangat marak dan belum teratasi karena lingkungan yang masih acuh.
Banyaknya kasus bullying di Indonesia, membuat Jimas Ifandy berinisiatif untuk melakukan kampanye stop bullying. Kampanye ini dilakukan secara offline dan merambah ke berbagai kota. Aksi ini dilakukan Jimas karena korban bullying memiliki kemungkinan menjadi seorang pelaku bullying nantinya. Sehingga, jika ini tidak dihentikan makan akan banyak kasus bullying yang muncul.
NAJLA HALIZI (SMAN 2 MEDAN)
Untuk mencegah aksi corat-coret baju ketika kelulusan, Najla Halizi mengadakan gerakan donasi seribu baju. Gerakan ini dilakukan di tahun 2017. Selain bisa bermanfaat bagi sesama, gerakan ini juga bisa meningkat jiwa sosial anak muda.