zetizen

Renungi Bahaya Sosial Media lewat Poster Penuh Makna dalam Aksara 2017

After School
Aksara is back! acara dua tahunan ini kembali menghiasi Politeknik Media Kreatif Jakarta (Credit:Taufiq/Zetizen Team)

Zetizen.com - Himperaktif atau Himpunan Mahasiwa Periklanan Politeknik Media Kreatif kembali mengadakan Aksi Kreasi Mahasiswa Periklanan Polimedia 2017 atau disingkat "Aksara". Acara dua tahunan ini diadakan pada Sabtu (18/11) di kampus Polimedia Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Mengusung tema “Social Media Attack”, Aksara 2017 mengajak kita buat merenungi kembali dampak negatif sosial media pada generasi muda.

Hujan deras yang mengguyur, ditambah padamnya lampu sejak siang hari nggak bikin kemeriahan Aksara jadi surut. Masuk ke venue, mata kita langsung disuguhkan kerennya pameran poster dari mahasiswa-mahasiswi periklanan Polimedia. Suci Rahmadiyah selaku ketua pelaksana pun menceritakan alasannya menjadikan Social Media Attack sebagai tema yang dipilih.

“Sekarang yang aku liat tren penggunaan sosial media lebih banyak yang negatif dibanding yang positif. Misal banyaknya hoax. Nah, aku pengen meningkatkan awareness temen-temen semua agar lebih bijak dalam menggunakan sosial media,” ujarnya.

 

Poster-poster tentang bahaya penggunaan social media yang berlebih (Credit: Taufiq/Zetizen Team)

Poster-poster di Pameran Aksara 2017 seakan mengingatkan para pengguna social media supaya jangan sampai teknologi yang seharusnya membawa manfaat justru pelan-pelan menjadi candu dan mempersulit hidup kita. Salah satu poster terasa memberi pesan mendalam, dengan judul “Think Twice”. Poster ini menyerupai User Interface yang terdapat pada Twitter saat kita akan nge-tweet, dan kolom teksnya terisikan berbagai ujaran makian. Think twice for every words you’ll write on social media, seperti itu mungkin pesan utuh yang ingin disampaikan.

 

Dansa ria bersama Diskoria di Aksara 2017 (Credit: Taufiq/Zetizen Team)

Malam itu ditutup dengan penampilan para bintang tamu. Ada Kompeni Jakarta yang merupakan grup perkusi dari Polimedia Jakarta yang menggunakan barang-barang bekas sebagai alat musiknya. Ada juga The Paps, band reggae yang telah malang melintang di kancah permusikan Indonesia sejak tahun 2003. Puncaknya, penampilan Diskoria membuat seluruh hall Polimedia riuh berdansa dengan deretan lagu papan atas yang terkenal pada era 2000-an, seperti Gelora Asmara (Groove Bandit), Milikmu Selalu (Andien), dan Khayalan (The Groove).

Jadi nggak hanya menyadarkan dampak buruk media sosial, Aksara juga mewadahi pengunjungnya buat bernostalgia dan berdansa bersama.

 

Editor: Fahri Syadia