Zetizen - We all have dreams! Dan untuk mewujudkannya, butuh sebuah usaha. Namun, proses mencapai target-target itu terkadang menemui jalan buntu. Ada kalanya perasaan stuck dan lelah melanda karena terlalu push diri. Eitss, jangan biarkan hal itu bikin demotivasi, ya. Meski belum sampai di titik puncak, kamu berhak take a break dan menyenangkan diri dengan self reward!
Umumnya, orang melakukan self reward sebagai bentuk imbalan kepada diri sendiri karena sudah berusaha mencapai target atau melakukan perubahan positif dalam hidup. Self reward juga bisa menjadi bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Sebab, penat dan capek yang dibiarkan terus-menerus bisa berubah menjadi stres. Kalau sudah begitu, rutinitas bakal terganggu dan malah bikin kamu lupa sama goal yang ingin dicapai.
Melansir JMC Academy Sydney, self reward bisa mengembangkan kreativitas jika kamu melakukan hal di luar kebiasaan. Selain itu, memberikan penghargaan kepada diri sendiri atas kerja keras yang sudah dilakukan mampu mengembalikan motivasi. Lagi pula, semua orang suka hadiah, sekalipun dia membelinya sendiri. Nah, saat mendapat hadiah itulah, otak manusia melepaskan hormon dopamin yang memunculkan perasaan bahagia.
Baca juga:
Give a Hand to Help Them
|
Meski baik untuk dilakukan, nggak semua bentuk reward berdampak positif, lho. Self reward bukan berarti ’’balas dendam’’ setelah bekerja keras atau menunda kewajiban. Terlalu sering memberikan self reward akan membuat reward yang diterima tidak lagi terasa spesial. Fokus utamamu bisa teralihkan, bahkan dompetmu bisa sekarat. Boros berkedok self rewardis a big NO!
Agar bisa memberi self reward yang tepat, kamu perlu memperhatikan beberapa hal seperti relevansi hadiah dengan tujuan yang ingin kamu capai. Misalnya, kamu ingin menabung untuk trip, bentuk reward yang kamu berikan tentu harus relevan dengan tidak membeli hadiah yang menguras kantong. Kalau perlu, atur bujet sedari awal.
Self reward juga nggak melulu berupa materi kok. Berhenti sejenak dari rutinitas dan quality time bareng keluarga atau teman juga termasuk, lho! Hunting makanan kesukaan atau liburan singkat dijamin bikin kamu fresh lagi. Kamu juga bisa gunakan waktu rehatmu untuk melakukan hobi seperti menonton film, memasak, berkebun, dan banyak lagi! Yang terpenting adalah sempatkan waktu untuk melakukan hal yang kamu sukai. Your hardwork deserve a gift! (elv/c12/lai)
Baca juga:
Waktu Sendiri di Tengah Sibuknya Diri
|
’’Self reward itu penting sebagai apresiasi diri sendiri yang udah berjuang keras meraih sesuatu. Entah hasilnya buruk atau baik, intinya sudah berjuang. Self reward[1]ku sih lebih ke me-time dan shopping. Dulu, waktu aku habis ujian nasional SMP, aku diterima di SMA impianku. Aku manjain diriku dengan belanja K-pop merch. Pastinya, aku beli sesuatu yang nggak melebihi bujet, dan kalau bisa yang sekalian bermanfaat gitu deh. Kalau dompet lagi kering, ya ditunda dulu, kan self reward bukan kewajiban.
Baca juga:
Appreciate Yourself with Self Reward
|
’’Self reward, menurutku, penting banget karena nggak semua orang bisa membahagiakan kamu. Jadi, paling nggak kamu bisa bahagiain dirimu sendiri lewat self reward. Penghargaan itu nggak berarti individualis, lho! Tapi, memacu diri untuk target berikutnya. Waktu awal semester aku selalu buat target IPK, jadi selama 6 bulan aku bakal berusaha mencapai target itu. Ketika target tercapai, aku self reward dengan makan makanan favoritku dan me-time.
’’Menurutku, self reward itu nggak penting karena kadang ketika pencapaian masih kecil, kita sudah mau bersenang-senang. Takutnya cepat berpuas diri, padahal masih jauh dari goal. Kalau terlalu sering, lama-lama nggak akan terasa istimewa dan kita jadi ingin reward yang lebih besar, lebih ’wah’. Tentu, itu nggak aman untuk dompet, hehe. Sering kali orang lupa menyesuaikan pengeluaran, padahal reward nggak harus sesuatu yang mahal. Intinya, takut nggak bisa mengendalikan diri kalau selalu konsumtif dengan dalih self reward.” (elv/c12/lai)