zetizen

Wadah Kolektif untuk Seni yang Inklusif

Get A Life

Zetizen-Surabaya bisa dibilang sebagai tempat lahirnya seniman-seniman kreatif yang menghasilkan karya-karya yang membanggakan. Hal itu terlihat dari hadirnya komunitas Serbuk Kayu, sebuah komunitas seni kolektif yang berdiri sejak 2011. Komunitas tersebut bisa dibilang terbentuk tanpa sengaja dari guyonan yang terdiri atas sekumpulan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang memiliki minat terhadap dunia seni.

Pemberian nama Serbuk Kayu tentu bukan tanpa alasan. Sebab, nama itu memiliki arti filosofi tersendiri. ”Awal pembentukannya diawali dengan sebuah performance art dan membuat sebuah instalasi berbentuk mobil kayu yang akhirnya mengilhami untuk memberikan nama Serbuk Kayu,’’ jelas Candra Prasetiyo Wibowo selaku salah seorang anggota Serbuk Kayu di divisi kreatif. Melansir dari laman resmi Serbuk Kayu, makna dari nama Serbuk Kayu diibaratkan seperti serbuk kayu yang apabila dipadatkan akan menjadi medium seni yang kukuh dan memberikan manfaat. Namun, apabila beterbangan, bisa membuat mata terasa perih jika mengenainya. Hal tersebut dianalogikan seperti komunitas Serbuk Kayu. Apabila saling bekerja sama, anggotanya bisa memberikan manfaat besar. Namun, apabila tercerai berai atau berdiri sendiri, bisa saling melukai atau mengganggu.

Beberapa project juga pernah dilakukan komunitas Serbuk Kayu, mulai pameran, diskusi, hingga gathering sesama penikmat seni. Di antaranya, yang sudah terselenggara adalah Surabaya Move On yang merupakan event kesenian yang menggaet kolaborasi dengan seniman lokal Indonesia maupun luar negeri. Dan yang kini tengah terlaksana adalah Makineko Project: Emerging Artist Group Exhibition yang merupakan kumpulan karya seni para seniman muda Jawa Timur yang 22 karyanya dipamerkan di Yello Hotel Jemursari pada 20 Agustus–20 September 2020.

Ekshibisi yang berkolaborasi bersama pihak Yello Hotel Jemursari, ARSUB, dan Sandiolo Space tersebut merupakan kumpulan dari hasil karya seni dari seniman-seniman muda Jawa Timur yang berumur di bawah 35 tahun. ”Tema ekshibisi kali ini nggak ada ketentuan khusus karena disesuaikan dengan ekspresi dan gaya para seniman masing-masing. Nama Manekineko direpresentasikan bagaimana karya-karya seni ini tadi bisa menarik keberuntungan bagi siapa pun yang membuat maupun yang melihatnya seperti halnya boneka Jepang Maneki[1]neko yang dipercaya bisa membawa keberuntungan,’’ jelas Yanuar Salman Alfarisi, salah seorang anggota divisi kreatif Serbuk Kayu. Anggota aktif Serbuk Kayu saat ini berjumlah 10 orang, tapi juga bisa bertambah kalau ada orang yang tertarik untuk bergabung. ”Tidak ada batasan umur kalau ingin bergabung, yang penting punya minat pada bidang kesenian dan satu frekuensi dalam hal visi dan misi,’’ tambah Candra. (c12/mel)