Are You a Zetizen?
Show Menu

Seleksi Ketat Beasiswa Uni Emirat Arab

Abiyoso Mg Abiyoso Mg 05 Dec 2022
Seleksi Ketat Beasiswa Uni Emirat Arab

Kata orang, work hard until you can travel to Uni Emirat Arab. Biar beda dari yang lain, kenapa nggak nyobain beasiswanya? Yap! beasiswa untuk kampus Al Ain di Dubai, Abu Dhabi, dan Al Dhafra ini baru saja dibuka untuk seluruh pelajar internasional. Sebelum mendaftar, yuk intip kesan dari tiga awardee yang tinggal di penjuru kota Uni Emirat Arab! (c20/raf)

“Di antara semua tahap pendaftaran untuk mendapatkan beasiswa ini, aku mau cerita tentang tahap wancara yang dilakukan via skype. Pertanyaannya tentang hafalan Qur’an dan kemampuan berbahasa Arab. FYI, pendaftarnya lebih dari tiga ribu orang. Dari angka tersebut, cuma ada 1500 yang terpilih dari 55 negara. Kalau ditanya soal tingkat kesulitan, sebenarnya susah-susah gampang. Yang penting bisa menyiapkan diri dengan baik. Setelah dinyatakan lulus, dapat uang persiapan sebanyak 1000 AED. Setelah menerima beasiswa, dapat 1500 AED untuk kebutuhan sehari-hari. Tergantung dari masing-masing orang apa bisa saving money untuk nabung atau kirim uang ke rumah.

’’Salah satu alasan yang bikin peminat beasiswa di Abu Dhabi banyak adalah tingkat keamanan yang cukup tinggi dibandingkan negara lain. Selain itu, banyak budaya yang bisa dipelajari. Tapi, tingkat kesulitan untuk lulus juga lumayan tinggi. Selain nilai TOEFL yang tinggi, nilai rata-rata harus di atas 90. Kalau sudah lulus, bakal dapat uang saku mulai Rp 7 juta hingga Rp 30 juta. Serunya lagi, masyarakat di sini benar[1]benar welcome dengan warga dan mahasiswa asing. Soalnya, 70 persen adalah warga asing. Bedanya, mereka nggak begitu terbuka dengan tetangga kaya masyarakat Indonesia.’’

’’Sebagai negara Islam, culture dan kebiasaan nggak jauh berbeda dengan Indonesia. Untuk lingkungan kampus, agak sulit beradaptasi. Karena ada 80 bahasa yang digunakan selain Indonesia. Ada lebih dari 130 kewarganegaraan juga. Jadi sangat diverse dan harus memahami satu sama lain. Misalnya, perbedaan pendapat.

Bayangin aja, deh. Dalam satu kelas, ada 15 negara yang berbeda. Terus waktu bahas tentang Laut China Selatan, setiap siswa yang negaranya punya kontribusi khusus dalam masalah tersebut tentu punya pendapat berbeda. So diverse. Senangnya lagi, culture di sini benar-benar patuh sama pemerintah. Vice versa, pemerintah juga sangat menghargai masyarakat. Jadi lebih damai,’’

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article