Are You a Zetizen?
Show Menu

Sarjana Kedokteran di Umur 19 Tahun

Abiyoso Mg Abiyoso Mg 16 Jun 2022
Sarjana Kedokteran di Umur 19 Tahun

SUDAH menginspirasi di usia belia, Rein Vidya Banafsha mencetak rekor sebagai sarjana termuda di Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2021–2022. Sebelumnya, dia juga didapuk sebagai mahasiswa baru termuda Unpad melalui seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Saat itu dia masih berusia 15 tahun, lho.

Rein, sapaan akrabnya, mengikuti program akselerasi atau kelas percepatan sejak di bangku SMP. Itu kenapa kelulusannya bisa berlangsung lebih cepat. Meski paling muda, Rein mengaku nggak pernah merasa minder dengan teman-teman seangkatan.

“Aku sih nggak pernah merasa kecil. Karena asal bisa adaptasi sebenarnya perbedaannya nggak terlalu terasa. Mungkin memang ada sedikit perubahan dari gimana cara komunikasi atau cara bergaul dari teman-teman sebaya, tapi itu malah bikin aku lebih termotivasi untuk jadi lebih dewasa,” ungkapnya.

Motivasinya untuk menimba ilmu begitu besar. Mengenyam pendidikan menjadi sesuatu yang enjoyable baginya. “Aku suka belajar, jadi dari SMP dan SMA tuh hobi banget memecahkan soal. Makin ke sini, aku semakin pengin meningkatkan pengetahuanku karena karier yang akan aku tempuh, yakni dokter. Seorang dokter itu kan long-life learner, jadi kita nggak akan berhenti untuk belajar,” imbuh gadis asal Tasikmalaya, Jawa Barat, tersebut.

Perjalanan Rein di bangku kuliah nggak semulus itu. Dia tetap mengalami masa naik turun. Beberapa skill dasar mahasiswa seperti manajemen waktu, kemampuan bersosialisasi, dan kepemimpinan masih sulit Rein imbangi. Sebab, pengalaman berorganisasinya di masa sekolah cukup minim. Di samping itu, program studi kedokteran menyuguhkan banyak materi yang harus dipahami dan dicerna secara matang.

“Apalagi, waktu ujian biasanya cukup berat. Satu ujian itu bisa mempelajari hingga 14 kasus. Satu kasusnya harus benar-benar hafal ilmu dasar, tata pelaksanaan, diagnosis, dan lain-lain. Tapi, kalau kita mau berusaha, insya Allah, itu bisa dihadapi dengan mudah kok,” ujarnya.

Dengan studi yang cukup menguras otak, tentu rasa suntuk dan burnout nggak terhindarkan. Ketika mulai kehilangan motivasi, Rein memilih untuk me time atau melakukan kegiatan yang disenangi. Menurut dia, keseimbangan antara mengejar ambisi dan istirahat yang cukup itu sangat penting. Jadi, buat kamu yang lagi overwhelmed dengan tugas-tugas, jangan lupa rehat sejenak, ya!

Setelah lulus, Rein berencana melanjutkan koas dan kariernya di bidang spesialis kedokteran jiwa. Dia berharap kisahnya mampu memotivasi anak muda untuk semangat menimba ilmu.

“Buat yang lagi menempuh studi, lanjutkan aja. Keinginan untuk mencari ilmu itu keinginan yang mulia. Kalau lagi capek, ingat lagi tujuan awal kalian. Kalau jenuh, istirahat dulu. Semoga achievement aku bisa menginspirasi. Tidak untuk menjadi serba cepat, tetapi menginspirasi kalau kita berusaha, insya Allah, hasilnya sebanding,’’ tandas Rein. Well, jangan mau kalah sama Rein. Yuk, semangat menuntut ilmu! (kom/c12/lai)

Ideal College Road Map

KEHIDUPAN kampus bakal lebih mudah kalau kamu menyiapkan planning semasa kuliah. Se[1]bagaimana langkah ideal yang bisa kamu jadikan acuan berikut. Jangan biarkan masa kuliahmu berlalu begitu aja! (kom/c12/lai)

Semester I

Masa orientasi dan adaptasi dengan kehidupan kampus

Semester II

Mengeksplorasi dan melatih soft skill dengan join organisasi, kepanitiaan, atau magang unit kegiatan mahasiswa (UKM)

 

Semester VI

Menyusun proposal skripsi dan KKN

Semester VII

Magang di perusahaan

Semester VIII

Fokus menyelesaikan skripsi

 

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

Please read the following article