zetizen

Pasang Surut (Surabaya Utara), Ajak Kenali Tipografi lewat Calligraphy & Lettering

Games

(Hasil Dari Respon Tipografi Terhadap Kawasan Kota Lama Surabaya)

Zetizen.com - Di penghujung bulan Oktober kemarin, Ayorek! Surabaya mengadakan acara bernama Pasang Surut (Surabaya utara) dengan tema Tipografi. Dalam salah satu kegiatannya, ada demo workshop yang membahas tipografi di kawasan Kota Lama Surabaya. Eits, kamu masih belum tahu apa itu tipografi? Simak penjelasannya berikut, yuk!

 

Seni Tentang Huruf

Menurut Ari Kurniawan sebagai PIC dari Pasang Surut, tipografi adalah pengetahuan tentang huruf. Nah, salah satu yang menjadi fokus utama dari tipografi di acara ‘Pasang Surut’ ini adalah seni tipografi yang banyak terdapat di wilayah kawasan kota lama Surabaya. Karena merupakan kawasan niaga, tempat itu dipenuhi berbagai bangunan dan toko yang memiliki berbagai plang dan tanda nama toko yang ditulis dengan huruf huruf indah.

Tulisan unik yang ‘mejeng’ itu biasanya memperlihatkan nama toko, atau  tulisan yang menunjukkan identitas dari tempat itu sendiri. Nah, kalau kita teliti memperhatikannya, tentu ada hal yang membuat tulisan tersebut menarik. Meski ditulis sesuai selera masing masing pemilik toko, tulisan tersebut tetap dapat dibaca dan dimengerti artinya. Nah itulah salah satu bentuk seni tipografi yang menunjukan kalau orang-orang Surabaya itu ternyata sangat kreatif.

Nah, karena merupakan seni dari huruf dan angka, Tipografi sendiri punya variasi yang cukup luas. Ibarat seorang bapak yang punya anak, ada beberapa aliran seni tulisan turunan tipografi. Wah, siapa aja tuh anaknya? 

 

“2 anak dari typography adalah calligraphy dan lettering.” Tutur Alvian Helmi sebagai fasilitator demo workshop tipografi yang jadi salah satu kegiatan utama dalam rangkaian acara Pasang Surut. Nah, lalu apa beda keduanya?

 

Well, Calligraphy adalah seni menulis. Prosesnya pun lebih cepat karena memang seni ini berpusat pada teknik yang menghasilkan seni tulis secara singkat dengan hasil yang langsung dapat terlihat saat itu juga.

Alvin sendiri lebih suka untuk mengerjakan calligraphy karena untuk membuat prosesnya juga nggak butuh waktu lama. Trus, gimana kalau dalam prosesnya ada yang salah? Jawabannya ya harus mengulang dari awal. Calligraphy emang harus murni langsung dibuat dalam 1 kali waktu. Nggak heran kalau akhirnya Alvin pun memang memutuskan untuk terjun ke dunia kaligrafi dengan menjadi seorang kaligrafer.

 

(Hasil dari Calligraphy yang dibuat On The Spot oleh Alvian Helmi saat demo workshop beserta tools yang bisa dipakai untuk calligraphy di media kertas)

 

Lettering, Seni Menghias Huruf dengan Motif dan Goresan Hias

Nah sementara anak satunya, yakni lettering, adalah seni tulisan yang lebih fokus pada seni menggambar dan mengembangkan huruf yang sudah ada. Singkatnya, seni ini merupakan seni memodifikasi font atau huruf yang sudah ada dengan menambahkan bentuk maupun aksen hiasan baru dalam penulisannya.

Dalam lettering, seseorang bebas menambahkan hiasan berbentuk garis panjang, garis melengkung, atau motif dan hiasan lain dalam tulisannya. Yang jelas, hal itu nggak boleh sampai membuat huruf tersebut jadi nggak bisa dibaca dan dipahami.

Karena prosesnya yang lebih delicate, wajar kalau pengerjaan lettering pun juga nggak secepat kaligrafi yang bisa digambar secara spontan. Sebab, ada beberapa tahap perencanaan yang harus dilakukan sebelum memulai leterring. misalnya seperti menyiapkan konsep dan sketch tulisannya.

Nah, buat penerapannya, kamu bisa dengan mudah menemukan karya-karya lettering ini di berbagai kafe kontemporer yang hits saat ini. Misalnya pada desain hiasan dinding berbentuk tulisan atau teks menu yang ditulis dengan menggunakan lettering. Banyaknya permintaan akan hal ini membuat lettering ini juga jadi bisnis yang lumayan menjanjikan.

"Umumnya 1 meter bisa dihargai Rp 400.000 “Ini relatif sih, setiap design bisa pasang harga yang berbeda. Tapi umumnya bisa segitu.” Ujar Alvin yang juga tergabung dalam komunitas Subletter yaitu komunitas yang mewadahi anak anak Surabaya yang menyukai dan mendalami calligraphy dan lettering.

 

(Suasana saat Alvian Helmi memberikan materi dalam demo workshop tipografi yang menjelaskan perbedaan Calligraphy dan Lettering)

 

Butuh Kreatifitas dan Ketekunan 

Menurut Alvin, mendalami tipografi nggak harus dilakukan oleh mereka yang memang mengambil kuliah DKV atau seni. Buktinya, Alvin sendiri juga nggak ada pikiran untuk berkecimpung di dunia calligraphy dan lettering meski sebenarnya ia kuliah di jurusan DKV di STIKOM. Namun, passionnya muncul saat melihat temannya yang sukses berkecimpung di dunia calligraphy dan lettering. Alvin pun jadi tertarik banget untuk lebih mendalami dan akhirnya mempraktekkan kemampuannya.

Nah, buat kamu yang ingin menjadikan calligraphy dan lettering sebagai hobi dan penyaluran ide kreatif, Ada beberapa akun sosmed yang sering me-repost karya karya para kaligrafer dan hand lettering amatir. Seperti @belmenid atau @kaligrafina yang sering me-repost karya kaligrafi dan lettering yang mencantumkan hashtag mereka. Tentunya hal ini bagus banget buat mengajak orang untuk menilai dan mengomentari karya kamu.

 

So, tertarik dengan calligraphy dan lettering?