Are You a Zetizen?
Show Menu

Do Fasting, Better Living

Narendra Mg Narendra Mg 12 Dec 2022
Do Fasting,  Better Living

Zetizen-Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, masyarakat disarankan tetap di rumah untuk mencegah penularan. Sayang, terus berdiam di rumah berdampak buruk untuk banyak orang! Sebab, aktivitas fisik berkurang drastis sehingga tubuh jadi pasif dan kondisi jantung ikut menurun. Hal ini mengakibatkan sistem metabolisme tubuh melemah.

Dalam bukunya yang berjudul PuaTime flies! Nggak terasa ya kita dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan. Tahun ini merupakan tahun kedua Ramadan di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, kalian tetap semangat berpuasa dong? Apalagi, ada beberapa manfaat puasa yang kita butuhkan selama menghadapi pandemi. Yuk, disimak! (arm/c12/rat)

sa sambil Detoks, Prof Dr H Hardiansyah MS menyatakan bahwa setiap hari tubuh kita kemasukan toksin yang berisiko menimbulkan berbagai penyakit. So, detoksifikasi dibutuhkan untuk membuang zat-zat yang bersifat toksin. Nah salah satunya adalah dengan berpuasa. Puasa merupakan metode detoksifikasi paling tua dalam sejarah peradaban manusia sekaligus terbukti paling aman dan efektif.

Selama berpuasa, tubuh kita nggak mendapat asupan makanan, termasuk jajanan dengan kandungan lemak dan gula tinggi. Kondisi ini membuat sistem pencernaan bisa beristirahat sejenak dan akan fokus melakukan detoksifikasi. Proses detoksifikasi ini membuat sistem metabolisme tubuh jadi lebih lancar. Jadi, meskipun berdiam diri di rumah aja, sistem metabolisme tubuh kita tetap lancar dengan berpuasa.

Pernah nggak sih merasa stres karena jenuh di rumah dengan kegiatan itu-itu aja? Eits, ternyata puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental! ”Puasa terbukti meningkatkan neurogenesis di otak,’’ tutur Dr Mark Mattson, profesor neurologi Universitas John Hopkins, seperti dilansir LIFE Apps. Neurogenesis adalah pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Produksi neurogenesis yang lebih tinggi dapat meningkatkan kinerja otak, suasana hati, serta meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.

Nah, puasa bisa meningkatkan produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF) di dalam sel-sel otak. Makin tinggi kadar BDNF, seseorang jadi nggak gampang depresi. Setelah berhasil menjalankan puasa selama sehari, produksi hormon dopamin dan endorphin dalam tubuh juga meningkat sehingga mood kita meningkat.

Oh iya, puasa juga dijadikan terapi lho untuk pasien dengan gangguan jiwa. Buktinya, Nicolayev, seorang guru besar yang bekerja di Institut Psikiatri Moskow, berhasil menyembuhkan pasien gangguan jiwa dengan berpuasa. Setelah berpuasa 30 hari, banyak pasien yang dinyatakan sembuh dan nggak kambuh lagi selama enam tahun ke depan. Wow!

Perilaku agresif yang dimaksud adalah menyakiti, membicarakan, dan memusuhi orang lain, serta bicara kasar. Kalau lagi gabut, nggak jarang nih kita ghibah dengan teman-teman, baik melalui chat maupun saat bertemu langsung. Dalam keadaan nggak puasa, perkataan kita juga ceplasceplos dan nggak terfilter sehingga bisa menyinggung orang lain. Lalu, gimana sih mengurangi sikap-sikap nggak baik ini?

Nah esensi puasa adalah menahan diri. Nggak cuma dari makanan dan minuman, tapi juga dari perbuatan-perbuatan buruk. Berdasar penelitian Prof Soedarto terhadap orang-orang yang berpuasa secara berkala, tingkat agresivitas mereka menurun. Perilaku berbicara kasar, membicarakan, dan menyakiti orang lain mulai berkurang.

Puasa juga dapat menahan kita dari aktivitas yang nggak berfaedah. Misalnya, belanja sanasini, beli makanan dengan jumlah banyak, dan nongkrong tanpa tujuan jelas padahal masih pandemi. Dengan puasa, kita diajarkan hidup sederhana. Rasa haus dan lapar bisa mengingatkan kita kepada mereka yang kurang beruntung agar kita lebih bersyukur atas hal yang kita punya.

Jangan Lakukan Ini!

Zetizen-Beberapa kebiasaan dianggap nggak berpengaruh pada kondisi tubuh saat berpuasa. Padahal, ada beberapa kebiasaan yang justru membuat tubuh kita lemah lho. Kebiasaan apakah itu? (arm/c12/rat)

Kebanyakan Tidur
Karena puasa, tidak berarti kita boleh terus-terusan tidur dengan alasan menahan lapar dan haus ya. Pada saat kita tidur, tubuh akan menguras kalori dalam tubuh. Jadi, bukan malah bugar, saat bangun tidur justru tubuh kita jadi lelah.

Melewatkan Sahur
”Kuat kok meski nggak sahur’’. Hei, sahur sangat penting untuk menjaga nutrisi dan stamina selama berpuasa! Melewatkan waktu sahur berarti membiarkan tubuh melemah dan nggak bertenaga, apalagi kalau punya jadwal padat. Orang yang melewatkan sahur cenderung nggak fokus dan gampang lelah saat beraktivitas.

Konsumsi Kafein Berlebihan
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap teh jadi minuman wajib di meja makan saat sahur atau berbuka. Padahal, minuman ini sebaiknya dihindari! Sama halnya dengan kopi, teh juga mengandung kafein yang punya efek diuretic. Efek ini akan membuat tubuh lebih sering buang air kecil sehingga bisa memicu dehidrasi.

Konsumsi Junk Food
Junk food jadi pilihan saat sahur atau berbuka karena praktis. Padahal, jenis makanan ini mengandung kalori, lemak, dan gula yang tinggi. Selain nggak memberikan cukup nutrisi dan energi, mengonsumsinya secara berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

RELATED ARTICLES

Please read the following article