Zetizen.com - Hari ini (23/8), DBL Arena, Surabaya, menjadi saksi Apakah juara baru bakal terlahir di Honda DBL East Java Series 2017. Di sektor putra, kedua finalis yaitu SMA Gloria 1 Surabaya dan SMA IPH East Surabaya sama sama tim yang belum pernah juara. Sedangkan SMAN 8 Malang melawan SMA St. Louis 1 Surabaya di sektor putri menjadi pertandingan yang tak kalah seru.
Tak Ingin (Kembali) Jadi Runner-Up
Baik SMA IPH East Surabaya maupun SMA Gloria 1 Surabaya merupakan tim yang pernah menjadi runner-up Honda DBL East java Series North Region. Terlebih lagi, keduanya juga tumbang di tangan SMA St. Louis 1 Surabaya di musim yang berurutan. Lions di musim 2016 dan Gloria 1 di musim 2015.
Di musim ini Gloria 1 yakin mampu meraih gelar juara karena kualitas pemain tahun ini berada di atas rata-rata. Bahkan, dari starting line-up hingga bench, rata-rata memiliki kemampuan yang sama. Apalagi, Adiwijaya Desandrew merupakan pelatih yang cermat membaca pertandingan.
Meski begitu, mereka tidak ingin kembali tersungkur pada kesempatan kali ini. Dengan kualitas skuad yang merata, Gloria 1 lebih percaya diri. ’’Skuad kami lebih lengkap. Kami memiliki shooter dan pointmaker yang cemerlang. Selain itu, tipikal pemain kami tahun ini fleksibel dan situasi di lapangan dijadikan landasan tim kami bakal bermain seperti apa,’’ ujar Desandrew Adi Wijaya, coach Gloria 1.
Tak ingin kalah dengan Gloria 1, Lions juga punya racikan strategi khusus untuk tumbangkan Gloria 1. Materi pemain dan pola permainan Lions tahun ini kerap membuat siapa pun berdecak kagum. Selain lini belakang yang tebal, serangan mereka dinilai cukup mematikan pergerakan lawan. Teknik serangan gun shoot dan fast break terbukti menjadi senjata mematikan bagi lawan. ’’Kami tetap bakal mengandalkan defensive ball pressure dan menggunakan teknik serangan fast break pada pertandingan nanti,’’ kata David.
Kendati demikian, Lions lebih memilih untuk rendah hati dan bermain sebaik-baiknya. Mereka juga telah mempelajari kekuatan lawan untuk menyiapkan taktik cerdik yang nanti melumpuhkan pergerakan pemain lawan. ’’Menurut saya, Lawan lebih mengandalkan outside shooting. Jadi, saya upayakan anak-anak menutup celah itu dan tidak memberikan sedikit pun kesempatan kepada mereka,’’ tegas David Adiwaardhana, Coach SMA IPH East Surabaya.
Final Ideal Sinlui-Smarihasta
Sinlui merupakan ratu basket di Honda DBL East Java Series . Empat kali menjadi juara membuat SMA St. Louis 1 Surabaya sangat ditakuti tim-tim lain. Namun, hal ini tidak membuat srikandi SMAN 8 Malang gentar. Di musim ini, Smarihasta menunjukkan ketajaman mereka selama di south region. Menyapu bersih kemenangan di tiap laga dengan kemenangan mutlak menjadikan SMAN 8 Malang menjadi tim yang patut dipertimbangkan kemampuannya.
’’Permainan Sinlui memang bagus. Kami juga sudah lihat pola permainan Sinlui kok. Pemain mereka bagus dan merata. Selain itu, mereka punya keistimewaan, yaitu pemainnya mampu memberikan tembakan three-point,’’ ungkap coach Smarihasta, julukan SMAN 8 Malang, Catur Agung Widodo. Seluruh pemain Sinlui memiliki tipe offensive player.
Tidak heran, waktu berada di lapangan, skuad Sinlui cenderung bermain agresif dengan kecepatan beberapa player yang sulit diredam. Namun, karena bermain terlalu agresif, skuad Sinlui sering kali melakukan personal foul. Saat mental pemain kurang tenang, akurasi field goal mereka juga kerap berkurang karena bola yang dilempar selalu meleset. Inilah yang akan dimanfaatkan Smarihasta untuk mencuri kemenangan.
Sinlui Sendiri juga tak ingin tumbang di laga pamungkasnya musim ini. Kemampuan tiap pemainnya dalam mencari posisi menajadi salah satu hal yang wajib diperhatikan Smarihasta. Tak hanya itu, fisik mereka terbukti sangatlah baik dan merata di tiap pemainnya. Lena, coach Sinlui menuturkan bahwa Smarihasta bukanlah musuh yang dapat diremehkan. Apalagi mereka juga berhasil menumbangkan SMA Santa Maria Surabaya dengan skor mutlak 37-59.” Bukan hanya teamwork mereka yang bagus, skill individu mereka pun begitu. Apalagi, menurut kami, mereka itu sangat unggul di first play dan shooting skill-nya,’’ ujarnya.
Penulis: Reno Surya, Naomi Susanti
Editor: Diana Hasna, Afrieza Zaqi