Are You a Zetizen?
Show Menu

Tunjukkan Prespektif Estetika Seni dan Space Science Lewat Radio Astronomi

Tunjukkan Prespektif Estetika Seni dan Space Science Lewat Radio Astronomi

Zetizen.com – Fix! Ungkapan tentang “galeri seni itu membosankan” itu salah. Yap, terbukti nggak hanya menikmati keindahan mengenai seni saja. Melainkan, kamu juga bisa mencari pengetahuan unik yang bakal menyentil rasa ingin tahu kamu. Salah satunya ada pada art Jog, kegiatan Galeri Seni Jogja yang menampilkan berbagai karya Seni. Salah satu yang menarik pada art Jog 9 pada tahun 2016 adalah . Seperti Apa galeri ini?

Art Jog jadi event tahunan bagi pecinta seni, bahkan bagi kalian yang masih pengen tahu soal aplikasi lain seni. Datang ke art Jog juga tidak ada ruginya. Salah satu yang menjadi daya tariknya yakni tampilan karya yang melewati batas. Tidak sedikit yang cukup unik dan mengambil unsur lain. salah satunya yakni karya Venzha Christiawan, seniman yang juga pendiri Indonesia Space science Society (ISSS) tersebut memadukan unsur space science dalam karyanya. Dia tidak hanya sekedar memaksakan unsur tersebut tapi benar-benar membuat rekayasa teknologi yang dapat dibuktikan dalam ranah science.

Karya radio Astronomi pada art Jog 9 ini membutuhkan lokasi yang luas. Sehingga ditaruh dilapangan sebelah lokasi art Jog. (Foto : ISSS)

Pada tahun lalu, dia membuat karya yang cukup fenomenal, yakni Radio Astronomi. Memang sebagian besar pengunjung bertanya-tanya. Banyak dari mereka terheran-heran dan menganggap kalau ini adalah karya teknologi terapan saja. Namun seniman yang tergila-gila dengan alien sejak kecil tersebut mengakui kalau karyanya tercipta bukan sekedar ditonjolkan bagian indahnya. Tetapi Venzha juga ingin menunjukkan kepada pengunjung bahwa membuktikan adanya alam lain diluar galaksi kita adalah zona baru yang ingin diraihnya. “Antariksa itu luas, bahkan dalam teori bigbang mengatakan kalau luar angkasa selalu meluas. Saya ingin menunjukkan itu dalam karya saya” jelas Venzha

Agar mencapai tingkat itu, Venzha membuat DIY Astronomi secara terperinci. Dia memperhitungkan segalanya dan berkonsultasi dengan beberapa ahli. Seperti karya art Jog 9 tahun 2016 lalu, Venzha harus 4 kali bolak-balik Indonesia – Korea Selatan untuk menemui ahli astronomi disana. Kedua ahli ini adalah Myung Hyung RHEE, Executive Office SETI Korea Society dan Myungshin Im, Profesor program Astronomi, Seoul National University. Semua itu dilakukan agar alat ini bukan hanya berfungsi sebagai pajangan seni biasa, melainkan mampu menunjukkan pengunjung adanya intelegensia asing diluar bumi bahkan galaksi kita.

Cara kerja radio Astronomi tersebut diperlihatkan 12 layar, dari situ terlihat gelombang pantulan bunyi ultrasonic yang diterima antena (foto: ISSS)

Semenjak fokus dengan media seni baru dan mendirikan The House of Natural Fiber (HONF) pada tahun 1999. Venzha makin tertarik mendalami science dan bergabung dengan peneliti lokal terkait pendaurulangan energy. Sukses dengan berbagai sarana teknologi, dirinya pun makin menggeluti hobinya mengetahui Astronomi lebih lajut. Sehingga sejak 2010, dia mulai mendalami riset-riset antariksa dari Slovenia, Laboratorium NASA Amerika, hingga Yamaguchi Satellite Earth Station, Jepang.Pembuatan radio astronomi pun tidak hanya di Indonesia. “DIY Radio Astronomi juga saya aplikasikan di Korea Selatan, Jepang, Amerika, Prancis, Arab Saudi dan yang terbaru di Singapura. Namun semuanya punya konsep berbeda” tambahnya. Pembuatan alat ini sendiri memang tidak cepat, Venzha dan tim perlu waktu sekitar 1 – 3 bulan untuk membuatnya.

 Venzha Christiawan (Dua dari kiri) dan tim saat menjadi peserta dalam event Exhibition "NASA : A Human Adventure" tahun 2016. (Foto : HONF)

Tidak ingin berhenti disitu saja, dari Januari kemarin hingga Juli mendatang, seniman satu ini diundang untuk bisa belajar tentang Radio Astronomi lebih lanjut di Institute for Advanced Study di Aix Marseille University, Prancis. Dia pun juga melakukan banyak penelitian bersama The European Space Agency(ESA) di laboratorium Astronomi Marseille, Prancis. ESA merupakan organisasi peneliti Antariksa Seperti NASA yang bermasrkas di Benua Biru. Saat ini seniman dan peneliti ini kembali mempersiap SETI 2 2017 di Yogyakarta pada 29 Juli 2017. Tentunya acara ini bisa kamu ikuti bagi kamu yang penasaran dengan perkemabngan ilmu antariksa.

RELATED ARTICLES

Please read the following article