Are You a Zetizen?
Show Menu

Ini Alasan Kenapa Kita Butuh Tidur dan Proses yang Membuat Kita Tertidur

Zetizen Zetizen 04 Sep 2016
Ini Alasan Kenapa Kita Butuh Tidur dan Proses yang Membuat Kita Tertidur

 

Zetizen.com – Sejak kecil, kamu pasti udah diajarkan kalau tidur itu penting. In fact, rata rata manusia menghabiskan 1/3 umurnya untuk tidur. Nah, tapi sebenarnya apa sih yang membuat kita itu perlu tidur? Proses apa sajakah yang membuat kita akhirnya bisa tidur? (wired/newscientist/bbc/dhs/giv)

 

Kenapa Kita Perlu Tidur?

Jawabannya adalah, ternyata belum ada yang benar benar tahu untuk apa sebenarnya kita tidur. Beberapa teori bilang kalau tidur itu penting untuk menjaga kesehatan, atau malah sebagai sarana regenerasi tubuh. Namun belum benar-benar ada penelitian yang bisa menemukan kesimpulan secara lengkap. In fact, energi yang dihemat tubuh selama tidur hanya sebesar 50kkal atau setara satu tangkup roti bakar.

 

Pengaruh Terbesar tidur adalah pada Otak

Meski demikian, dampak terbesar dari tidur justru beruhubungan dengan otak. Selama tidur, otak akan memperkuat jaringan yang penting dan memutus sisanya. Hal ini membuat informasi bisa tersimpan dala memori jangka panjang lewat tidur. Selain itu, saat kamu kekurangan tidur, beberapa bagian otak tidak akan bekerja msekipun kamu terjaga. Hal ini yang bikin kamu sulit berkonsentrasi, mudah bingung bahkan stress saat kekurangan tidur.

 

Jaringan koneksi pada otak (foto: bbc)

 

Selain itu, ternyata sel dan hormon tubuh juga dipengaruhi oleh tidur. Saat tubuh kekurangan tidur, beberapa hormon akan menjadi nggak stabil dan menimbulkan perubahan pada tubuh. Hal ini bisa aja bikin kamu jadi nggak enak badan, atau menimbulkan rasa nggak nyaman. “Itu menjelaskan kenapa kurang tidur memicu penyakit seperti serangan jantung dan stroke,” ujar Dr. Malcolm von Schantz, ilmuwan asal Surrey University seperti dikutip BBC.

 

Tubuh Kita Diatur Dua Sistem

Well, karena tidur itu begitu penting, pada dasarnya tubuh punya dua sistem pengatur tidur. Pertama, sistem yang disebut “The Circadian Clock”  yang membuat tubuh bangun di siang hari. Sedangkan sistem kedua disebut “The sleep Homeostat” yang dapat memicu seseorang untuk tidur atau mengantuk, walaupun tidak berada di waktu malam atau kondisi gelap.

"The Circadian Clock membuat manusia bereaksi terhadap perubahan lingkungan sekitar yang disebabkan oleh rotasi Bumi Sedangkan The sleep Homeostat memastikan manusia tertidur ketika sudah lelah," kata pemimpin penelitian, Gero Miesenbock dilansir dari Wired.

 

Punya Alarm atau Tombol Alami

Uniknya, pengaruh sleep Homeostat ini sendiri baru saja diteliti pada lalat buah yang dianggap memiliki sistem saraf kendali tidur mirip dengan manusia. Dan ternyata, sistem kontrol tidur yang satu ini bekerja bagaikan sebuah sakelar atau switch.

Pengendalinya adalah sebuah komponen syaraf yang disebut sebagai ‘Sandman’. Sandman ini berfungsi mengatur aliran ion dan impuls listrik kedalam syaraf. Selain itu, ia juga mengatur neuron kontrol tidur yang ada dalam otak.

 

Nggak disangka, dopamine punya peran besar dalam mengontrol tidur. (foto: reset.me)

 

Dipengaruhi Hormon Dopamin

Nah, lalu apa yang menyebabkan switch tadi aktif? Jawabannya adalah dopamin. Saat dopamin mengaliri sistem syaraf, maka sandman akan mengaktifkan koneksi dan mematikan neuron kontrol tidur. Akibatnya, kita akan langsung terjaga. Sementara sebaliknya, saat kadar dopamin menurun, sandman akan mengaktifkan neuron kontrol tidur dan membuat kita mengantuk lalu tertidur.

Sayangnya, meskipun penemuan ‘sakelar’ tidur ini merupakans ebuah kemajuan besar, ilmuwan masih belum menemukan bagaimana cara sandman ini mengukur batasan tidur secara otomatis. "Tidur masih menjadi misteri bagaimana tubuh dapat tertidur tujuh hingga delapan jam dalam sehari. Tujuan jangka panjang kami adalah mencari tahu tujuan terjadinya tidur, mencobanya dan mengendalikannya," ungkap Miesenbock.

RELATED ARTICLES

Please read the following article