Are You a Zetizen?
Show Menu

Sulap Limbah Fashion Menjadi Barang Reusable

Abiyoso Mg Abiyoso Mg 30 Jan 2023
Sulap Limbah Fashion Menjadi Barang Reusable

Zetizen-Ragam model pakaian terus bermunculan seiring dengan berkembangnya industri fast fashion. Namun, melesatnya industri fashion juga berbanding lurus dengan tercemarnya lingkungan. Sisa kain hasil produksi dan pakaian bekas yang nggak dipakai lagi oleh konsumen kerap menimbulkan penumpukan limbah fashion. Jika dibiarkan terus-menerus, limbah tersebut akan berdampak pada pemanasan global. Hal itulah yang memotivasi Fildza Ghassani Andias untuk mengelola limbah fashion menjadi barang yang lebih berguna.

”Waktu awal pandemi yang merupakan masa peralihan dari SD ke SMP, aku merasa bosan karena nggak ada kegiatan sama sekali. Akhirnya, aku mencari kesibukan dan kepikiran buat mengolah limbah fashion. Apalagi, aku melihat sendiri bagaimana sisa-sisa kain itu menumpuk karena di rumahku juga punya usaha menjahit. Jadi, memang berangkat dari barang-barang seadanya. Sisa kain itu biasanya aku jadikan masker, scrunchie, rompi, dan pembalut,” tutur siswa SMPN 6 Surabaya tersebut.

Ide untuk membuat pembalut dari limbah fashion tercetus saat dia melihat artikel yang membahas lamanya pembalut sekali pakai dapat terurai, yakni 500– 800 tahun. Jika dibuang di sungai, tentu itu bisa mengakibatkan gangguan hormon pada hewan yang habitatnya di sana. Kalau ditimbun di TPA, pembalut sekali pakai akan menghasilkan gas metana yang bisa merusak lapisan ozon. Pemutih pada bantalannya juga bisa mencemari tanah dan air. Nggak cuma itu, pembalut sekali pakai mengandung dioksin yang bisa mengakibatkan gangguan reproduksi, lho.

Dalam prosesnya, Fildza dibantu tiga tetangganya karena dia belum mahir betul menjahit. Selain dari sisa kain di rumahnya, Fildza biasa mengambil sisa kain dari penjahit lain. Kain-kain yang telah terkumpul dipilah terlebih dahulu dan dicari yang berbahan katun. Kain tersebut kemudian dipotong sesuai dengan pola pembalut pada umumnya dan dilapisi handuk microfiber yang bisa menahan darah supaya nggak bocor. Meski dari kain sisa, pembalut Fildza itu aman digunakan karena sudah dikonsultasikan sama dokter.

”Agar pembalut buatanku ini dikenal banyak orang, setiap hari aku melakukan sosialisasi di sekolah dan tetangga sekitar. Awalnya, pasti ada yang meremehkan kayak ’memangnya ini aman?’ atau ’kalau ada yang praktis, kenapa harus pakai yang ribet’. Aku nggak menyerah begitu aja! Aku selalu menjelaskan manfaat pembalut kain dan bahaya pembalut sekali pakai. Kesulitan lainnya adalah ketika kain yang didapatkan nggak perfect, jadi harus disambung terlebih dulu dan pengerjaannya pun semakin lama,” lanjut Fildza.

Usaha Fildza dalam mengurangi limbah fashion dan menjaga kelestarian lingkungan membuat masyarakat sekitar sedikit demi sedikit sadar akan pentingnya meminimalkan sampah. Salah satunya, menggunakan pembalut kain sebagai pengganti pembalut sekali pakai. Lewat proyek pengolahan limbah fashion itu, Fildza pun mengikuti penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021 yang bertujuan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Keren, ya!

Selain menjalankan proyeknya, Fildza memiliki aktivitas lain seperti kursus bahasa Inggris di salah satu lembaga di Surabaya dan latihan panjat tebing di KONI. Fildza berharap remaja lainnya memiliki kesadaran dan mau bergerak untuk merawat serta menjaga lingkungan. Yuk, selamatkan bumi bersama! Kalau nggak sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? (arm/c12/lai)

Bergerak Bersama Komunitas

SISTEM pengelolaan sampah yang buruk dan kurangnya fasilitas daur ulang mengakibatkan tumpukan sampah yang nggak pernah berhenti di Indonesia. Untuk itu, kita perlu mulai bergerak. Nah, coba intip beberapa komunitas zero waste berikut yang mungkin bisa menemani pergerakanmu sekaligus belajar tentang kehidupan berkelanjutan. (arm/c12/lai)

ZERO WASTE INDONESIA

Komunitas yang didirikan pada 2018 ini berkontribusi terhadap masalah sampah fast fashion dengan program Tukar Baju. Program tersebut menawarkan solusi ekonomis dan ramah lingkungan untuk berganti busana tanpa mengeluarkan biaya. Caranya adalah menukarkan pakaian bekas kita dan pakaian bekas orang lain yang masih layak. Nggak cuma itu, komunitas ini juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan dan restoran untuk meminimalkan sampah.

WASTE4CHANGE

Waste4Change bergerak sebagai agen perubahan dalam pengelolaan sampah kemasan. Komunitas yang didirikan Mohamad Bijaksono Junerosano itu menciptakan solusi berupa program drop box, yakni pengumpulan sampah kemasan secara berkala. Program tersebut bekerja sama dengan PRAISE (packaging and recycling association for Indonesia sustainable environment) dengan harapan masyarakat sadar akan permasalahan lingkungan.

ZERO WASTE ADVENTURE

Saat melakukan aktivitas di luar ruangan, nggak jarang kita menghasilkan sampah. Nah, Zero Waste Adventure memberikan kelas kepada pencinta aktivitas outdoor untuk mempelajari teknik melakukan aktivitas luar ruangan tanpa menghasilkan sampah. Beberapa materi yang dibahas seperti travel management, tools management, dan calculation supply. Zero Waste Adventure juga memiliki situs web yang memuat banyak artikel tentang hidup berkelanjutan, lho.

RELATED ARTICLES

Please read the following article