Zetizen-Sebelum datangnya MP3 dan kaset tape, perkembangan Vinyl disc cukup berkembang pesat. Bahkan, sampai sekarang, ada orang-orang yang lebih hobi untuk mendengarkan lagu-lagu favorit mereka lewat putaran piringan hitam, lho. Yuk, tanya-tanya dengan Agustinus Shindu Alpito dan David Tarigan sebagai orang-orang yang masih aktif mengoleksi piringan-piringan ini! (c12/kch)

DAVID: Waktu liburan SMP dulu, tahun 1989, mulai beli Piringan Hitam bekas di jalanan Surabaya.

SHINDU: Mulai 2016, sih. Tapi, sebelumnya koleksi rilisan fisik yakni CD.

SHINDU: Pada dasamya, saya sangat suka hal-hal yang terkait dengan dunia audio. Dan Piringan Hitam punya romansa tersendiri. Ada kenikmatan bagi saya ketika membuka sampul Piringan Hitam dan menempatkannya di turntable. Apalagi, medianya -piringan hitam itu sendiri- merupakan salah satu media rekam terbaik yang pernah ada. Kondisi Piringan Hitam akan tetap prima, meski setelah puluhan tahun, apabila disimpan dengan baik dan benar.

SHINDU: Album Puspa Indah dari Chrisye. Selain sangat monumental dan ikonik, bagi saya, Puspa Indah merupakan salah satu karya terbaik Guruh Soekamo Putra yang "dieksekusi" almarhum Chrisye dan Yockie Suryoprayogo dengan sangat sempurna, baik dari lirik maupun musiknya,

DAVID: Tentu pengalamannya. Dari memegang dan menikmati artwork-nya yang cukup besar; membersihkan permukaannya sebelum diputar; menyiapkan turntable serta perangkat lainnya; menempatkannya di platter, needle-dropping. mendengarkan suaranya yang terbuka dan prima; membalik piringannya; hinggal membaca liner notes di sampul.

SHINDU: Karena harga dari Vinyl dan peralatan audio yang mendukung terbilang lebih mahal daripada format rekaman lain, bakal sayang kalau misalnya mau koleksi semata-mata karena tren. Jika sudah benar-benar niat, langkah yang harus diper-. hatikan selanjutnya adalah perawatan dan penyimpanan yang baik dan benar agar Piringan Hitam bisa awet. Kira- kira itu aja, sih. Selebihnya seperti hobi yang lain, dibutuhkan kesabaran, blaya, dan tenaga untuk menekuninya.

Perbedaan kualitas suara terlihat dari warna permukaan Vinyl disc. Disc yang bening atau berwarna biasanya memiliki noise yang lebih jika dibandingkan dengan disc hitam yang biasa.

Salah satu koleksi Vinyl termahal yang pernah terjual adalah milik band rock asal Amerika, The Velvet Underground, yang terjual 25,000 dolar atau sekitar 365 juta rupiah.

Pada 2014, ada sebuah Vinyl disc glow in the dark yang berisi lagu dari Ghostbusters. Jika diputar dalam gelap, Vinyl disc tersebut akan berwarna hijau menyala.