Zetizen.com – Sebagai tanggal terakhir di bulan ke-empat, 30 April dirayakan sebagai hari musik jazz internasional. Yes, Berakar dan mulai dikenalkan di Amerika sejak abad ke-20, musik jazz awalnya merupakan bentuk ekspresi dan kultur masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat loh. Saat itu, musik jazz jadi lambang kebebasan kaum minoritas yang terdiskriminasi.
Tapi dengan berjalannya waktu, musik jazz makin berkembang jadi musik populer. Munculnya berbagai aliran jazz seperti swing dan soul, bikin musik ini jadi lebih variatif dan dinikmati lebih banyak kalangan. Nggak heran kalau kultur musik satu ini pun akhirnya merambah seluruh sudut dunia, termasuk Indonesia. Iya, sejak diperkenalkan pada tahun 1930-an, Indonesia sukses memunculkan musisi-musisi jazz legendaris yang prestasinya udah merambah kancah internasional.
Source : jazzinamerica, allaboutjazz
Bill Saragih jadi generasi awal musisi jazz di Indonesia (Twitter)
Buat generasi sekarang, nama Bill Saragih mungkin terdengar asing. Padahal, sosok satu ini termasuk musisi generasi awal yang ikut berkontribusi meluaskan dan mengenalkan jazz di Indonesia. Pria bernama lengkap Bill Amirsyah Saragih ini dikenal sebagai musisi jazz serba bisa yang mendedikasikan diri sebagai musisi jazz sejak tahun 1940-an. Kepiawaiannya memainkan instrumen-instrumen musik khas jazz seperti saxofone, flute, hingga vibrafon bikin nama Bill Saragih dilabeli sebagai salah satu maestro jazz terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Sejak usia 16 tahun, Bill udah memimpin sebuah band jazz bernama ‘Billy Trio’. Uniknay, meski merupakan orang Indonesia, Bill Saragih lebih banyak berkreasi dan dikenal di luar negeri. Bill bahkan punya beberapa band jazz populer di beberapa negara. Misalnya ‘Bill Saragih and The Blue Note’ di Bangkok, dan ‘Bill Saragih Trio’ di Sydney. Nggak main-main, Bill Saragih juga pernah main sepanggung dengan musisi jazz dunia, Lionel Hampton loh. Karena sepak terjangnya ini jugalah, wafatnya Bill di tahun 2008 lalu meninggalkan duka tersendiri buat dunia jazz di Indonesia. Truly a maestro!
Masih populer sampai sekarang, Indra Lesmana jadi sosok musisi jazz berpengaruh di Indonesia (Pinterest)
Sebagai salah satu musisi populer di Indonesia, Indra Lesmana dikenal lewat dedikasi dan kiprahnya di ranah jazz. Nggak tanggung-tanggung, Indra bahkan udah memulai karir jazz nya sejak tahun 1970-an loh. Maka nggak heran kalau ayah dari aktris sekaligus penyanyi cantik Eva Celia ini pantas disebut sebagai salah satu musisi jazz berpengaruh di Indonesia.
Bakat jazz Indra diturunkan dari sang ayah, Jack Lesmana, yang juga dikenal sebagai tokoh jazz generasi awal Indonesia. Nggak tanggung-tanggung, Indra juga tercatat pernah memperdalam skill bermusiknya pada sosok Bill Saragih yang juga merupakan sahabat ayahnya loh. Dalam kiprahnya, Indra udah banyak banget menelurkan album-album jazz keren. Indra juga ikut menggawangi salah satu band jazz fenomenal Indonesia, Krakatau. Nggak heran deh kalau Indra juga sering banget diundang dalam berbagai festival jazz nasional dan internasional. Kalau kata wartawan jazz asal Inggris sih, Indra disebut-sebut sebagai ‘anak ajaib jazz Indonesia’. Super proud!
Gitaris jazz hebat ini asli milik Indonesia! (Youtube)
Terlahir dengan nama Tohpati Ario Hutomo, musisi jazz satu ini dikenal lewat kepiawaiannya memainkan nada-nada jazz melalui gitar. Yap, Tohpati is indeed one of the best Indonesian jazz guitarist! Memulai karir bermusik sejak usia super muda, keahlian Tohpati memainkan senar-senar gitar emang extraordinary. Buktinya di usia belasan tahun, Tohpati udah banyak menyabet penghargaan gitaris terbaik. Bersama skill gitarnya ini jugalah, Tohpati kemudian menerjunkan diri dan berkenalan dengan dunia jazz.
Sebagai musisi jazz, Tohpati pernah berguru pada tokoh-tokoh jazz kenamaan Indonesia seperti Indra Lesmana dan Donny Suhendra. Bergabung dalam banyak band jazz seperti Halmahera hingga Simak Dialog, karya jazz Tohpati selalu berhasil menyihir para penggemarnya. Beberapa album solonya pun laris dan mendapat tempat di hati pecinta jazz Indonesia. Misalnya album Tohpati (1997), Serampang Samba (2002), dan Song For You (2013). Sebagai gitaris kenamaan, Tohpati juga banyak membantu project album artis-artis tanah air loh. Termasuk diva Indonesia Krisdayanti, Rossa, sampai mendiang Chrisye. Ckck, nggak salah deh kalau Tohpati digadang-gadang bakal jadi ikon jazz Indonesia masa depan!
Penyanyi jazz cewek kenamaan Indonesia nih (Twitter)
Kali ini, sosok ikonik di dunia jazz hadir mewakili kaum wanita. Andien Aisyah, begitulah sosok penyanyi mungil yang pasti udah nggak asing ini dikenal di kancah musik Indonesia. Sebagai salah satu generasi muda penyanyi jazz wanita Indonesia, suara dan lagu-lagu beraliran jazz milik Andien rasanya easy-listening di telinga. Rupanya, bakat luar biasa ini nggak lepas dari minat Andien yang juga super besar di dunia jazz sejak usia belia. Andien kecil dikenal lebih tertarik mendendangkan lagu-lagu jazz dibanding lagu pop yang lebih akrab di telinga anak-anak seusianya loh.
Dedikasi dan kiprah Andien sebagai penyanyi jazz juga nggak perlu ditanya. lewat album pertama bertajuk ‘Bisikan Hati’ yang dirils waktu ia berusia 15 tahun, Andien lantas banyak banget bekerjasama dengan nama-nama musisi jazz kenamaan negeri ini. Misalnya membuat album Kinanti bersama Indra Lesmana dan Aksan Sjuman, juga album Gemintang bersama Tohpati di tahun 2005. Lagu-lagunya? Nggak usah ditanya. Rasanya hampir nggak ada yang belum pernah dengar Let It Be My Way atau Moving On? meski hanya sekilas. Karena kiprahnya jugalah, Andien udah banyak banget memenangkan penghargaan bergengsi. Termasuk, lima penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) yang berhasil direbutnya hingga sekarang.
Kecil-kecil cabai rawit, nggak bangga gimana Indonesia punya pemuda super talented kayak gini? (Billboard)
Tahun 2016 lalu, nama Joey Alexander tiba-tiba mencuat di berbagai media dan jadi perhatian luas masyarakat Indonesia. Penyebabnya, apalagi kalau bukan pencapaiannya berhasil masuk dalam nominasi penghargaan musik dunia, Grammy Award. Dalam ajang super bergengsi itu, Joey Alexander berhasil menyabet dua nominasi sekaligus. Yakni Best Jazz Instrumental Album dan Best Improvised Jazz Solo. Nggak cuma itu, Joey bahkan juga sukses tampil memukau sebagai pengisi acara di ajang itu!
‘Anak ajaib’ asli Indonesia yang lahir di Denpasar 13 tahun lalu ini, emang pantas disebut sebagai generasi musisi jazz termuda Indonesia. Diberkati skill piano yang luar biasa, Joey Alexander sukses menasbihkan diri sebagai pianis jazz muda terbaik yang dimiliki Indonesia. Selain malang melintang di festival jazz internasional sejak usia 10 tahun, Joey juga jadi musisi Indonesia pertama yang masuk dalam jajaran Billboard 200 di Amerika lewat album bertajuk ‘My Favorite Things’ yang dirilisnya tahun 2005. Meski gagal meraih gelar di Grammy, tapi penampilan dan bakat memukau musisi jazz cilik ini udah dapat pengakuan dunia. Ini kali ya yang makna sebenarnya dari kecil-kecil cabai rawit?
Duo ayah anak yang meramaikan dunia jazz Indonesia (Twitter)
Berbicara tentang musisi jazz, ada satu yang nggak boleh ketinggalan. Bukan individu maupun kelompok, skill jazz berbakat kali ini justru dimiliki secara turun temurun oleh sebuah keluarga. Yap, apalagi kalau bukan keluarga Likumahuwa, yang dari generasi ke generasi selalu 'menyumbangkan' musisi jazz hebat di kancah permusikan Indonesia. Nggak tanggung-tanggung, ada seenggaknya tiga orang dalam keluarga ini yang berkecimpung langsung mengembangkan genre musik jazz di Indonesia.
Salah satu yang paling senior, siapa lagi kalau bukan musisi jazz legendaris Benny Likumahuwa. Dengan keahliannya memainkan klarinet, saxofone, hingga trombon, kiprah Benny Likumahuwa di dunia jazz Indonesia udah nggak perlu ditanya. Benny sendiri merupakan anggota dari berbagai band kenamaan seperti Crescendo, The Jazz Raiders, hingga Jack Lesmana Combo. Sang adik, Utha Likumahuwa, juga nggak kalah kece. Musisi yang lahir dengan nama Doa Putra Ebal Johan Likumahuwa ini juga dikenal sebagai penyanyi jazz senior Indonesia. Sebelum wafat tahun 2011 lalu, Utha udah banyak banget mengeluarkan album jazz seperti Nada dan Apresiasi (1982), Untuk Apa Lagi (1990), hingga Tak Sanggup Lagi (1996). Nah, di generasi sekarang, putra Benny yakni Barry Likumahuwa muncul sebagai musisi jazz yang lagi naik daun. Sebagai bassist jazz berbakat, Barry merupakan penggagas dari terbentuknya kelompok musik jazz populer, Barry Likumahuwa Project (BLP). Anak muda masa kini pasti udah nggak asing dong sama BLP yang rajin manggung di berbagai festival jazz kenamaan ini?
Editor: Bogiva