Zetizen.com – Penampilan satu orang DJ aja udah bikin hacep. Bayangkan kalau yang tampil lebih dari satu. Bagaimana jadinya? Nah, keseruan itulah yang sering dibawakan para crowd maker. Apa itu crowd maker? Apa bedanya dengan rave party yang juga diisi banyak DJ?
Rave party adalah acara musik electronic dance music (EDM) yang berlangsung semalam suntuk. Rave party berisi penampilan DJ atau musisi EDM secara live di panggung yang terkesan megah. Biasanya, suasana lokasi rave party dibuat gelap dan ramai sinar laser atau strobe. Oleh karena itu, penonton cuma bisa melihat performers dari depan panggung. Interaksi dengan para DJ pun terbatas. Sebaliknya, crowd maker justru berlangsung tanpa panggung megah, apalagi barikade dan pembatas antara DJ dan penonton. Di sana, cuma ada meja berisi perkakas DJ. Jadi, penonton lebih gampang berinteraksi langsung dengan DJ, bahkan bisa sing-a-long bareng. Cocok buat kamu yang gila insta stories nih!
Rave party seperti DWP, Ultra Music, dan Invasion merupakan acara yang diselenggarakan sebuah promotor atau event organizer (EO). Dari segala sisi (penataan panggung, line-up performers, sistem pembelian tiket, rundown acara) jelas lebih wow. Jangan heran kalau kadang kamu harus merogoh kocek lebih dalam untuk masuk rave party.
Jauh berbeda dengan crowd maker. Biasanya, crowd maker dikemas seperti private party dan dikerjakan sendiri oleh tim DJ yang mengadakan. Mereka sama sekali nggak mengejar keuntungan. Bahkan, salah satu crowd maker seperti PonYourTon (PYT) punya tim sendiri, misalnya tim DJ dan tim design artwork. Meski tampilannya lebih sederhana, mereka tetap menciptakan kesan yang bermakna.
Line-up DJ rave party biasanya bintang tamu yang bergerak sendiri-sendiri, punya management sendiri-sendiri. Selain itu, pemilihan line-up diusahakan se-hits mungkin agar banyak pengunjung yang membeli tiket. Alhasil, dalam satu rave party kamu bisa menikmati berbagai jenis musik EDM. Kalau crowd maker, anggota tim DJ yang mengisi acara nggak berganti. Hal ini dilakukan untuk menjaga karakter tiap crowd maker. Misalnya, Sub Faces dari Surabaya lebih fokus ke musik Deep House dan Tech House. Lalu, PYT dari Jakarta lebih fokus dengan Dance Music .
Editor: Ratri Anugrah