Zetizen- Banyak orang yang merasa bahwa dengan mendengarkan musik bisa membuat dirinya makin senang. Tapi, nggak jarang juga ada yang malah justru terlarut dalam kesedihan saat mendengarkan musik. jika kamu merasa demikian, ternyata ada loh penjelasan ilmiah kenapa hal ini bisa terjadi.
“reaksi Emosi akan terjadi ketika musik diolah oleh otak tepatnya di limbic lobe. Dengan hal tersebut, bagian-bagian seperti amygdala, hypothalamus, thalamus dan cingulate gyrus akan terstimulan dan terjadilah sebuah emosi,” ujar Dr Ruth Herbert, salah satu dosen dari fakultas musik Oxford University
Seperti yang kita ketahui bagian-bagian seperti amygdala, hypothalamus, thalamus dan cingulate gyrus merupakan bagian otak yang berhubungan untuk melepas hormon-hormon yang berpengaruh terhadap mood-mu.
Jika dibanding dengan makanan, musik justru akan lebih cepat bikin mood dan Emosi kita lebih baik atau malah lebih buruk. Hal ini dikarenakan musik memiliki fungsi yang sama dengan bahasa dimana lebih mendalam untuk otak kita. Kasus ini serupa saat kita diberi motivasi atau sebuah hadiah.
Menurut research dari Freie Universität Berlin, baik lagu yang beat dan semangat hingga lagu sedih pun mampu membuat hormon endorphine. namun yang mempengaruhi mengapa masih ada orang yang bisa sedih adalah memory yang ada du lagu tersebut.
Contoh saja, ketika pacar kamu pernah menyanyikan lagu “that’s what i like” dari Bruno Mars yang notabenenya lebih beat dibanding All I Ask oleh Adele . saat putus dan kamu memutarnya, tentu kamu akan teringat mantan dan justru bikin lebih sedih Dibanding dengan lagu “All I Ask” sebenernya jauh lebih galau.
Terus bagaimana dengan orang yang justru merasa lebih baik karena lagu yang sedih? Hal ini dikarenakan lagu sedih bagi beberapa orang bisa menjadi mood stabiliser dan emotional support. Hal ini karena terproduksinya hormon endophin yang membuat kamu lebih senang. Serta tidak ada memory sedih yang kuat di dalam lagu tersebut.