Zetizen.com - Sabtu dan Minggu 14 & 15 Oktober 2017 kemarin, baru aja diadakan sebuah konferensi musik bertajuk Archipelago fest. Archipelago fest menjadi acara pertama di Indonesia yang secara mendalam mengupas segala yang berhubungan dengan musik dari mulai venue acara, produksi musik, label rekaman, hingga membahas fans. Barisan nama-nama legenda musik Indonesia yang juga putra dari Presiden pertama RI Guruh soekarno Putra, Yockie Suryo Prayogo, hingga musisi zaman sekarang seperti dipha barus dan Andien pun turut hadir di Soehanna Hall SCBD Jakarta hari itu.
Salah satu acara menariknya adalah panel diskusi “Live Production” yang diisi oleh Barlian Yoga (Barasuara, Raisa), Echang (Co-Founder liveproduction.id), dan Rendi Kopay (manajer Endah n Rhesa). Rendi Kopay selaku manager Endah n Rhesa pun memanfaatkan kesempatan tersebut buat sharing tentang apa yang sebenernya harus persiapkan oleh band yang baru terbentuk.
“Artist manager itu nggak perlu, yang perlu itu Sound Engineer. Kalau management financial-nya udah beres baru deh nyari manager,” ujar Rendi yang sekaligus merupakan adik dari Rhesa. Sound engineer dianggapnya kebutuhan utama karena dia lah yang akan memastikan musik yang keluar dari musisi yang tampil pas atau enggak.
Setelah beberapa panel diskusi, tibalah panel diskusi yang ditunggu-tunggu, yaitu “Indonesian Pop Music”. diskusi kali ini melibatkan para living legend musik Indonesia dari mulai Guruh soekarno Putra, Yockie Suryo Prayogo, Ade paloh, hingga Mondo Gascaro.
Menurut Guruh, musik pop secara umum adalah lirik apapun yang diiringi dengan instrumen musik Barat seperti drum, gitar, bass. Beda lagi dengan Yockie Suryo Prayogo, yang lebih melihat musik pop dari sisi timing-nya. “Musik pop adalah keniscayaan zaman ketika terjadi perubahan dari masyarakat tradisional ke modern,” sebut Yockie.
Nah sebenarnya apa sih yang jadi pembeda musik pop dunia dengan musik pop Indonesia? kedua living legend ini sama-sama setuju bahwa bahasa adalah pembeda yang utama. “Bahasa itu budaya yang menentukan keotentisan mahluk tertentu. Jadi rasa Indonesia itu lahir ketika kita menulis kalimat berbahas Indonesia lau kita berikan nada yang sesuai dengan bunyi kalimat tersebut,” tutup Yockie.
Diskusi-diskusi yang diadain di Archipelago fest ini pun bermanfaat nggak cuma bagi penikmat musik aja, tapi juga bagi para musisi yang udah melalangbuana hingga level nasional. Contohnya seperti vokalis Barasuara, Iga Massardi yang juga hadir menyaksikan diskusi tersebut.
“Dari tahap pemula sampe profesional dapet insight yang menarik dari acara ini. diskusi ini ngasih bekal yang sangat menyenangkan untuk orang yang mau berkecimpung di dunia musik,” tukas Iga.
Konferensi selama dua hari ini ditutup dengan penampilan dari berbagai band dari dalam maupun luar negeri dari mulai Afrikan Boy (Inggris), Chloe Martini (Polandia), hingga band-band dari Indonesia seperti Fisika Matematika, Feast dan Anomalyst.
Editor: Fahri Syadia