Zetizen.com - Single terbaru taylor Swift, Look What You Made me Do, baru aja rilis di Youtube hari ini (25/8). Dalam waktu kurang dari 12 jam, single tersebut udah menembus 5 juta view aja. Single pengantar untuk album baru itu pun segera menimbulkan respon beragam dari penggemarnya. Kok bisa sih?
Dari Country menjadi Elektrik
Pada awal kariernya, taylor swift pernah dikenal sebagai musisi country. Gitar Akustik menjadi kawannya selama hits-hits terawal, seperti pada lagu Love Story (album Fearless) dan Back to December (album Speak Now).
Memasuki album Red (2011), ada sedikit perubahan warna musik menjadi lebih mainstream pop. taylor swift jadi lebih energik, seperti pada lagu 22 atau pun We are Never Ever Getting Back Together.
Musisi asal Amerika tersebut kembali bereksperimen lebih jauh pada album 1989, yang rilis 2014 lalu. 1989 jadi jauh lebih elektrik, bahkan tanpa pengambilan satu pun live drum asli. Pemilihan cengkok nyanyian pun berubah, menjadi lebih halus, kurang ceria, dan lebih menggunakan nada-nada minor.
Namun ternyata taylor justru mencapai puncak penjualan lagunya pada album tersebut. Total penjualan album yang namanya didasarkan pada tahun kelahirannya sendiri itu mencapai 10 juta kopi, dan menjadi torehan tertinggi selama karier taylor hingga saat ini!
Karena itu lah banyak orang menebak-nebak gimana kah album baru Taylor, Reputation, yang kabarnya akan rilis November 2017 nanti. Seperti apakah warna musik baru taylor Swift? Gimana respon para fansnya? Apakah mampu mengulangi kesuksesan 1989?
Album Reputation
Akhirnya spekulasi para fans dan penikmat musik taylor terjawab hari ini, seiring dengan rilisnya Look What You Made me Do di Youtube. Dengan nama besarnya, nggak mengejutkan single terbaru ini segera menembus 5 juta view dalam waktu 12 jam. Buat yang belum denger, nih dengerin aja langsung lagunya.
Kesan pertama yang bisa kita dapat dari Look What You Made me Do, secara simpel, musik taylor menjadi semakin elektrik. Bahkan lebih Elektrik dari 1989 sekalipun. Versenya bernada rendah, sedangkan reffnya cukup repetitif, dan kental akan nada minor.
Bisa jadi itu lah alasan sebagian penonton buat menekan tombol dislike. Hingga pukul 12 jam videonya dirilis, ada 64.000 dislike berbanding dengan 588.000 like. Untuk hitungan single pertama sebagai pengantar album, Look What You Made me Do mendapat cukup banyak respon negatif.
Dilihat dari cibiran-cibiran yang ada di kolom komentar, rata-rata penonton mengkritik reff Look What You Made me Do yang memang terkesan diulang-ulang. Tapi di sisi lain, banyak juga orang yang merespon positif single ini. Terutama mengapresiasi animasi music video-nya yang keren.
Yang jelas, dari single Look What You Made me Do ini, kita udah mendapat gambaran kira-kira seperti apa warna musik taylor untuk album Reputation (2017) nanti. Tentu saja menjadi lebih elektrik, kemungkinan mengikuti tren musik yang memang sedang ke arah sana.
Dengan nama besar dan jutaan ‘Swifties’ yang loyal, kemungkinan Reputation akan tetap menjadi best seller. Mungkin yang jadi tantangan buat taylor adalah gimana caranya mengulang momen Grammy Awards tahun lalu ketika ia berhasil memenangi kategori Album of The Year untuk album 1989.
Nah kalau kalian sendiri gimana? Lebih suka Tay dengan warna country kayak album-album awal, atau Elektrik seperti sekarang? Yay or Nay untuk revolusi musik taylor Swift, nih?