Zetizen-Lagu galau eman g nggak pernah gagal bikin pendengarnya ikutan mellow. Mulai lagu Glimp of Us milik Joji, All Too Well milik Taylor Swift, sampai Hati-Hati di Jalan-nya Tulus. Yang nggak relate sama liriknya pun bisa ikutan nangis bombai tuh, haha. Berdasar data yang dikeluarkan platform streaming musik digital Spotify, ternyata selera musik mayoritas orang Indonesia memang lagu-lagu bernuansa sedih. Yaps! It’s called sadness paradox!
Fenomena sadness paradox membuat seseorang merasa senang ketika mendengar lagu sedih. Sekalipun kamu lagi nggak merasa sedih. Well, perasaan sedih biasanya diartikan sebagai emosi negative dan normalnya orang akan menghindari perasaan negative.
Penelitian oleh University of Jyväskylä, Finlandia, menyebutkan, mendengarkan musik sedih bisa mendatangkan emosi yang cukup kompleks. Pendengar bakal merasa sedang bernostalgia, menemukan kedamaian, dan rasa cinta. Emosi-emosi itulah yang bikin kita suka banget mendengarkan lagu sedih.
Tahu nggak sih kalau saat menangis, tubuh akan melepaskan hormon prolaktin. Dengan mendengarkan lagu sedih, kamu bisa menipu otak untuk menghasilkan hormon yang bisa membuatmu tenang tersebut. Semakin banyak air mata keluar maka perasaan akan menjadi lebih tenang.
’’Kalau kita menekan emosi negatif, akhirnya kita akan merasa lebih buruk. Penelitian menun jukkan bahwa merasakan kesedihan sesaat dan membiarkan diri kita duduk dengan perasaan itu ketika datang dapat membuat kita lebih bahagia,’’ ungkap jurnalis Helen Russell melansir Well Good.
Merasa nyaman dengan perasaan sedih mengajari kita untuk melihat emosi negatif sebagai bagian yang selalu ada di dalam hidup kita. Dengan begitu, kita akan beradaptasi dan siap ketika menghadapi kesedihan. Di satu sisi, kita bisa terjebak di toxic positivity kalau nggak memberikan ruang untuk merasa sedih. Jadi, nggak ada salahnya mendengarkan lagu yang sedih. Eittts, jangan berlarut-larut juga, ya. Ketika sudah feel better, move on ke lagu yang fun, yuk! (elv/ c12/lai)
Glimpse of Us menduduki peringkat #10 Billboard Hot 100 dan #1 di tangga Lagu Global Spotify serta Spotify AS. Prestasi itu menjadi kali pertama bagi label yang menaungi Joji, yakni 88rising.
Setelah debut di Top 50 Spotify Global, lagu Hati-Hati di Jalan milik Tulus menembus Billboard Global 2022.
Single Tak Ingin Usai menempati posisi pertama di 6 platform musik digital Indonesia secara bersamaan pada 3 Juni 2022. Kini, lagu Keisya Levronka itu sudah didengarkan 23,5 juta pendengar di Spotify.
Mahalini Raharja terpilih menjadi Artist of the Month EQUAL Indonesia untuk Januari 2022 dengan lagu Sisa Rasa. EQUAL Artist of the Month memilih satu artis di setiap negara untuk menjadi sampul dari playlist lokal Spotify. Wajah cantiknya terpampang di salah satu billboard di Times Square New York, Amerika Serikat.
Olivia Rodrigo banjir prestasi melalui Drivers License. Single itu menduduki puncak Billboard Global 200 dan Billboard Global Excl US Charts. Lagu itu juga memecah rekor streaming terbanyak dalam sehari di Spotify, dengan lebih dari 15,17 juta streaming global.
Kalahkan rekor Weird Genius, To the Bone karya Pamungkas menjadi single lokal yang menjuarai tangga Indonesia Top 50 dengan durasi terlama, yakni tujuh minggu berturut-turut. Kesuk[1]sesan itu menjadi kan Pamungkas sebagai artis pria lokal yang paling banyak diputar di Indonesia pada Spotify Wrapped 2020. (elv/c12/lai)