Zetizen.com -  Mendekati akhir tahun, makin banyak aja nih konser-konser keren yang ‘ngantre’ minta didatangi. Mulai dari Liam Gallagher, Ed Sheeran, sampai boyband Korea Seventeen, siap datang buat menyapa penggemar di tanah air. Widiih, siapa yang udah nggak sabar buat seru-seruan dan ‘menggila’ bareng artis kesayangan?

But, hold on guys. Bagaimanapun, mengontrol perilaku waktu nonton konser itu tetap penting diperhatikan, loh. Jangan sampai deh kamu kelewat hypes dan malah bikin penonton lain di sekitarmu jadi kesal. Sebelum bersenang-senang di konser idola, kenali dulu yuk lima tipe penonton konser yang suka dianggap annoying sama penonton lain. So you can make sure that you won’t be one!

Rekam Ini Itu Sepanjang Waktu

Saat melihat artis idola tamapil di depan mata, hasrat buat meng-capture sebanyak mungkin momen emang suka nggak bisa ditahan-tahan. It’s okay guys. Wajar banget nyimpen kenang-kenangan atau sekedar pamer di sosmed. Asalkan, merekamnya juga tahu waktu dan jangan sepanjang konser juga ya. Coba deh pikirkan nasib penonton di belakangmu. Mereka bayar tiket juga buat nonton langsung wajah idola loh, bukan buat nonton handphone atau tabletmu. Oke?

“Sebenarnya aku maklum ada yang pengen merekam konser buat kenang-kenangan. Tapi please lah, jangan sepanjang konser juga. Masa kita yang lain disuruh lihat tablet,” Faya Rizky (15)

 

Over-Hypes Tanpa Lihat Kondisi

Siapa yang bisa nahan buat nggak jingkrak-jingkrak waktu denger lagu favorit secara live? Kamu nggak sendiri, penonton yang lain pun pasti juga merasakan euforia yang sama. Makanya, satu sama lain harus saling menghargai ya. Kamu yang nonton standing, jangan keasyikan joget sampai mengganggu orang sekitarmu. Begitupun kamu yang nonton di sektor seated. Boleh aja sih berdiri, asalkan perhatikan juga orang-orang di belakangmu.

“Paling nggak respect kalau ada yang joget sampai nabrak-nabrak. Atau penonton seated yang terus-terusan berdiri padahal orang di belakangnya duduk semua. Kayak nggak aware banget kalau disitu ada orang lain juga,” Ardila Syakriah (19)

Bawa ‘Perkakas’ Super Mengganggu

Setuju nggak, kalau tujuan utama nonton konser adalah buat menikmati aksi idola sepuas mungkin? Makanya, banyak orang biasanya kesal lihat penonton yang bawa peralatan-peralatan yang sebenarnya nggak diperlukan. Misalnya, monopod (tongsis) atau banner. Nggak cuma mengganggu penonton lain, alat-alat ini sebenarnya juga bisa bikin ribet diri sendiri loh. Gara-gara terlalu sibuk angkat banner atau tripod, momen-momen berharga di konser malah jadi kelewatan deh.

“Sebal banget sama penonton yang bawa perlengkapan aneh-aneh. Banner super gede atau monopod gitu misalnya. Like, sebenarnya mereka ini niat nonton konser atau mau menghalangi penonton lain sih?” Natasha Sekar (21)

Ribet Sama Kenyamanan Diri Sendiri

Namanya nonton konser, tentu harus siap berdesak-desakkan sama ribuan orang lain. Secara nih ya, bukan cuma kita seorang yang nge-fans. That’s why, kedorong-dorong, kepanasan, atau malah kehujanan itu udah jadi konsekuensi yang harus dihadapi. Nggak usah deh marah-marah atau malah sibuk memikirkan kenyamanan diri sendiri. Mending dibuat enjoy aja, penonton yang lain juga merasakan hal yang sama kok!

“Aku pernah punya pengalaman nonton konser outdoor, dan kebetulan hujan. Di situasi kayak gitu ada yang dengan cueknya buka payung. Kenapa nggak dinikmati aja sih namanya juga outdoor,” Eunike Naira (18)

‘Menguasai’ Venue Bareng Rombongan

Kalau kamu berencana nonton konser ramai-ramai bareng rombongan, maka pastikan kamu nggak bikin penonton lain terganggu, ya. Jangan sampai kamu terlalu berisik dan heboh sendiri sampai penonton lain nggak bisa menikmati konser. Kalau ada anggota rombongan yang datang telat, juga harus siap dapat tempat lebih belakang. Nggak usah deh jaga-jagaan tempat. Kan kasihan penonton lain yang udah datang duluan. Setuju?

“Super bete kalau ada penonton yang bawa rombongan banyak banget, terus jaga-jagain tempat pula. Baik itu waktu antre open gate, atau malah di dalam venue. Harusnya first come first served, dong,” Jessica Luigi (20)

 

Editor: Fanny Kurniasari